Politisi Gerindra: Anggota MKD dari Golkar Terbukti Orangnya Novanto


Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa

JAKARTA, Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa menilai, tiga anggota baru dari Fraksi Golkar di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terbukti merupakan loyalis Ketua DPR Setya Novanto.
Hal ini dianggap sangat jelas terlihat setelah tiga anggota itu, yakni Kahar Muzakir (Wakil Ketua), Adies Kadir, dan Ridwan Bae, menolak hasil rapat MKD pada 24 November 2015 yang memutuskan kasus Novanto berlanjut ke persidangan.
"Terbukti memang orang-orang baru ini betul-betul orangnya Novanto," kata Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/11/2015).
Terlebih lagi, lanjut dia, argumen yang disampaikan tiga anggota MKD dari Golkar itu tidak diutarakan dengan kepala dingin.
Anggota MKD, Syarifudin Sudding, menyebut, Kahar Muzakir sampai menggebrak meja dalam rapat tertutup yang berlangsung siang ini.
"Kenapa harus gebrak meja? Mau jago-jagoan di MKD? Ini kan lucu saja. Ini cermin bahwa DPR ini memang sudah enggak layak dipercaya. Ini main-main," ucap Desmond.
Desmond pun mempertanyakan komitmen Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo yang menyatakan mendukung MKD melakukan proses secara terbuka dan transparan.
Menurut dia, anggota Golkar yang ditempatkan di MKD justru sudah menyalahi komitmen tersebut.
"Berarti Bambang Soesatyo ngomong itu enggak sesuai dengan orang yang ada di sini (MKD)," ucap Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Dalam rapat siang ini, tiga anggota MKD dari Golkar kembali mempermasalahkan dasar atau legal standing Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said sebagai pelapor.
 
Mereka juga kembali mempermasalahkan rekaman percakapan antara Setya Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang dianggap tak utuh.
Akhirnya, rapat yang semula mengagendakan penyusunan jadwal sidang Setya Novanto ini pun ditunda tanpa hasil. Rapat akan kembali dilanjutkan pada Selasa (1/12/2015) besok.

Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Novanto kepada MKD dengan sangkaan mencatut nama Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla untuk meminta saham kosong dan proyek pembangkit listrik di Timika, Papua, saat bertemu Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin. Sebagai alat bukti, Sudirman menyerahkan rekaman percakapan Setya, yang didampingi pengusaha M Riza Chalid, dengan Maroef.

No comments:

Post a Comment