JAKARTA, Sepintas, tidak ada yang mencurigakan dari sosok Rizal Anwar, salah satu penghuni Rusun Karet Tengsin, Jakarta Pusat.
Pria berumur 24 tahun dengan postur tubuh kecil ini sehari-hari
mencari sesuap nasi dengan menjadi tukang parkir di pasar dekat rusun.
Namun, pada Minggu (29/11/2015) siang, Anwar disambut layaknya penjahat
kelas kakap oleh tetangganya sendiri, sesama penghuni rusun.
Anwar menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap AAP (12) sebagai tersangka pada Minggu siang.
Rusun Karet Tengsin menjadi tempat rekonstruksi pertama yang mengungkap awal mula pembunuhan terjadi.
Koordinator petugas keamanan rusun, Matrik (42), menceritakan bagaimana keseharian Anwar yang sudah menetap di salah satu bedeng dekat rusun lima tahun terakhir.
Anwar tinggal dengan istrinya dan dua orang anak yang masih kecil. Mereka termasuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Di sini, pelaku itu numpang mertuanya. Dia jagain motor-motor di pasar, jadi tukang parkirnya. Kerjanya cuma dari pagi sampai pukul 09.00 WIB, habis itu dia sering keluyuran di sekitar sini," kata Matrik kepada Kompas.com, di sela-sela proses rekonstruksi.
Waktu kosong sehabis kerja itu sering dimanfaatkan Anwar untuk bermain dengan anak-anak sekolah berusia belasan tahun. Salah satu yang sering diajak main adalah AAP.
Bocah perempuan yang masih punya hubungan saudara dengannya itu sering terlihat bersama di lingkungan rusun. Namun, selama ini, sama sekali tidak ada kecurigaan terhadap Anwar jika dia tega memerkosa dan membunuh AAP secara sadis.
"Kalau kelihatan bareng, sering. Tapi warga sini kaget juga dia sampai begitu. Orangnya pendiam. Dia suka jajanin anak-anak di sini juga," tutur Matrik.
Tidak ada satupun warga yang melihat saat-saat di mana Anwar mengajak AAP pergi dari rusun untuk diperkosa di hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat, 22 Oktober 2015 lalu.
Padahal, dari tempatnya membujuk AAP dengan ajakan untuk bermain, harus melewati warung-warung dan lantai dasar rusun yang ramai penghuninya.
Peristiwa itu terjadi saat siang hari, saat di mana seharusnya ramai penghuni yang dapat melihat Anwar mengajak AAP pergi dengan sepeda motor.
Hubungan keluarga dekat
Hubungan keluarga AAP dengan keluarga Anwar cukup dekat. Mertua Anwar adalah kakak dari ayah AAP yang telah meninggal dunia.
Ibu dan kakak AAP sama sekali tidak menaruh curiga kepada Anwar, meski setelah memerkosa dan membunuh, Anwar berpapasan dengan mereka yang sedang mencari AAP.
Awalnya, AAP dikira hanya bermain di tempat temannya sampai larut malam. Tetapi, sampai menjelang tengah malam, AAP tak kunjung pulang. Orang yang ditemui malah Anwar, sosok tukang parkir, kerabat, yang sebenarnya pemerkosa dan pembunuh AAP.
"Dia (Anwar) malah nanya-nanyain saya sama ibu terus, 'serius AAP hilang?' Mukanya kelihatan kaget. Bisa-bisanya dia ngomong begitu, padahal habis sama adik saya," ujar Angga (22), kakak AAP.
Anwar menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap AAP (12) sebagai tersangka pada Minggu siang.
Rusun Karet Tengsin menjadi tempat rekonstruksi pertama yang mengungkap awal mula pembunuhan terjadi.
Koordinator petugas keamanan rusun, Matrik (42), menceritakan bagaimana keseharian Anwar yang sudah menetap di salah satu bedeng dekat rusun lima tahun terakhir.
Anwar tinggal dengan istrinya dan dua orang anak yang masih kecil. Mereka termasuk kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Di sini, pelaku itu numpang mertuanya. Dia jagain motor-motor di pasar, jadi tukang parkirnya. Kerjanya cuma dari pagi sampai pukul 09.00 WIB, habis itu dia sering keluyuran di sekitar sini," kata Matrik kepada Kompas.com, di sela-sela proses rekonstruksi.
Waktu kosong sehabis kerja itu sering dimanfaatkan Anwar untuk bermain dengan anak-anak sekolah berusia belasan tahun. Salah satu yang sering diajak main adalah AAP.
Bocah perempuan yang masih punya hubungan saudara dengannya itu sering terlihat bersama di lingkungan rusun. Namun, selama ini, sama sekali tidak ada kecurigaan terhadap Anwar jika dia tega memerkosa dan membunuh AAP secara sadis.
"Kalau kelihatan bareng, sering. Tapi warga sini kaget juga dia sampai begitu. Orangnya pendiam. Dia suka jajanin anak-anak di sini juga," tutur Matrik.
Tidak ada satupun warga yang melihat saat-saat di mana Anwar mengajak AAP pergi dari rusun untuk diperkosa di hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat, 22 Oktober 2015 lalu.
Padahal, dari tempatnya membujuk AAP dengan ajakan untuk bermain, harus melewati warung-warung dan lantai dasar rusun yang ramai penghuninya.
Peristiwa itu terjadi saat siang hari, saat di mana seharusnya ramai penghuni yang dapat melihat Anwar mengajak AAP pergi dengan sepeda motor.
Hubungan keluarga dekat
Hubungan keluarga AAP dengan keluarga Anwar cukup dekat. Mertua Anwar adalah kakak dari ayah AAP yang telah meninggal dunia.
Ibu dan kakak AAP sama sekali tidak menaruh curiga kepada Anwar, meski setelah memerkosa dan membunuh, Anwar berpapasan dengan mereka yang sedang mencari AAP.
Awalnya, AAP dikira hanya bermain di tempat temannya sampai larut malam. Tetapi, sampai menjelang tengah malam, AAP tak kunjung pulang. Orang yang ditemui malah Anwar, sosok tukang parkir, kerabat, yang sebenarnya pemerkosa dan pembunuh AAP.
"Dia (Anwar) malah nanya-nanyain saya sama ibu terus, 'serius AAP hilang?' Mukanya kelihatan kaget. Bisa-bisanya dia ngomong begitu, padahal habis sama adik saya," ujar Angga (22), kakak AAP.
No comments:
Post a Comment