Kriminolog: Jessica Bukan Psikopat


Terdakwa Jessica Kumala Wongso mengikuti sidang saksi kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016). Jessica diduga dugaan menaruh zat sianida ke dalam kopi yang diminum Mirna di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Januari lalu.

JAKARTA,  Kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Ronny Rahman Nitibaskara, mengatakan, Jessica Kumala Wongso bukanlah seorang psikopat. Jessica hanya memiliki 4 ciri-ciri orang psikopat dari total 22 ciri-ciri yang ada. "Ada unsur-unsur psikopat dalam diri Jessica, tetapi saya katakan ini perlu diteliti kembali karena ciri-ciri psikopat ada 22 ciri. Saya temukan 4 dari Jessica, tidak ada artinya," ujar Ronny dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Setelah dua kali mengamati Jessica secara langsung dan mengamati rekaman CCTV Kafe Olivier, Ronny menyatakan bahwa Jessica tidak psikopat.
"Dia bukan psikopat. Tetapi menurut saya setelah saya melihat beliau ini termasuk tipe-tipe yang disebut dengan gabungan narcissistic dan emotionally unstable," kata dia.
Ronny menjelaskan, emotionally unstable personality memiliki ciri-ciri seperti perasaan yang mudah berubah, memiliki kebutuhan besar untuk dicintai, tetapi memiliki sedikit kemampuan untuk mempertahankan hubungan.

Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kriminolog: Jessica Sangat Tenang Saat Diperiksa


Terdakwa Jessica Kumala Wongso mendengar kesaksian saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016). Jessica diduga menaruh zat sianida ke dalam kopi yang diminum Mirna di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Januari lalu.

JAKARTA,  Terdakwa kasus dugaan pembunuhan, Jessica Kumala Wongso disebut sangat tenang dalam pemeriksaan oleh kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Ronny R Nitibaskara. "Sedikit pun saya tidak melihat gestur mencurigakan," kata Ronny dalam kesaksiannya di PN Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Dalam pertemuan antara Ronny, Jessica dan psikolog Antonia Ratih, situasinya sangat menyenangkan.
"Silakan tanya yang bersangkutan (Jessica) kalau tidak percaya," ungkap Ronny.
Oleh karena itu, Ronny pindah pemeriksaan dengan metode baseline. Dalam pemeriksaan itu Ronny ingin mengetahui apakah Jessica pemarah dan kerap naik darah.

Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Pengeroyok Mengaku Memukul Andrew Bukan karena Terkait Ahok


Andrew Budikusuma saat menunjukan bukti laporan polisi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/8/2016).

JAKARTA, Polisi membekuk lima orang tersangka pengeroyok Andrew Budikusuma. Kelima orang tersebut ditangkap di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (1/9/2016) dini hari ini. Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto, mengatakan, hasil interogasi sementara, para pelaku mengeroyok Andrew lantaran kesal candaannya tidak ditanggapi.
Setelah candaannya tidak ditanggapi, salah satu pelaku menghampiri Andrew dan terjadilah percekcokan mulut.
"Salah satu pelaku mengajak bercanda korban di dalam transjakarta, tapi korban cuekin sehingga pelaku kesal dan mengeluarkan kata-kata 'Ahok, Ahok, lu Ahok ya?' setelah itu para pelaku mengeroyok korban," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/9/2016).
Budi memastikan, dari keterangan para pelaku, pengeroyokan tersebut tidak ada hubungannya dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Mereka mengeroyok Andrew karena kesal candaannya tidak ditanggapi korban.
"Pengeroyokan ini menurut para pelaku tidak ada hubungannya dengan Pak Ahok," ucapnya.
Akibat ulahnya, mereka terancam dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Pengeroyokan dan pemukulan yang menimpa Andrew terjadi pada Jumat malam pekan lalu, sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu, dia tengah menumpang bus transjakarta dari Kuningan menuju ke Semanggi.
Saat tiba di halte bus transjakarta JCC di Semanggi, ada 3-4 orang memasuki bus yang sama. Ketika melihat Andrew, mereka berteriak, "Ahok, Ahok, lu Ahok ya?" dan mengajak berkelahi, lalu memukul Andrew.
Andrew kemudian melaporkan peristiwa itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya pada Selasa lalu. Dalam laporan yang dibuatnya, Andrew menyertakan barang bukti berupa rekam medis dan bukti visum.

Gestur Tubuh Jessica di Kafe Olivier Menunjukkan Kecemasan


Terdakwa Jessica Kumala Wongso hendak menjalani sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016). Ketiga saksi ahli yakni dokter forensik RSCM Budi Sampurna, Kriminolog UI Ronny Nitibaskara, dan Guru Besar Psikologi UI, Sarlito Wirawan.

JAKARTA,  Kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Ronny Rahman Nitibaskara, mengatakan, gestur tubuh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier pada 6 Januari 2016 lalu menunjukkan kecemasan. Pertama, saat Jessica duduk di ujung kursi pada pukul 16.22.59 WIB, kemudian dia tampak mengambil sesuatu dari tas, terlihat menengok, kemudian pindah ke tempat yang akan diduduki Wayan Mirna Salihin, beberapa kali memperbaiki posisi duduk dan bergeser kembali. Kemudian, Jessica juga mengibaskan rambutnya menggunakan kedua tangan.
"Mengibaskan rambut adalah sinyal menenangkan diri ketika berada dalam situasi dan kondisi tegang, yang membuatnya tidak nyaman, gelisah, cemas. Ketika seseorang berada dalam kondisi itu, dia akan menyentuh bagian tubuh dirinya," ujar Ronny dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Kemudian, Ronny juga menjelaskan tangan Jessica tampak kembali masuk ke dalam tas. Namun, aktivitas tersebut terhalang hiasan pepohonan di Kafe Olivier sehingga tidak terlihat. Ronny menyebut gestur menghalangi itu dilakukan untuk menyikapi sesuatu yang tidak membuatnya nyaman.
"Ini tanda-tanda kecemasan juga," kata dia.
Ronny menuturkan, analisisnya tersebut bukan asal berbicara, melainkan ada literatur yang dia rujuk, yakni dari buku ahli antropologi.
"Itu ada juga dalam literatur. Guru Besar Antropologi di Amerika. Dia meneliti semua gerakan dalam tubuh dan dicek," ucap Ronny.

Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Ahok Bela PT Transjakarta soal PHK terhadap Pegawai


Surat pemberitahuan dari PT Transportasi Jakarta kepada karyawannya soal pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diadukan ke Komnas HAM, Rabu (31/8/2016). Para karyawan yang di-PHK merasa dirugikan karena PHK dilakukan secara mendadak dan tidak ada surat peringatan terlebih dahulu.

JAKARTA,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuding para mantan pegawai PT Transjakarta ingin bermain politik dengan membuat laporan ke Komnas HAM. Terkait laporan pemecatan sepihak, Ahok mengatakan PT Transjakarta dulu memang belum memiliki manajemen sebaik saat ini.
Karena itu, ketika dia mengangkat direktur utama yang baru, bisa saja terjadi penyesuaian terhadap para pegawai.
"Sekarang saya tanya kalau pegawai-pegawai lama, mau belagu-belagu. Memang (PT) Transjakarta dulu beres? Begitu kami masukin orang dari luar, mulai kan ada pemberhentian, didisiplinin, (sekarang) dikerasin mulai berontak," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Ahok mengatakan sebenarnya dia tidak tahu pasti alasan pemecatan terhadap mantan pegawai PT Transjakarta itu. Namun, dia yakin pegawai yang bekerja dengan baik pasti tidak dipecat. Dia kemudian memaparkan perbaikan-perbaikan yang ada di PT Transjakarta saat ini.
Saat ini, jumlah penumpang PT Transjakarta hingga Agustus 2016 sudah mencapai 11,58 juta.
"Nah ini emang kurang ajar aja kadang-kadang begitu loh. Komnas HAM, Komnas HAM terus. Kami mau tawarin anda Rp 3,5 juta UMP tapi ada aturan kerjanya dong. Ada disiplin kan. Ya sudah, tuntut aja kalau mau," ujar Ahok.
Sejumlah mantan karyawan PT Transjakarta yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) per tanggal 1 Juli 2016 mengadukan nasibnya ke Komnas HAM, Selasa lalu.
Mereka yang di-PHK rata-rata merupakan karyawan kontrak yang bekerja di bidang operasional layanan transjakarta. Ada sekitar 150 orang yang kena PHK pada Juli itu.
Isi surat pemberitahuan PHK yang dilayangkan manajemen per tanggal 13 Juni 2016 tidak menjelaskan alasan PHK dilakukan.
"Di surat PHK cuma dikasih tahu kalau masa kerja karyawan itu telah berakhir sampai 30 Juni 2016. Tertera juga kalau keputusan PHK itu didapat dari hasil evaluasi manajemen yang mempertimbangkan kehadiran, kinerja, perilaku, dan surat-surat peringatan. Padahal, mereka ini sama sekali belum dapat surat peringatan apa-apa sama sekali," tutur kuasa hukum mantan karyawan PT Transjakarta dari LBH Jakarta, Oky Wiratama.

Mirna Tunjukkan Sikap Tidak Nyaman dengan Jessica Lewat Gerakan


Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, nampak lelah saat mengikuti sidang ke -14 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016) malam. Pada sidang-sidang sebelumnya, Jessica jarang terlihat berpangku tangan dan melihat ke bawah.

JAKARTA,  Kriminolog Universitas Indonesia, Profesor Ronny R Nitibaskara mengungkapkan sikap tak nyaman Wayan Mirna Salihin dengan Jessica Kumala Wongso lewat gerakan. Gerakan itu saat keduanya pertama kali bertemu di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (1/6/2016). "Perilaku non verbal memberi jarak artinya tidak nyaman," kata Ronny dalam kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Setiap orang, kata Ronny, biasanya cenderung dekat dengan orang lain karena nyaman. Sementara bila memberikan jarak, menandakan adanya penolakan. Saat Mirna dan Jessica bertemu, keduanya, kata Ronny ada jarak.
Saat itu Mirna memeluk Jessica dengan satu tangan. Sementara Hanie alias Boon Juwita berlari kecil dan memeluk Jessica dengan erat. Ronny menjelaskan, dalam otak terdiri dari beberapa macam.
Otak neokorteks, kata Ronny, biasanya menyuruh seseorang untuk berbohong lewat kata-kata. Sementara itu, otak limbik biasanya lebih pada kejujuran. Otak limbik ini biasanya menghasilkan gerakan tubuh.
Dalam analisisnya, gerakan Mirna pada Jessica berasal dari otak limbik dan tak bisa berbohong bahwa tidak dalam kondisi nyaman.
"Gerakan tertentu itu menjadi kunci orang itu berbohong atau tidak," tegas Ronny.

Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Warga Rawajati Bangun Tenda di Pinggir Jalan Setelah Rumahnya Digusur


Sejumlah warga Rawajati, Jakarta Selatan, yang digusur tempat tinggalnya pada Kamis (1/9/2016) pagi kini bertahan di pinggiran jalan. Warga dengan perabotan rumah yang dapat diselamatkan, mendirikan tenda untuk beristirahat.

JAKARTA,  Sejumlah warga Rawajati, Jakarta Selatan, yang digusur tempat tinggalnya pada Kamis (1/9/2016) pagi, kini bertahan di pinggiran jalan. Warga, dengan perabotan rumah yang dapat diselamatkan, mendirikan tenda untuk beristirahat.
Dalam hawa panas siang hari ini, mereka tidur atau duduk di emperan trotoar di samping Kalibata City. Kebanyakan kaum perempuan dan anak-anak, sementara kaum pria menjaga atau mengurus perabotan.
Sejumlah warga RT 09 RW 04 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan itu masih bingung dengan nasibnya. Mereka belum bisa memutuskan pindah ke Rusun Marunda di Jakarta Utara atau tidak.
"Enggak tahu mau ke mana. Saya belum bisa memutuskan sekarang ke mana harus pindah. Sementara pakai tenda dulu," kata Ridwan (68), warga RT 09 RW 04 Rawajati, di lokasi gusuran, Kamis.
Ridwan bertahan di tenda kecil yang dibangun dari kayu dan terpal sambil menjaga barang perabotannya. Dirinya berniat untuk bertahan sampai besok atau lusa di pinggiran jalan tersebut meskpun petugas Satpol PP, kata dia, sudah menawarkan untuk mengantarnya pindah ke Rusun Marunda.
"Saya mau menenangkan diri dulu satu dua hari. Selesai itu baru gimana caranya, apa ngontrak, atau ke rumah saudara, mungkin nanti ada jalannya," kata pemilik warung nasi yang digusur itu.
Ati (54), warga RT 09 RW 04 lainnya, mengatakan hal senada. Dirinya menunggu kesepakatan bersama warga lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Belum ngumpul lagi. Tapi kalau buat ke rusun (Marunda) saya enggak akan mau. Jauh di pinggir laut, usaha apa. Kalau di sini usaha gampang," ujar Ati.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan telah menertibkan puluhan rumah milik 60 kepala keluarga di lokasi itu.
Sejumlah personel Satpol PP terlibat bentrokan dengan warga saat penertiban berlangsung. Namun saat ini kondisi di lokasi penertiban sudah kondusif. Pembongkaran rumah warga yang sebagian besar bangunan semi permanen di pinggir rel dekat Kalibata City itu telah usai.

Lima Pengeroyok Andrew Dibekuk Polisi


Andrew Budikusuma saat menunjukan bukti laporan polisi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/8/2016).

JAKARTA,  Polisi membekuk lima orang tersangka pengeroyok Andrew Budikusuma. Kelima orang tersebut ditangkap di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (1/9/2016) dini hari ini. "Kelima pengeroyok Andrew kami tangkap pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB di rumahnya masing-masing di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Dua pelaku lagi masih kami buru," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto, saat dikonfirmasi, Kamis.
Kelima tersangka pengeroyok tersebut berinisial DS (21), HBP (26), MA alias Aweng (31), SR (17), dan AR (21).

Mereka terancam dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Pemukulan dan pengeroyokan yang menimpa Andrew terjadi Jumat malam pekan lalu pada sekitar pukul 20.30 WIB. Saat itu, dia tengah menumpang bus transjakarta dari Kuningan menuju ke Semanggi.
Saat tiba di halte bus transjakarta di Semanggi, ada 3-4 orang memasuki bus yang sama. Ketika melihat Andrew mereka berteriak menyebut nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Mereka menghampiri Andrew sambil berteriak, "Ahok, Ahok, lu Ahok ya?" dan mengajak berkelahi, lalu memukul Andrew.

Andrew kemudian melaporkan peristiwa itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya pada Selasa lalu. Dalam laporan yang dibuatnya, Andrew menyertakan barang bukti berupa rekam medis dan bukti visum.

Kuasa Hukum Jessica Keberatan Penasihat Kapolri Jadi Saksi


Guru Besar Kriminologi UI, Profesor Ronny R Nitibaskara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).

JAKARTA,  Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, keberatan penasihat Kapolri, Profesor Ronny Nitibashkara, menjadi saksi dalam persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016). Rony merupakan Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia. "Dia sendiri sebagai penasihat Kapolri dan diperintah Kapolri, kalau seorang di bawah perintah Kapolri, tak mungkin independen," kata Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.
Padahal, kata Otto, dalam persidangan membutuhkan keahlian secara independen. Semetara Ronny dinilai tak independen.
Menanggapi itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Shandy, mengatakan, independensi dinilai bukan dari latar belakang kerja, melainkan objektivitas keterangan. Selama keterangan objektif, maka Ronny bisa dimintai keterangan.
Ronny ikut berpendapat bahwa sebagai penasihat Kapolri, ia tak melulu membela. Bahkan, kerap kali ia mengkritik institusi kepolisian.
Setelah mendengarkan keterangan, Ketua Majelis Hakim, Kisworo menegaskan bahwa Ronny bisa dimintai keterangan.
Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Ahok: Bu Ratna Sarumpaet Memang Ada di Mana-mana, Syarif Juga


Warga Rawajati terluka akibat bentrok dalam penertiban dengan petugas. Kamis (1/9/2016)

JAKARTA,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya tertawa kecil ketika mendengar kabar kehadiran aktivis Ratna Sarumpaet dan anggota DPRD DKI Jakarta, Syarif, di lokasi penertiban permukiman di Rawajati, Jakarta Selatan, pada Kamis (1/9/2016) pagi.
Ahok mengatakan kedua orang itu memang sering hadir untuk membela warga dan melawan petugas dalam kegiatan penertiban.
"Bu Ratna mana ada enggak (datang di penertiban), (dia) ada di mana-mana kok. Kayak Syarif juga gitu kan. Ya sudahlah," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Dalam penertiban pagi ini, Ratna dengan nada lantang meminta petugas Satpol PP tidak melakukan penertiban. Ratna meminta petugas menunjukan surat tugas untuk melakukan penertiban tersebut.
Ratna berorasi di hadapan petugas Satpol PP agar mengikuti prosedur dalam upaya penertiban, misalnya memberikan surat peringatan (SP) 1, 2, dan SP 3.
Ahok telah menyerahkan jalannya penertiban Rawajati kepada Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi. Dia ingin menguji Tri dalam hal menertibkan permukiman liar.
Ahok juga mengatakan Pemprov DKI sudah memberi tempat relokasi bagi warga Rawajati, yaitu di Rusun Marunda. Selain itu, warga Rawajati yang memiliki usaha juga sudah ditawarkan untuk berjualan di pasar milik PD Pasar Jaya.
"Kalau kamu dagang, otomatis (dapat kios). Sama juga kayak waktu kamu mau dagang, mau digeser ke rusun, kamu langsung dapat kios," kata Ahok.
Dalam penertiban di Rawajati pagi ini, warga mencoba untuk menghadang petugas.  Penertiban sempat ricuh. Sejumlah petugas Satpol PP dan warga mengalami luka-luka akibat kericuhan itu.
Meski demikian, situasi di lokasi kemudian terkendali. Petugas membantu warga yang bertahan di dalam rumah untuk mengeluarkan perabotan mereka. Alat berat pun sudah mulai membongkar rumah warga.

Kesempatan Terakhir JPU Hadirkan Ahli dalam Persidangan Jessica


Majelis hakim mengajak saksi dan Jessica Kumala Wongso memperagakan kondisi di meja nomor 54 kafe Olivier saat sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2016) pagi.

JAKARTA,  Hari ini, Kamis (1/9/2016), merupakan kesempatan terakhir bagi jaksa penuntut umum (JPU) kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso menghadirkan saksi-saksi dalam persidangan. Pada akhir persidangan Rabu kemarin, salah satu JPU, Meilany Wuwung, mengatakan, sidang hari ini akan menghadirkan dua ahli, yakni Kriminolog UI Ronny Nitibaskara dan Guru Besar Psikologi UI Sarlito Wirawan.
"Untuk besok (hari ini) sudah konfirmasi Prof Ronny dan Bapak Sarlito. Kami sudah dapat menginformasikan karena sudah konfirmasi," ujar Meilany, Rabu (31/8/2016).
Dari banyaknya saksi dan ahli, JPU selama ini telah membuat skala prioritas pihak mana saja yang harus dihadirkan terlebih dahulu. JPU Ardito Muwardi menyatakan, keterangan ahli yang sudah dihadirkan di persidangan selama ini saling mendukung satu sama lain. JPU pun sudah bisa menarik kesimpulan.
"Kita buat skala prioritas. Yang penting kami sudah mempunyai kesimpulan apa yang harus kita susun," kata Ardito seusai persidangan kemarin.
Setelah mendengarkan keterangan saksi dan ahli, majelis hakim akan memberi kesempatan kepada tim kuasa hukum Jessica untuk menghadirkan saksi maupun ahli yang meringankan.
Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Polisi: "Posting" di Facebook Soal Kostum Batak Jokowi Sudah Dihapus


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat Batak Toba (Samosir) dalam kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Senin (22/8/2016).

MEDAN,  Pemilik akun Facebook Nunik Wulandari II dan Andi Redani dilaporkan oleh warga Medan bernama Lamsiang Sitompul (47) atas dugaan penghinaan terhadap Presiden RI Joko Widodo dan suku Batak terkait penutup kepala yang digunakan orang nomor satu di Indonesia itu dalam rangkaian Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016. Namun, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, pemilik akun telah menghapus postingannya.

"Penyidik dari unit cyber Ditreskrimsus sedang melakukan investigasi online medsos untuk mendapatkan jaringan pertemanan dan identitas terlapor. Karena postingan di akun Facebook sudah dihapus oleh terlapor sejak laporan polisi dibuat," kata Rina, Senin (29/8/2016).

Hal senada juga dikatakan Kasubid Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan.

"Kasusnya masih ditangani unit cyber crime Ditreskrimsus. Penyidiknya masih mengumpulkan bukti-bukti," ujar Nainggolan.

Sebelumnya diberitakan, Polda Sumut menerima pengaduan penghinaan yang ditujukan kepada Jokowi dan suku Batak melalui akun Facebook oleh Lamsiang Sitompul pada 23 Agustus 2016 dengan STTLP/1094/VII/2016/SPKT III dengan terlapor pemilik akun Facebook Nunik Wulandari II dan Andi Redani.

Lamsiang melaporkan keduanya karena menilai keduanya telah melontarkan ujaran kebencian atau hate speech kepada suku Batak dan Presiden Republik Indonesia. Unggahan gambar serta kata-kata di Facebook yang disuguhkan akun Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa dinilai mengandung penghinaan harkat martabat, harga diri, yang mempermalukan komunitas Suku Batak.

"Aku merasa bagian dari suku Batak. Aku laporkan juga kerugian moril yang dialami komunitas Suku Batak karena merasa dipermalukan, direndahkan, dihina harkat dan martabat serta harga diri menjadi tercemar. Aku harap laporan ini membuat efek jera supaya kejadian seperti ini tidak terulang," ucap Lamsiang.

Pada akun Facebook Nunik Wulandari II dan Andi Redani Putribangsa, keduanya mengunggah foto Presiden RI Jokowi mengenakan pakaian adat raja Batak Toba.
Pemilik menuliskan sejumlah kata-kata yang dianggap mengandung unsur penghinaan. Mereka menyebut penutup kepala yang dipakai Jokowi mirip yang digunakan Lady Gaga sehingga disebut Lady Gagal oleh Andy Redani Putribangsa, sedangkan akun Nunik Wulandari II menuliskan Jokowi terlihat buruk menggunakan pakaian adat tersebut. Namun saat ditelusuri, tidak lagi terlihat unggahan seperti yang dilaporkan Lamsing.

"Tim penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus sedang bekerja. Undang-Undang yang diduga dilanggar pemilik akun adalah Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik. Unsur perbuatan melawan hukum lainnya adalah Pasal 157 KUHPidana," kata Nainggolan waktu itu.

Cerita Dokter Forensik Pernah Dipukul dan Diancam Senjata Tajam Saat Otopsi


Terdakwa Jessica Kumala Wongso saat mengikuti sidang saksi kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016). Jessica merupakan terdakwa kasus pembunuhan Mirna dengan dugaan menaruh zat sianida ke dalam kopi yang diminum Mirna di Cafe Olivier, Grand Indonesia, Januari lalu.

JAKARTA, Ahli Kedokteran Forensik dari Universitas Indonesia (UI), Profesor dr Budi Sampurna, bercerita soal pengalamannya melakukan otopsi. Menurut dia, untuk melakukan otopsi di Indonesia bukan perkara mudah. Sebab, tindakan itu masih tak lazim dan mendapat pertentangan di masyarakat. "Beberapa kali (dokter) dipukul di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Bahkan, ada beberapa peristiwa yang mengerikan sekali. Keluarga korban ada yang gunakan senjata tajam," kata Budi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016), saat menjadi saksi dalam sidang pengadilan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso.
Karena itu, kata Budi, dokter tak akan melakukan otopsi bila tidak dilindungi polisi. Perlindungan itu wajib melekat pada setiap dokter yang melakukan otopsi. Hal itu juga berlaku dalam kasus Wayan Mirna Salihin.
"Kami masih gak yakin dengan perlindungan keamanan di Indonesia," katanya.
Fakta soal jenazah Mirna tak diotopsi terungkap saat pemeriksaam dokter forensik dari Rumah Sakit Sukanto Mabes Polri, dr Slamet Purnomo beberapa minggu lalu.
Otopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang telah meninggal. Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan bagaimana orang tersebut meninggal.
Alasan Slamet saat itu tidak melakukan otopsi lantaran penyidik hanya meminta untuk dilakukan pengambilan sampel lambung, empedu, hati dan urine. Selain itu, jenazah Mirna juga sudah dalam kondisi diawetkan dan dirias. Alasan lainnya adalah bahwa tak melulu setiap kasus kematian harus diotopsi.
Mirna meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Berdasarkan pemeriksaan polisi, Mirna dikatakan meninggal karena racun sianida. Racun itu masuk ke tubuh Mirna lewat kopi yang diminumnya itu.

Dikritik gara-gara Terima Relawan, Ahok Tegaskan Balai Kota Terbuka bagi Siapa Saja


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menerima roti buaya dari relawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/8/2016).

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan Balai Kota terbuka bagi siapapun. Baik mereka yang datang untuk urusan politik ataupun tidak.
Karena itu, ia merasa tidak berhak mengusir relawannya yang sempat datang ke Balai Kota pada Senin (29/8/2016) lalu.
"Sekarang Balai Kota terbuka untuk siapapun. Orang mau datang, siapa (saja), masa boleh kami usir?" kata Ahok di Balai Kota, Rabu ini.
Ahok dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat memang menerima kedatangan sekelompok orang yang mengatasnamakan relawan Ahok-Djarot di Balai Kota pada Senin lalu. Pada kesempatan itu, keduanya menerima bingkisan berupa roti buaya sebagai simbol pinangan relawan Ahok-Djarot.
Peristiwa itulah yang diprotes para anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Mereka menilai Ahok telah menyalahgunakan wewenang dan jabatan serta melakukan kampanye terselubung atas tindakannya itu.
Namun Ahok menolak anggapan tersebut. Ia menegaskan bahwa Balai Kota terbuka bagi siapa saja.
"Orang yang datang kritik saya juga boleh kan? Yang demo saya juga boleh kan? Itu orang (ACTA) tidak usah didengerin-lah," kata Ahok.

Berbekal Motor Pustaka, Serka Darwis Tebarkan "Virus" Membaca ke Pelosok Desa


Serka Darwis Tiro, anggota Koramil Mambi Polewali Mamasa ini setiap hari rutin menyambagi sekolah dan perkampiungan di peslosok desa sambil membawa koleksi buku-buku bacaan.

MAMASA,  Berbekal motor dinas yang dimodifikasi sedemikian rupa, Serka Darwis Tiro menebarkan "virus" membaca ke pelosok-pelosok desa di Mambi, Mamasa, Sulawesi Barat.
Pagi hari di saat anak-anak mulai belajar di sekolah, anggota Koramil 1402-07 Mambi Mamasa itu sudah menerabas berbagai rintangan sambil membawa puluhan buku dan majalah bekas di sepeda motornya.
Jalan yang licin, berlumpur, hancur, ataupun terjal ia lalui tanpa menyerah. Ia selalu berusaha tiba di sekolah sebelum jam istirahat atau pulang sekolah agar buku-buku bacaan yang dibawanya bisa jadi santapan para siswa.
Perjalanan jauh dan menantang itu terbayarkan ketika kehadiran motor pustakanya mendapat sambutan antusias para siswa di sekolah ataupun permukiman warga.
Belum sampai motornya diparkir, Darwis sudah dikerubuti puluhan anak yang berlomba-lomba ingin mendapatkan buku lebih dulu.
Tak ada ruangan perpustakaan khusus untuk membaca bagi anak-anak itu. Pinggir jalan dan pohon rindang menjadi ruang baca saat mereka melahap isi buku atau majalah tersebut.
"Hati-hati, Dik, jangan rebutan. Awas, bukunya jangan sampai robek," kata Darwis saat anak-anak mulai berebut buku bacaan.
Serka Darwis Tiro, anggota Koramil Mambi Polewali Mamasa ini setiap hari rutin menyambagi sekolah dan perkampiungan di peslosok desa sambil membawa koleksi buku-buku bacaan.
Keterbatasan koleksi buku bacaan yang dibawanya menyebabkan para siswa itu hanya bisa meminjam dan membacanya untuk sementara waktu. Meski demikian, orangtua siswa merasa lega karena anak-anak mereka dapat mengisi waktu dengan melakukan hal bermanfaat.
Yohanes, salah satu orangtua siswa, merespons positif kehadiran prajurit TNI yang dipelopori Darwis untuk mencerdaskan anak-anak pelosok terpencil.
"Sebagai orangtua siswa, saya bersyukur motor pustaka bisa membantu para siswa untuk mendapatkan sumber-sumber bacaan yang lebih beragam di tengah kemiskinan anak-anak untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang berfariasi," ujar pedagang asal Mambi tersebut.
Buku-buku yang dibawa Darwis itu menjadi sesuatu yang berharga bagi anak-anak di desa tersebut. Maklumlah, selama ini mereka jauh dari akses komunikasi dan informasi.

Polisi Kembali Periksa Saksi-Saksi Terkait Kematian Mahasiswa UI Tahun Lalu


Surat Wasiat korban tenggelam di danau UI, Akseyna Ahad Dori (19), yang ditemukan di kos-kosannya,di Wisma Widya yang berlokasi di gang H. Usman, Kukusan, Depok.

JAKARTA,  Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan membenarkan bahwa teman dekat dari Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang ditemukan tewas di Danau Kenanga, kompleks kampus UI pada Maret 2015, diperiksa pihaknya. Hendy mengatakan bahwa teman Akseyna yang bernama Jibril  menjalani pemeriksaan psikologis pada Selasa (30/8/2016) kemarin.
"Iya kemarin dia (Jibril) menjalani pemeriksaan psikologis," kata Hendy saat dihubungi Kompas.com, Rabu ini.
Jibril, merupakan teman Akseyna yang menemukan surat wasiat di kamar kos pria asal Yogyakarta tersebut. Dalam surat itu terdapat tulisan berbahasa Inggris yang menyatakan Akseyna akan pergi jauh dan tidak perlu dicari.
Hendy enggan merinci materi pemeriksaan terhadap Jibril. Ia hanya mengatakan segala sesuatu yang dilakukan penyidik dalam menangani kasus kematian Akseyna semata-mata untuk menguak misteri kematian pria yang akrab disapa Ace tersebut.
"Kami tidak bisa share, semua yang penyidik lakukan adalah untuk membuat terang suatu perbuatan pidana dan menemukan tersangka," ucapnya.
Hendy menambahkan, Rabu ini dan Jumat mendatang akan ada lagi saksi yang diperiksa. Namun ia enggan menyebutkan identitas saksi tersebut.
Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga, kompleks Kampus UI pada Maret 2015. Polisi meyakini, ia meninggal karena dibunuh. Kondisi fisik dan lingkungan sekitar lokasi ditemukannya jenazah mahasiswa itu mengindikasikan hal tersebut.
Kondisi fisik Akseyna dilaporkan lebam di kepala, bibir, dan telinga, juga dicurigai ada indikasi bahwa ia sempat dianiaya pelaku. Selain itu, ranselnya yang hanya dikaitkan, tidak diikatkan, membuat Akseyna seharusnya bisa mudah untuk melepaskan tasnya.

Sulistina Sutomo, Istri Pahlawan Bung Tomo Berpulang

SURABAYA,  Sulistina Sutomo, istri mendiang Pahlawan Nasional Bung Tomo, dikabarkan meninggal dunia dalam usia 91 tahun, Rabu (31/8/2016) dini hari.
Sulistina mengembuskan napas terakhir setelah beberapa hari dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Bambang Sulistomo, salah satu putra Bung Tomo, mengatakan bahwa ibunya sudah lama menderita radang paru-paru.
"Kata dokter, sempat kemasukan makanan, tapi sudah dibersihkan," kata Bambang ketika dikonfirmasi, Rabu pagi.
Almarhumah meninggal dunia pada pukul 01.42 WIB dini hari tadi. Dari RSPAD Jakarta, Sulistina akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Haji Muhasyim Buntu 45, Tarogong, Cilandak Barat, Jakarta.
"Siang nanti baru akan dibawa ke Surabaya melalui Bandara Halim Perdanakusuma," kata Bambang.
Sampai di Surabaya, jenazah Sulistina akan dishalatkan di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya. Jenazahnya akan dimakamkan di sisi makam Bung Tomo di Tempat Pemakaman Umum Jalan Ngagel Surabaya.
"Kami atas nama keluarga memohon maaf kepada masyarakat jika ibu punya salah," ujar Bambang.

Ahok Gunakan Pola Gugatan Gubernur Lampung untuk Perkuat Gugatan Uji Materi


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat wawancara wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).

JAKARTA,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memasukkan gugatan yang pernah diajukan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dalam materi gugatan perbaikan yang diajukannya ke Mahkamah Konstitusi. Materi itulah yang akan dibacakannya dalam sidang lanjutan uji materi UU Pilkada di Gedung MK, Rabu (31/8/2016) siang.
"Kami cari, kan dulu ada orang yang mengajukan uji materi ini kepala daerah mana saja. Kami dapatkan (contoh) yang kepala daerah Lampung dulu, bagaimana caranya supaya mereka bisa dapat diterima (gugatannya)," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu pagi.
Pada 2008, Sjachroedin pernah mengajukan gugatan uji materi terhadap Pasal 58 huruf (q) Undang-Undang (UU) No12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Saat itu, Sjachroedin keberatan apabila calon petahana yang hendak mencalonkan kembali harus mundur dari jabatannya. Hasilnya, MK mengabulkan gugatan Sjachroedin. Calon petahana tidak perlu mundur, tapi harus cuti di luar tanggungan negara.
"Jadi, kami contek saja polanya seperti apa. Nanti itu yang akan kami sampaikan," ujar Ahok.
Ahok mengajukan uji materi Pasal 70 ayat 3 tentang Cuti Kampanye yang diatur dalam UU Pasal 70 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada).
Pada sidang perdana Senin (22/8/2016), majelis hakim MK meminta Ahok memperbaiki gugatannya sesuai dengan masukan dari hakim MK. Salah satunya adalah untuk memaparkan kerugian konstitusi terkait pasal soal cuti kampanye bagi petahana dalam Undang-undang tentang Pilkada.
Ahok mengaku sudah memperbaiki gugatannya dan mengirimkan berkasnya pada Jumat (26/8/2016). Masa kampanye Pilkada Serentak 2017 akan digelar dari 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017.
Aturan yang ada saat ini mengharuskan seorang calon petahana untuk cuti selama masa kampanye. Namun, Ahok ingin agar calon petahana diberi pilihan antara cuti kampanye atau tidak cuti dengan risiko tidak boleh berkampanye.

Dokter Forensik: Keluarga Keberatan Mirna Diotopsi


Ahli kedokteran forensik, Budi Sampurna di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).

JAKARTA, Ahli Kedokteran Forensik dari Universitas Indonesia, Profesor dr Budi Sampurna mengungkapkan, keluarga keberatan Wayan Mirna Salihin diotopsi. "Tidak dilakukan otopsi. Pada waktu pemeriksaan, penyidik menjelaskan, waktu itu keluarga korban keberatan kalau dilakukan pemeriksaan dalam atau otopsi," kata Budi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).
Budi mengatakan antara penyidik dan keluarga Mirna berdiskusi. Hasilnya, hanya pengambilan sampel dalam tubuh Mirna untuk pemeriksaan secara toksikologi. Budi menyebut keberatan itu lazim, sehingga tak jadi masalah.
Fakta soal jenazah Mirna tak diotopsi terungkap saat pemeriksaam dokter forensik dari Rumah Sakit Sukanto Mabes Polri, dr Slamet Purnomo beberapa pekan lalu.
Otopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang telah meninggal. Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan bagaimana orang tersebut meninggal.
Alasan Slamet saat itu tak dilakukan otopsi lantaran penyidik meminta dilakukan pengambilan dari sampel lambung, empedu, hati dan urine. Selain itu, jenazah Mirna juga sudah dalam kondisi diawetkan dan dirias. Alasan lainnya adalah bahwa tak melulu setiap kasus kematian harus diotopsi.
Mirna meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut.
JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kelompok HAM Tuduh Palestina Membungkam Kritik dan Melakukan Penyiksaan


PM Hamas, Ismail Haniya (tengah) diapit delegasi PLO dari Tepi Barat, saat mengumumkan kesepakatan Hamas dan Fatah membentuk pemerintahan bersama sebelum menggelar pemilu dalam tujuh bulan.

NEW YORK,  Sebuah kelompok pegiat hak asasi manusia menuduh para pejabat Palestina membungkam perbedaan pendapat dan kritik. Human Rights Watch (HRW), yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS) menyatakan, praktik tersebut dilakikan baik Otorita Palestina di Tepi Barat, maupun saingannya, kelompok militan Hamas di Jalur Gaza.
Keduanya, kata HRW, melakukan penangkapan, penyiksaan, serta menghukum para wartawan maupun pegiat yang mengkritik pemerintah.
"Kedua pemerintahan Palestina, secara terpisah, ternyata melakukan metode pelecehan, intimidasi, dan pelanggaran fisik terhadap siapapun yang mengecam mereka," demikian Sari Bashi, Direktur HRW Israel dan Palestina kepada AFP.
"Rakyat Palestina telah berusaha keras mendapatkan perlindungan dengan menjadi anggota masyarakat internasional, dan pemimpin mereka seharusnya menjalankan kewajiban traktat secara serius," tambahnya.
Laporan HRW antara lain mengutip penangkapan seorang mahasiswa berumur 21 tahun sebanyak tiga kali di Tepi Barat.
Mutaz Abu Lihi, anggota satu kelompok musik rap, dipukuli, giginya patah, disiksa, dan dipaksa bekerja sebagai seorang informan.
Pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, kejadian pelanggaran dan penyiksaan tidak berhubungan.
Sementara juru bicara Otorita Palestina, Adnan al-Damiri, mengatakan, "Kami mendukung traktat internasional yang kami tanda tangani dan menghormati hak asasi manusia."
Namun para pejabat Hamas menolak memberikan komentar.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam kebungkaman AS sehubungan dengan pembunuhan orang yang memiliki dua kewarganegaraan, Palestina-AS, oleh pasukan Israel di dekat Ramallah.
Di dalam satu pernyataan, kementerian tersebut menyerukan Washington agar bertanya kepada pemerintah Israel mengenai kasus di balik pembunuhan Iyad Zakariya Hamed (36), ayah dua anak itu.
Kementerian itu menyatakan Pemerintah Israel dan Perdana Menterinya Benjamin Netanyahu harus dimintai pertanggung-jawaban atas kejahatan keji dan konsekuensi dari penghukuman mati di lapangan.

Ketika Ahok Diprotes Calon Anak Magangnya...


Calon anak magang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Anogo Halim, kecewa karena ditolak magang di Balai Kota DKI Jakarta

JAKARTA,  Ada hal menarik ketika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok baru saja tiba di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (31/8/2016) pagi. Ahok dihadang oleh seorang pendaftar program magang di kantor Gubernur DKI Jakarta. Pria bertubuh tinggi besar yang menghadang Ahok itu diketahui bernama Anogo Halim. Dia memprotes permohonan magangnya yang tidak ditindaklanjuti oleh para staf Ahok.
Anogo terlihat menyerahkan surat dan meminta Ahok membubuhkan tanda tangan di kertas tersebut.
"Enggak apa-apalah saya ditolak. Saya besok sudah balik Medan dan saya minta Pak, saya minta tanda tangan Bapak di sini. Tanda tangan di tangan, di tangan saya, agak kuat sedikit, biar saya rasakan sakitnya, Pak," kata Anogo kepada Ahok.
Ahok pun menuruti permintaan Anogo. Sementara itu, staf, ajudan, staf pengamanan dalam yang mengerubuti Ahok terlihat tertawa melihat tindakan Anogo.
Setelah Ahok menandatangani kertasnya, Anogo berterima kasih kepada Ahok.
"Kapan pun dikasih kesempatan (magang), saya siap, Pak. Kalau mau duel pun, saya siap, Pak! Terima kasih Pak atas waktunya. Maaf saya sedikit lancang," kata Anogo.
Anogo lalu berpamitan kepada Ahok karena hendak pulang ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
Seusai mengadu kepada Ahok, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen Medan itu menjelaskan alasannya ingin mengikuti program magang di Balai Kota Jakarta. Dia mengatakan, usianya sudah mendekati usia maksimal persyaratan magang, atau 35 tahun. Karena itulah, ia berminat magang bersama Ahok.
Adapun bidang yang diminatinya adalah pengaduan masyarakat, perizinan, dan manajemen wilayah. Ia mengaku telah menyerahkan dokumen persyaratan magang kepada Ahok. Kemudian, Ahok mendisposisinya kepada staf untuk ditindaklanjuti.
Namun, kata dia, staf tersebut sudah menolaknya, padahal belum melihat dokumen yang diserahkan.
"Saya akan tetap fight untuk periode yang akan datang karena saya rasa hingga saat ini saya enggak mau memuja beliau (Ahok). Cuma saya rasa, (Ahok) adalah yang terbaik di antara yang terburuk mungkin sampai saat ini. Saya rasa itu saja," kata Anogo.
Program magang
Program magang periode ini akan berlangsung selama lima bulan, dimulai tanggal 3 Oktober 2016 hingga 31 Maret 2017.
Peserta magang yang akan diterima juga sebanyak 30 orang. Pendaftaran program magang dibuka sejak 18 Juli 2016 dan ditutup 6 Agustus 2016. Pengumuman tahap pertama pada 19 Agustus 2016, kemudian sesi wawancara pada 22-26 Agustus 2016. Pengumuman tahap II pada 1 September 2016.
Peserta magang dapat mempelajari ilmu kepemimpinan dengan mengikuti kegiatan rapat gubernur dan mengaplikasikan ilmu melalui tugas khusus berkelompok, mengawal program-program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kriteria peserta magang di Kantor Gubernur adalah mahasiswa S-1, S-2, S-3 ataupun profesional muda yang memiliki motivasi tinggi, usia 19–35 tahun, punya kemampuan analisis dan komunikasi yang baik, potensi kepemimpinan, minat untuk berkontribusi bagi kemajuan Ibu Kota, dapat bekerja mandiri dan memiliki semangat proaktif, dan bersedia bekerja secara sukarela.

DKI Buka "Co-Working Space" di Kawasan Waduk Melati Akhir Tahun Ini


Suasana ACMI X, sebuah co-working space atau ruang kerja di Melbourne, Victoria, Australia. Para pebisnis dan pelaku industri kreatif yang baru merintis start-up tak perlu mengeluarkan modal besar untuk menyewa kantor atau tempat kerja karena mereka bisa berbagi ruang kerja di tempat ini.

JAKARTA,  Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membuka co-working space di sebuah gedung di kawasan Waduk Melati, Jakarta Pusat.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan co-working space itu akan beroperasi akhir tahun ini.
"Sekarang (pembangunan) lagi jalan. Nanti mungkin akhir tahun selesai di Waduk Melati," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Co-working space merupakan kantor atau tempat dimana sejumlah pengusaha, umumnya  pelaku startup, berbagi ruangan itu untuk berbagai kegiatan seperti pertemuan, seminar, kerja, atau lainnya agar bisa lebih hemat biaya dan menambah jaringan pertemanan.
Ahok menginginkan adanya perusahaan rintisan di bidang teknologi yang dibangun di Jakarta. Nantinya tempat itu akan dijadikan tempat berkumpul bagi anak-anak muda. Kemudian anak-anak muda itu dapat belajar bersama dan menciptakan aplikasi atau sistem.
"Bangun co-working space buat belajar, kan tempatnya sudah ada. Kalau kamu buat pelatihan mau nunjuk siapa yang berhak ikut pelatihan, lebih susah," kata Ahok.
Pemprov DKI Jakarta juga akan melengkapi tempat itu dengan fasilitas pendukung seperti komputer, sambungan internet, printer, scanner, dan lain-lain.
"Anak-anak muda nanti akan datang, ini akan menjaring anak muda berbakat. Selain itu biaya yang dikeluarkan lebih irit dibandingkan dengan membuat pelatihan," kata Ahok.

Pejabat HAM PBB Desak Perancis Cabut Larangan Burkini


Burkini dengan berbagai model dipajang di salah satu toko di Jerman.

GENEVA,  Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein, Senin (30/8/2016), mengimbau semua kota pesisir Perancis untuk membatalkan larangan diskriminatif terhadap burkini. Hussein setuju dengan pengadilan administrasi tertinggi Perancis yang pada Jumat (26/8/2016) membatalkan larangan tersebut.
Pengadilan Perancis menetapkan bahwa larangan itu merupakan pelanggaran berat dan ilegal terhadap kebebasan fundamental dan seharusnya dicabut.
Komisaris HAM PBB itu menyatakan, ia bisa mengerti dan ikut sedih dan marah atas serangan teroris, termasuk pembantaian yang terjadi di Nice, Perancis selatan, 14 Juli 2016.
Menurut jurubicara komisaris tinggi, Rupert Colville, keputusan melarang burkini tidak memperbaiki situasi keamanan. Malahan, ia menyatakan, hanya memperparah intoleransi dan stigmatisasi agama.
Bahkan, kata Colville, menstimulasi polarisasi antara masyarakat, larangan pakaian itu telah menambah ketegangan.
“Akibatnya mungkin malahan merugikan upaya melawan dan mencegah ekstremisme, yang bergantung pada kerja sama dan saling menghormati antar-masyarakat," kata dia.
Colville mengatakan larangan itu mengada-ada. Kepada Voice of Amercia, ia menyatakan, larangan itu tidak ada kaitannya dengan kesehatan atau kebersihan, seperti diklaim sebagian orang.
Colville menilai, pendapat bahwa larangan perempuan memakai burkini membebaskan mereka, adalah omong kosong.
"Terus terang itu adalah reaksi yang bodoh terhadap apa yang sedang kita hadapi terkait serangan teroris,” katanya.
Colville mengatakan, larangan pemakaian burkini tidak berdampak pada peningkatan keamanan maupun peningkatan ketertiban umum.
“Kalaupun berdampak, larangan itu memicu perselisihan, sehingga merusak ketertiban umum dan menimbulkan efek yang merugikan," tambahnya.
Hussein mengatakan, orang yang memakai burkini atau busana apa saja tidak bisa disalahkan atas reaksi kekerasan atau bermusuhan yang dilakukan orang lain.

Bareskrim Tangkap Pelaku Perdagangan Anak di Bawah Umur


Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar

JAKARTA,  Bareskrim Polri menangkap pelaku perdagangan anak di bawah umur berinisial AR (41) di sebuah hotel di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/8/2016).
Ia memperdagangkan anak-anak itu untuk penyuka sesama jenis.
"Ya benar, hasil dari giat cyber patrol," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar saat dikonfirmasi, Selasa malam.
Boy mengatakan, sebelumnya AR pernah mendekam di penjara, namun sudah bebas. Modus yang dilakukan AR yakni dengan menjual anak-anak tersebut melalui akun Facebook.
AR memampang foto-foto korban tersebut di akunnya dengan tarif yang telah ditentukan.
"Tarif Rp 1,2 juta dibayar dengan cara mentransfer via bank," kata Boy.
Korban yang dijajakan AR sebanyak tujuh orang. Sebanyak enam di antaranya masih di bawah umur, dan satu orang lagi berusia 18 tahun.
Namun, belum diketahui sejak kapan AR beroperasi.
Atas perbuatannya, AR diancam pasal berlapis terkait Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Ahok Minta PT Transjakarta Laporkan Kasus Pemukulan Andrew ke Polisi


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat wawancara wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).

JAKARTA,  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah meminta PT Transjakarta melaporkan kasus pemukulan terhadap Andrew Budikusuma di halte bus transjakarta kepada kepolisian. "Kami sudah minta polisi cari pelakunya, biar semua polisi yang tangani," kata Ahok di kompleks Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (30/8/2016) malam.
Andrew menjadi korban pemukulan oleh orang tak dikenal di dalam bus transjakarta. Selain dipukul, Andrew juga mendapat kata-kata bernada rasial dari orang tak dikenal tersebut, pada Jumat (26/8/2016) malam lalu.

Orang-orang itu memukul Andrew sambil berteriak "Ahok... Ahok, lu Ahok ya?".

Ahok mengatakan, PT Transjakarta melaporkan kasus itu dengan barang bukti CCTV yang terpasang di halte bus. Ia mengatakan, insiden itu dapat membuat warga takut menggunakan bus transjakarta.
"Transjakarta melapor untuk keamanan transjakarta. Kalau kayak gitu, kami mau dorong orang untuk naik bus, bisa-bisa orang takut dong. Kalau orang bisa sembarangan datang, main gebukin orang, ngeroyok lagi," kata Ahok.
Andrew melapor peristiwa itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya pada Selasa kemarin. Dalam laporan yang dibuatnya, Andrew menyertakan barang bukti berupa rekam medis dan bukti visum.

Ayah Pelaku Teror Bom di Medan Sedih Lihat Anaknya Berbadan Lemah seperti Tape


Makmur Hasugian dan istri, orang tua IAH saat memenuhi panggilan penyidik Polresta Medan, Selasa (30/8/2016)

MEDAN,  Orangtua IAH (18), pelaku percobaan bom bunuh diri dan serangan terhadap pastor di Medan, merasa sedih terhadap kondisi anaknya yang ditahan di Markas Polresta Medan.
Ayah dan ibu IAH mendatangi Mapolresta Medan, Selasa (30/8/2016), untuk memenuhi panggilan penyidik.
Ayah IAH, Makmur Hasugian, merupakan advokat yang sering beracara di Pengadilan Negeri Medan dan bertindak sebagai kuasa hukum bagi IAH.
"Saya yang menjadi kuasa hukumnya. Saya sudah menganjurkan anak saya untuk memberikan keterangan yang jelas dan benar supaya orang yang menyuruhnya ditangkap," kata Makmur di Mapolresta Medan, Selasa.
Berangkat dari kejadian yang menimpa anak ketiganya, pengacara senior itu meminta pengawasan dunia siber diperketat.
Dia tidak ingin anak-anak lain mendapat pengaruh negatif dari dunia maya ini meski tetap ada sisi positifnya.
"IAH itu hobinya (main) internet. Bagaimana supaya internet itu bisa berdampak positif, bisa kita pantau kalau ada niat-niat jahat di dalamnya," kata dia.
Makmur mengatakan, penyidik memanggilnya dan meminta akta kelahiran anaknya untuk memastikan bahwa IAH masih di bawah umur.
Sedih
Makmur sangat sedih ketika melihat kondisi anaknya selama di tahanan.
"Badannya sudah kayak tape (tapai), lembek. Kasihan kali, tak tega saya menengoknya. Sebagai orangtua, apalah artinya saya ini ayahnya," ujarnya.
Ada kebiasaan yang membuat Makmur selalu mengingat anaknya, yaitu menunggu sang anak pulang menunaikan shalat isya di masjid. Setiap malam, dia masih duduk di kursi teras rumah menunggui anaknya tersebut.
"Tadi malam saya menangis. Kok, IAH belum pulang? Saya duduk di teras menungguinya, kalau belum pulang, belum saya kunci pagar," ucapnya dengan muka sendu.
Ia merasa anak bungsunya merupakan bukan otak kejahatan, melainkan korban dari orang-orang yang memengaruhi dan mengajarinya.
Dia mengecam pelaku yang mencuci otak anaknya, memberi harapan dan janji sehingga anaknya menurut.
IAH ditetapkan sebagai tersangka penyerangan pemuka agama di Gereja Katolik Santo Yosep Jalan Dr Mansyur Medan pada Minggu (28/8/2016) pagi.
Polisi menggeledah rumahnya di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, dan menemukan barang bukti berupa detonator rakitan, trafo, pipa, semen, alumunium foil, baterai, paspor atas nama IAH, kartu tanda siswa, kabel-kabel, pupuk urea, dan buku-buku tentang robotik.
Pada 26 Agustus 2016 malam, kakak perempuan IAH mendengar suara ledakan dari kamar adiknya di lantai dua rumah mereka.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku terindikasi sedang melakukan percobaan terhadap bom pipa yang dirakitnya.
Pelaku memperlihatkan perubahan sikap sejak dua tahun terakhir. Ia sering bertengkar dengan abangnya karena tidak mau dinasihati terkait akidah.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, pelaku mengaku disuruh seseorang. Sampai saat ini, polisi masih mencari tahu siapa orang yang menyuruh pelaku.
"Nanti kalau sudah jelas kita akan sampaikan, sampai hari ini keterangan pelaku masih berbelit-belit. Dia tidak ada masuk dalam jaringan atau kelompok, dia pemain tunggal," kata Nainggolan, Rabu (31/8/2016).
Polisi menjerat pelaku dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Kantor TV One Diancam Bom

JAKARTA,  Kantor TV One di Jalan Rawa Terate, Kawasan Industri Pulogadung, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (30/8/2016) malam mendapat ancaman teror bom.
Ancaman tersebut datang melalui telepon misterius yang diterima petugas keamanan kantor. Telepon bernada ancaman itu terjadi sekitar pukul 19.52 WIB. Penelepon menghubungi lobi depan kantor yang diangkat seorang petugas keamanan kantor berinisial S (40).
Penelepon menyatakan, "Mengatasnamakan Negara Islam, bahwa di gedung tersebut sudah ada bom".
Setelah berbicara seperti itu penelepon kemudian langsung menutup telepon.
Kepala Polsek Cakung, Komisaris Armunanto membenarkan adanya kejadian itu.
"Dari situ saksi langsung melaporkan hal tersebut ke komandannya dan diteruskan ke Polsek Cakung," kata Armunanto melalui pesan singkatnya, Selasa malam.
Berdasarkan keterangan S, penelepon gelap itu seorang laki-laki atau bersuara laki-laki.
Atas laporan tersebut, Polsek Cakung menghubungi Tim Gegana dan petugas sudah berada di lokasi Selasa tengah malam dan memeriksa saksi-saksi.

Tim Sukses Sebut 81 Persen Pemilih PDI-P Ingin Ahok Jadi Gubernur DKI

SURABAYA,  Tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengklaim bahwa sebagian besar pemilih PDI Perjuangan di Jakarta pad Pemilu 2014 menginginkan agar Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.
Juru bicara tim pemenangan Ahok, Raja Juli Antoni, mengatakan bahwa sesuai hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) belum lama ini, sebanyak 81 persen pemilih PDI-P Jakarta menginginkan Ahok menjadi pemimpin Ibu Kota.
Hasil survei tersebut, kata Raja, menjadi tantangan bagi PDI Perjuangan untuk mengakomodasi keinginan pemilihnya di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
"Kalau ingin mendengar aspirasi pendukungnya, ya harus dukung Ahok," kata Raja di Surabaya, Selasa (30/8/2016).
Menurut Raja, bila PDI-P bergabung dalam barisan partai pendukung Ahok, tim pendukungya tidak akan banyak berkeringat. Hal itu karena semua masyarakat tahu bahwa PDI-P memiliki mesin partai yang berjalan optimal memenangkan calon yang didukung dalam pilkada.
Sampai hari ini, PDI-P belum memutuskan secara resmi siapa yang akan mereka usung dalam Pilkada DKI.
Meski sempat menolak pencalonan Ahok, PDI-P menempatkan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat sebagai salah satu alternatif calon kepala daerah.

Ketua Umum "Singa Mania" Bantah Anggotanya Perkosa Pelajar SMA

INDRALAYA,  Ketua Umum "Singa Mania" Ariyadi membantah ada anggotanya berinisial EK, yang dilaporkan karena memperkosa pelajar SMA ketika korban mendaftar sebagai anggota kelompok suporter sepak bola Sriwijaya FC Sumatera Selatan.
Menurut Ariyadi, nama EK tidak tercantum dalam keanggotaan dan kepengurusan "Singa Mania".
Ariyadi juga memastikan bahwa di daerah Payakabung Ogan Ilir, tempat kejadian pemerkosaan, belum ada yang menjadi anggota maupun pengurus kelompok suporter Sriwijaya FC.
"Admin 'Singa Mania' sudah saya minta mengecek nama pelaku di daftar anggota dan ternyata tidak ditemukan namanya," katanya Ariyadi, Selasa (30/8/2016).
Ariyadi juga meragukan formulir pendaftaran yang disebut telah diisi oleh korban. Ia sudah mengecek ke bagian administrasi dan tidak ada formulir yang keluar atau dikirim ke Payakabung.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang siswi SMA di Indralaya berinisal MI menjadi korban pemerkosaan oleh EK saat hendak mendaftar sebagai anggota salah satu kelompok suporter sepak bola di Sumatera Selatan.
Korban yang datang ke rumah tersangka sempat mengisi formulir pendaftaran sebelum diperkosa di bawah ancaman senjata tajam.
 
Pelaku membantah telah memperkosa korban. Menurut dia, perbuatan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Kepala Satuan Reskrim Polres Ogan Ilir Ajun Komisaris POlisi Ginanjar Aliya Sukmana mengatakan, tersangka EK dijerat dengan Pasal 282 dengan ancaman 12 tahun penjara.

Kesultanan Ternate Umumkan 12 Nama Calon Sultan


Penyerahan nama-nama calon Sultan Ternate dari Fanyira Soangare ke perangkat adat Kesultanan Ternate, Bobato 18 pada Selas (30/8/2016)

TERNATE,  Kesultanan Ternate mengumumkan 12 nama calon sultan pengganti mendiang Mudaffar Sjah.
Ke-12 nama calon sultan tersebut diumumkan Selasa (30/8/2016) malam setelah penyerahan nama-nama calon sultan dari Fanyira Soangare ke perangkat adat Kesultanan Ternate, Bobato 18.
Penyerahan nama-nama calon sultan Ternate dari Fanyira Soangare M Saleh diterima langsung oleh Kimalaha Marsaoly, Arifin Madjid.
Turut hadir dalam penyerahan nama-nama calon itu para Fanyira, Sangadji, serta Kapita Lao.
Pengumuman nama-nama sultan Ternate ini merupakan kedua kalinya dalam sepekan ini. Sebelumnya, tiga nama diumumkan dan hanya didatangi beberapa orang. Pengumuman itu dianulir oleh perangkat adat Kesultanan Ternate melalui Bobato 18 karena tidak melibatkan semua perangkat adat yang ada dalam Bobato 18.
"Yang sebelumnya itu tidak sah. Selain itu tiga nama yang diusulkan itu sudah masuk dalam 12 nama ini," kata Arifin.
Adapun nama-nama calon Sultan Ternate yaitu Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah, H. Zainal Bin Nasir Sjah, Iskandar Zulkarnain Bin Mudaffar Sjah, Muhammad Gazali Bin Mudaffar Sjah, Hidayatullah Bin Mudaffar Sjah, Nulzuluddin Bin Mudaffar Sjah, Firman Bin Mudaffar Sjah, Syahmardan Bin Mudaffar Sjah, Muhammad Buchari in Effendi Sjah, Chaeruddin Djamil Bin Abdul Hamid Sjah, Arsyad Bin Abdul Hamid Sjah dan Usman Bin Nasir Sjah.
Dari 12 nama calon sultan Ternate tersebut, tidak terdapat putra kembar yang sebelumnya telah dikukuhkan sebagai putra mahkota.
Arifin menjelaskan, nama-nama itu merupakan keterwakilan dari putra mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah serta saudara dari Mudaffar Sjah.
Calon-calon tersebut akan diverifikasi oleh Bobato 18 dan selanjutnya akan mengikuti ritual adat hingga proses sakral di dalam kamar fuji.

Menpan Ingatkan Aparat Sipil Negara Tidak Gagap Teknologi


Menpan RB Asman Abnur.

KUPANG,  Aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diingatkan agar jangan gagap teknologi dalam mengelola sistem e-government dan e-budgeting dalam sistem pemerintahan. Imbauan itu disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur saat membuka kegiatan forum komunikasi kebijakan PAN-RB dan replikasi inovasi pelayanan publik di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (30/8/2016).
Asman mengatakan, dengan menggunakan sistem itu, keuangan negara bisa diukur dengan program yang jelas, sehingga penggunaan anggaran bisa lebih efektif dan efisien.
“Untuk saat ini sebaiknya aparatur sipil negara tidak boleh gaptek, karena saat ini metode yang dipakai dalam pemerintahan yakni dengan sistem elektronik mulai dari keuangan sampai dengan kearsipan,” kata Asman.
Menurut Asman, dengan menggunakan sistem elektonik ini, bisa meningkatan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Pelayanan publik juga diharapkan tidak berbelit- belit yang menyulitkan masyarakat, seperti pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) dan akta kelahiran serta surat penting lainnya.
Asman pun berharap, Provinsi NTT bisa menjadi pilot projek dalam menjalankan sistem ini di Indonesia bagian timur, sehingga ke depannya NTT menjadi contoh buat daerah lainnya.

Jokowi: Yang Dipotong Anggaran Perjalanan Dinas dan Biaya Rapat


Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam World Islamic Ecomic Forum di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

JAKARTA,  Presiden Joko Widodo memastikan pemotongan anggaran hingga penundaan transfer dana ke daerah tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebab, anggaran yang dipotong bukanlah belanja modal atau pun infrastruktur.
"Yang dipotong ini betul-betul yang tak efisien, perjalanan dinas, belanja barang yang tak perlu, kemudian biaya rapat-rapat yang juga terlalu besar," kata Jokowi di, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Jokowi meyakini target pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tetap tercapai. Menurut Jokowi, semuanya sudah dikalkulasikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Sesuai kalkulasi Menkeu terakhir tak akan mempengaruhi," ujar Jokowi.
Kepala Negara menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya 20 persen bergantung pada APBN. Sisanya, banyak sumber keuangan yang bisa dipakai untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
"Yang lain dari swasta, dari BUMN dari APBD, dari investasi yang masuk, dari arus modal yang masuk dari arus uang yang masuk. Banyak hal yang mempengaruhi," ucap Jokowi.
Pemerintah Jokowi memutuskan memotong anggaran Rp 133,8 triliun, sebanyak Rp 68,8 triliun dari jumlah tersebut adalah anggaran transfer ke daerah.
Tak hanya itu, ada 169 daerah yang DAU-nya ditunda pemerintah dengan total senilai Rp 19,418 triliun.
Pemangkasan dan penundaan dilakukan karena realisasi penerimaan pajak tahun ini akan berada Rp 218 triliun di bawah target.
"Dari swasta, dari BUMN, dari APBD, dari investasi yang masuk, dari arus modal yang masuk, dari arus uang yang masuk, banyak hal yang mempengaruhi," ujar Jokowi.
Sebelumnya, pemerintah sudah memutuskan untuk menaikkan besaran anggaran APBN-P 2016 yang dihemat, dari Rp 133,8 triliun menjadi Rp 137,6 triliun.
Penghematan tersebut terdiri dari pemotongan belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 64,7 triliun serta penundaan penyaluran (carry-over) transfer daerah sebesar Rp 70,1 triliun.

Atlet Renang Dituduh Pasang Kamera Pengawas di Ruang Ganti

SEOUL, - Polisi Korea Selatan berencana memeriksa seorang atlet renang nasional berkaitan dengan terungkapnya kasus pemasangan kamera tersembunyi di ruang ganti atlet wanita.

Atlet renang nasional ini menurut polisi bekerjasama dengan mantan atlet nasional lainnya telah memasang  kamera pengintai di ruang ganti atlet wanita pada 2013 lalu.

Polisi telah memeriksa mantan atlet nasional yang mengaku melakukan hal tersebut  dengan bantuan seorang atlet yang masih aktif. Mantan atlet tersebut mengaku memiliki beberapa foto hasil kamera pengintai tersebut.

Polisi telah menahan laptop milik si mantan atlet. Namun sapai saat ini mereka belum menemukan bukti yang menunjukkan si mantan atlet mengunggah video ke media sosial.

Diduga Keracunan Keong Laut, Dua Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Kritis

JENEPONTO,  Puluhan warga di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, terpaksa dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) setempat lantaran keracunan keong laut atau disebut "tude" oleh masyarakat setempat.
Dua korban di antaranya meninggal dunia setelah ditangani pihak medis, Selasa (30/8/2016).

Peristiwa itu terjadi di Dusun Bingung Pandang, Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, ini terjadi pada pukul 16.00 Wita. Puluhan orang dilarikan ke puskesmas setempat lantaran mengalami mual, pusing dan sakit perut seusai mengonsumsi keong laut.

Lantaran jumlah pasien keracunan yang mencapai 50 orang, pihak puskesmas kemudian merujuk 10 pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daeng Pajonga, Kabupaten Takalar, lantaran kondisinya terus memburuk. Bahkan, dua korban di antaranya meninggal dunia, yakni Bombong (43) dan Daeng Ngangki (55)

Pihak puskesmas yang dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. Kemungkinan keong laut yang dikonsumsi korban mengandung zat atau sedimen pasir yang melengket pada cangkang keong. Saat akan dikonsumsi, cangkang keong tersebut tidak dicuci hingga bersih.

"Iya, ada yang meninggal dan kemungkinan keongnya terkontaminasi oleh zat atau sedimen pasir dan saat akan dikonsumsi keongnya tidak terlalu bersih," kata Jumaris, kepala Puskesmas Bangkala.

Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan kasus keracunan massal yang menimbulkan korban jiwa tersebut sedang diselidiki.
"Anggota sudah turun ke lapangan dan sementara dalam proses penyelidikan," kata Kombes Frans Barung Mangera, Kepal Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Selatan.

Anak 13 Tahun Disiksa Ibu Kandung dan Ayah Tirinya

MAKASSAR,  Malang benar nasib N, anak perempuan berusia 13 tahun warga Jalan Baji Minasa, Kecamatan Mamajang, Makassar. Ia disiksa oleh ibu kandungnya, Rah (24), dan ayah tirinya, Arf (25), hingga kondisi tubuhnya memprihatinkan.
N tidak hanya disiksa, tetapi juga disekap di dalam kamar mandi. Ia diselamatkan oleh tetangganya, Mei, yang kasihan melihat kondisinya.
Mei melaporkan kejadian itu ke aparat Polsekta Mamajang. Korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara, Selasa (30/8/2016).
Selama di rumah sakit, N yang mendapat perawatan terus saja menangis. Jari-jari tangannya bengkak, rambutnya dicukur pelontos, tubuhnya kurus kering dan di sekujur tubuhnya penuh luka.
Aparat Polsekta Mamajang telah mengamankan kedua orangtua N. Saat ini, keduanya masih menjalani pemeriksaan intensif di markas Polsekta Mamajang.
Di hadapan polisi, ibu korban berdalih menyekap anak kandungnya karena jarang pulang ke rumah. Dia mengaku memukuli anaknya sebagai hukuman karena korban sering mencuri.
"Bahkan minggu lalu, anak saya ini ditangkap mencuri dan diamankan di Polsek Tamalate. Saya sampai harus ke sana urus dia. Ulahnya pula membuat saya malu, makanya saya menghukumnya," kata Rah.
Menurut Rah, anaknya juga sering tidak pulang, bahkan pernah sebulan menghilang.
Kepala Polsekta Mamajang Komisaris Polisi (Kompol) Jamal mengungkapkan, saat polisi mendatangi rumah korban, ibu korban mengaku bahwa anaknya sedang ada di kamar mandi. Polisi kemudian menuju ke kamar mandi dan langsung mengeluarkan korban.
Saat korban dibawa keluar rumah dan dibawa, sejumlah tetangganya ikut menyaksikan. Mereka sedih melihat kondisi korban yang semakin pucat dan kurus.
"Mereka tidak menyangka kalau korban ini kondisinya pucat dan kurus sekali. Kata warga dulu anak ini gemuk," kata Jamal di RS Bhayangkara, Selasa.
Kepala Unit Reskrim Polsekta Mamajang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aris Sumarsono menegaskan, meski Rah berdalih hanya memberi pelajaran kepada anaknya, dia tetap akan diproses hukum.
"Kita tetap bawa ibunya dan kita periksa. Berdasarkan visum bahwa korban mengalami sejumlah luka di bagian muka dan jari tangannya," kata dia.

Markas Polsek Pontianak Timur Dikepung Massa


Polisi bersenjata lengkap tampak bersiaga mengantisipasi massa di sekitar Mapolsek Pontianak Timur, Jalan Sultan Hamid, Pontianak (30/8/2016)

PONTIANAK,  Ratusan orang berkumpul dan mengepung markas Polsek Pontianak Timur, Jalan Sultan Hamid II, Pontianak, Selasa (30/8/2016) malam.
Massa juga memblokade jalan sehingga arus lalu lintas terpaksa dialihkan dan sempat macet. Mereka juga membakar ban di tengah jalan, sekitar 150 meter dari Mapolsek.
Kepala Polda Kalimantan Barat Irjen Pol Musyafak mengatakan, peristiwa tersebut dipicu oleh kecurigaan warga atas tewasnya seorang warga Jalan Tanjung Raya 1 Kampung Beting berinisial Dy.
Berdasarkan 10 laporan di kepolisian, Dy ditangkap karena diduga melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan pada Selasa kemarin sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat penangkapan itu, polisi melepaskan tembakan dan mengenai kaki pelaku. Namun, kata Musyafak, pelaku masih berusaha kabur dengan menceburkan diri ke sungai.
"Mungkin renangnya kurang lihai, akhirnya mungkin pernapasannya sampai dia meninggal karena kena air," kata Musyafak saat ditemui di lokasi, Selasa malam.
Hal itu menimbulkan kecurigaan bagi warga. Mereka berkumpul dan mencari polisi yang menembak pelaku. Informasi yang beredar pun sempat simpang siur terkait penyebab kematian tersangka.
"Tadi saya sudah bicara dengan pihak keluarga dan pihak keluarga juga sudah memahami, tokoh masyarakat juga sudah memahami," ujar Musyafak.
Sementara itu, perwakilan keluarga Syaiful Mutalib mengatakan tidak akan melanjutkan peristiwa penembakan tersebut. Keluarga Dy juga tidak akan memperpanjang masalah dan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Pada intinya pihak keluarga tidak akan menuntut apa pun. Jadi kami menyelesaikan permasalahan dengan damai. Jadi ini dianggap sudah selesai," ujar Syaiful.
Massa bisa dikendalikan setelah jenazah tersangka yang sebelumnya masih berada di dalam mobil ambulans di Mapolsek dibawa keluarga menuju rumah duka.
Hingga pukul 23.30 Wita, polisi bersenjata lengkap dan berpakaian preman masih berjaga di sekitar mapolsek. Satu unit mobil Barracuda juga disiagakan mengantisipasi pergerakan massa. Lalu lintas kembali normal dan kondisi kembali kondusif.

Gara-gara Tunjangan, Anggota Dewan dari Bersorak Langsung Lesu Dengar Jokowi....


Presiden Joko Widodo saat menghadiri Indonesia Fintech Festival and Conference di ICE, Serpong, Tangerang, Selasa (30/8/2016).

JAKARTA, - Presiden Joko Widodo sudah menyetujui rancangan peraturan pemerintah (PP) yang mengatur mengenai tunjangan anggota DPRD kabupaten. PP tersebut disampaikan Jokowi dihadapan ratusan anggota DPRD saat ia membuka Rapat Kerja Nasional I Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
"Pertama, mengenai PP tentang hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggota DPRD. Sudah saya pegang, tapi saya akan umumkan terakhir," kata Jokowi di awal sambutannya.
Setelah berbicara mengenai masalah persaingan global hingga pembangunan daerah selama 30 menit, Jokowi pun mengumumkan soal PP yang sudah ditunggu oleh para anggota DPRD.
PP tersebut antara lain mengatur tunjangan komunikasi intensif, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan kesehatan, dana operasional, belanja sekretariat fraksi dan belanja rumah tangga pimpinan DPRD.
 
"Ini 100 persen sudah setuju," kata Jokowi yang langsung disambut sorakan dan tepuk tangan girang dari ratusan anggota DPRD yang hadir. Namun, Jokowi melanjutkan, PP tersebut tidak bisa diberlakukan sekarang. Sebab, pemerintah saat ini sedang melakukan penghematan anggaran.
Jokowi meminta para anggota DPRD maklum dan sedikit bersabar. Begitu waktunya sudah tepat, PP tersebut akan segera dinomori di Setneg dan langsung berlaku.
"Pemerintah sedang mengencangkan ikat pinggang. Saya minta kita semua pakai perasaan," ucap Jokowi.
 
Para anggota DPRD yang semula bersemangat pun mendadak kembali lesu. Jokowi menyadari, PP ini sudah 13 tahun diperjuangkan oleh ADKASI. Jokowi juga sudah pernah menjanjikan PP ini segera terbit saat dua kali pertemuan sebelumnya. Jokowi pun akhirnya menjanjikan bahwa PP tersebut selambat-lambatnya akan terbit pada akhir tahun ini.
"Tapi yang jelas tidak akan menginjak tahun depan. Saya tahu ini sudah 13 tahun, saya tahu sekali," kata Jokowi yang akhirnya kembali disambut tepuk tangan para anggota DPRD.

Hingga 2020, Pemerintah Berencana Bangun 400 SMK


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

JAKARTA,  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah membutuhkan 400 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diproyeksikan hingga 2020. Rencana pembangunan SMK itu, kata dia, sesuai dengan revitalisasi pendidikan vokasional yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Sampai tahun 2020 itu proyeksinya, kami itu akan membutuhkan lagi 400 SMK. Yang itu akan dibutuhkan agar bisa menampung 850.000 siswa baru," kata Muhadjir dalam rapat koordinasi tingkat menteri dalam perumusan peta jalan revitalisasi pendidikan vokasional di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Muhadjir menuturkan, pembangunan SMK akan disesuaikan dengan anggaran prioritas pemerintah yang akan ditentukan pada Kemenko PMK.
Kemendikbud, lanjut dia, akan menyiapkan alternatif skala prioritas yang dikatakan dengan kementerian lain. Hingga 2020, Muhadjir menyebut akan terdapat 1.650 SMK yabg dinamakan sebagai SMK rujukan.
"SMK ini nanti akan mengatrol SMK yang secara kualitas masih belum memadai, mulai dari negeri dan swasta," ucap Muhadjir.
Peta jalan revitalisasi pendidikan vokasional tengah dirumuskan tim penyusun yang terdiri dari lintas kementerian/lembaga.
Untuk revitalisasi SMK, ketua penyusunan jalan revitalisasi SMK terletak di Kemendikbud dan ketua penyusunan peta jalan revitalisasi politeknik dan akademi di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Sementara ketua penyusunan revitalisasi balai latihan kerja dan magang terletak Kementerian Ketenagakerjaan. Anggota tim penyusun berasal dari Kemeko PMK, Kemenko Perekonomian, Kemenko Maritim, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenaker, Kemenperin, Bappenas, Kemenkeu kementerian/lembaga lainnya.
Rapat koordinasi sebelumnya, menyiratkan adanya tiga jalur dalam revitalisasi pendidikan vokasional. Jalur itu adalah revitalisasi SMK, jalur revitalisasi politeknik dan akademi kejujuran, serta revitalisasi balai latihan kerja dan program magang bersertifikat.

Megawati Kesal Ditanyai Terus soal Ahok


Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Megawati Soekarnoputri di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (7/8/2016).

JAKARTA,  Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDI-P), Megawati Soekarnoputri mengaku kesal setiap kali awak media bertanya ihwal siapa calon gubernur yang akan diusung PDI-P di Pilkada DKI Jakarta 2017. Megawati menjelaskan dirinya belum ingin menjawab soal itu. Termasuk apakah PDI-P akan mendukung calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama, atau tidak.
"Masa tiap acara wartawan tanya 'nanti Ahok (sapaan Basuki) gimana, Bu?' ya aku bungkam dong. Pertanyaannya beda sama tema acara," ujar Megawati ketika memberikan sambutan pada peresmian kegiatan Sekolah Partai Calon Kepala Daerah di Wisma Kinasih, Kota Depok, Selasa (30/8/2016).
Menurut Megawati, pertanyaan wartawan yang selalu mengenai Ahok membuatnya bosan. "Kayak enggak ada topik lain di republik ini," lanjut Megawati.
Sinyal dari Hasto
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menjelaskan DPP PDI-P masih belum mengambil keputusan mengenai siapa cagub yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017.
"DPP partai belum mengambil keputusan siapa calon yang akan diusung untuk pilkada dki, tentu keputusan akan diambil," tandas Hasto.
Namun demikian, menurut Hasto, kehadiran Ahok dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat pada 17 Agustus 2016 lalu merupakan hal positif.
Meski begitu, pemberian rekomendasi terkait pengusungan Ahok sebagai cagub di Pilkada DKI 2017 masih belum diberikan.
"Kehadiran Pak Djarot dan Pak Ahok di kantor DPP PDI-P pada 17 Agustus merupakan hal positif, tapi apakah berujung rekomendasi, ya kita lihat dinamika ke depan," tandas Hasto.
Sebelumnya, pada Rabu (17/8/2016), Ahok mengaku bertemu dengan Megawati.

Menurut Basuki, dalam pertemuan yang dihadiri Djarot itu, Megawati menunjukkan kecenderungan akan mengusung bakal calon gubernur petahana.
"Bu Mega kan ada tiga opsi. Tapi Bu Mega lebih cenderung (usung) petahana," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Ia juga menyatakan bahwa Megawati setuju memasangkannya kembali dengan Djarot yang juga kader PDI-P.

"Memang benar Ibu Ketua Umum telah menerima kunjungan Pak Ahok pada 17 Agustus 2016 pukul 16.00 WIB di Kantor DPP PDIP Diponegoro. Pertemuan tersebut atas inisiatif Pak Ahok yang melakukan kunjungan ke kantor DPP Partai," ujar Andreas melalui keterangan tertulisnya, Kamis (18/8/2016).

Gagal Penuhi Target Kim Jong Un di Olimpiade, Atlet Korut Disuruh Kerja Paksa?


Atlet angkat berat Korea Utara Om Yun-chol yang gagal mengulangi prestasinya di London, dengan hanya meraih medali perak di Rio de Janeiro.

Pemimpin Korea Utara disebut akan marah besar dengan prestasi buruk yang dicapai para atlet Korut di ajang pesta olahraga dunia Olimpade di Rio de Janeiro, Brasil.
Sebelumnya, seperti diberitakan the Korea Times, kontingen Korut dibebani target minimum untuk menggondol lima medali emas dan 12 medali lainnya.
Namun hasil yang dicapai tak sesuai dengan target tersebut.
Sebanyak 31 atlet yang berlaga di sembilan cabang olahraga di Olimpiade, hanya meraih dua medali emas, tiga perak dan dua perunggu.
Hasil ini bahkan lebih buruk dari prestasi yang ditorehkan Korut pada Olimpiade 2012 di London, Inggris.
Kala itu, Korut membawa pulang empat medali emas dan dua perunggu.
Tekanan salah satunya dialami oleh Om Yun-chol. Atlet angkat berat kelas 56 kilogram yang di London memenangi medali emas ini, hanya mendapatkan medali perak di Rio.
"Mereka yang mendapatkan medali biasanya mendapatkan hadiah berupa rumah yang lebih layak, pendapatan yang lebih baik, mobil dan mungkin hadiah dari rezim," kata Toshimitsu Shigemura.
Shigemura adalah seorang profesor dari Universitas Waseda Tokyo dan pakar tentang kepemimpinan di Korut.
"Tapi Kim akan sangat murka dan kecewa dengan hasil yang saat ini," sambung dia.
"Kemarahan Kim bisa dilampiaskan dalam hukuman berupa pemindahan ke rumah yang lebih buruk, pemotongan gaji, hingga skenario terburuk lain," kata dia.
Skenario terburuk yang dimaksudkannya adalah mengirimkan para atlet yang dianggap gagal untuk melakukan kerja "paksa" di penambangan batubara.
Hal ini dilaporkan pernah terjadi sebelumnya, Hukuman itu dijatuhkan ketika tim sepakbola Korut dihabisi tim Portugal dengan skor 0-7 dalam Piala Dunia 2010 lalu.
Sejumlah pelatih dan pemain pun dikirim untuk bekerja di pertambangan.
"Mereka yang dihukum bekerja di pertambangan, kemudian dibolehkan kembali setelah satu atau dua tahun bekerja," ungkap Shigemura.
Terkait isu ini, Kim Myong-chol, Direktur Eksekutif Pusat Perdamaian untuk Korut-Amerika Serikat, dan sumber tidak resmi di Pyongyang, menyebutkan, para atlet tetap disambut hangat.
Mereka tetap dianggap sebagai pahlawan bangsa. 

"Ini merupakan hasil yang luar biasa yang dicapai atlet Korut, meskipun tak sebaik yang mereka capai di London," ungkap Kim Myong kepada The Telegraph.
"Tidak akan ada hukuman, hanya dorongan bagi mereka untuk berlatih lebih baik, dan menghasilkan prestasi lebih baik dalam Olimpiade mendatang," kata Kim Myong lagi.

Panitera PN Jakpus yang Diduga Terima Suap dari Lippo Group Segera Diadili


Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (8/3/2016).

JAKARTA,  Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah melimpahkan berkas penyidikan dan tersangka atas nama panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution.
Edy merupakan tersangka dalam kasus suap pengurusan perkara yang melibatkan beberapa perusahaan di bawah Lippo Group.
Dengan dilakukan pelimpahan kepada Jaksa penuntut KPK, Edy Nasution akan segera menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
"Pelimpahan dilakukan 29 Agustus 2016," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Selasa (30/8/2016).
Dalam kasus ini, pegawai PT Artha Pratama Anugrah Doddy Aryanto Supeno memberi suap sebesar Rp 150 juta kepada Edy Nasution.
Ada pun, uang suap sebesar Rp 150 juta tersebut diberikan agar Edy Nasution selaku panitera menunda proses "aanmaning" atau peringatan eksekusi terhadap PT Metropolitan Tirta Perdana (MTP), dan menerima pendaftaran peninjauan kembali PT Across Asia Limited (AAL).

Padahal, waktu pengajuan PK tersebut telah melewati batas yang ditetapkan undang-undang.
Kedua perusahaan tersebut merupakan anak usaha Lippo Group. Penyuapan melibatkan pegawai (bagian legal) PT Artha Pratama Anugerah Wresti Kristian Hesti, Presiden Direktur PT Paramount Enterprise Ervan Adi Nugroho, dan mantan petinggi Lippo Group, Eddy Sindoro.
Awalnya, Lippo Group menghadapi beberapa perkara hukum, sehingga Eddy Sindoro menugaskan Hesti untuk melakukan pendekatan dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara, termasuk Edy Nasution.
Eddy Sindoro juga menugaskan Doddy untuk melakukan penyerahan dokumen maupun uang kepada pihak-pihak lain yang terkait perkara.
Edy disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

SP-1 untuk Warga Bukit Duri Telah Dilayangkan


Suasana permukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Jumat (22/7/2016). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera menggusur bangunan dan permukiman di kawasan Bukit Duri yang berbatasan langsung dengan Sungai Ciliwung dan akan merelokasi warga yang rumahnya terkena gusur ke Rusun Rawa Bebek.

JAKARTA, - Kecamatan Tebet memberikan surat peringatan (SP) 1 kepada ratusan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2016). Surat itu dilayangkan terkait rencana penertiban permukiman warga yang berada di bantaran Sungai Ciliwung.

Camat Tebet, Mahludin, menuturkan pihaknya bekerjasama dengan Polsek Tebet melayangkan SP-1 kepada warga yang tinggal di sekitar 168 bidang. Sebelumnya, warga di RW 09, RW 10 dan RW 11 sudah direlokasi ke Rusunawa Rawa Bebek.
"Yang diberikan SP-1 adalah sesuai bidang yang akan dinormalisasi. Dari siang sampai malam kita laksanakan pemberian SP," kata Mahludin saat dihubungi di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2016).
Dia menuturkan, saat ini ada sekitar 150 warga sudah pindah ke Rusunawa Rawa Bebek. Sehingga setelah SP-1, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan memberikan SP -2, SP-3 sampai Surat Perintah Bongkar (SPB).
"SP-2 diterbitkan setelah 7 hari dari SP-1. Setelah itu SP-3 sekitar 1 hari dari SP-2. Baru nanti kita bongkar," ucapnya,
Meski demikian, Mahludin belum bisa memastikan kapan penggusuran dilakukan.

Satu Keluarga Telanjang di Depan Umum demi Menuntut Ilmu Gaib

BANGKA, Aparat Polsek Sungai Selan, Bangka Tengah (Bateng), mengamankan satu keluarga karena melakukan aksi telanjang di depan umum, Selasa (30/8/2016). Sebelumnya, keluarga tersebut diamankan aparat desa karena menjadi pusat perhatian banyak orang.

Khawatir dihakimi warga, mereka kemudian dibawa ke Polsek Sungai Selan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian setempat, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan satu orang anak ini sedang mengikuti ritual untuk menuntut ilmu gaib.

Kapolsek Sungai Selan, Iptu Syarifudin Ginting mengatakan dua orang yang melakukan hal memalukan tersebut mengaku terpaksa melakukannya karena takut.

"Sebenarnya orangtuanya tidak mau tapi karena takut sama anaknya jadi mereka juga ikut, yang menuntut ilmu ini anaknya sendiri," ungkapnya.

Ia mengatakan, dalam kesehariannya, keluarga tersebut tidak ada kejanggalan dan beraktivitas seperti warga pada umumnya.

"Keluarga itu ada tujuh anggota keluarga, empat di Jawa, dan satu tinggal bersama orangtuanya di sini. Tidak ada yang mencurigakan dalam kesehariannya," ungkap Ginting.

Pihak kepolisian juga sempat memanggil orang pintar setempat untuk memberikan masukan dan pertolongan kepada anak yang menuntut ilmu tersebut.

"Kami juga panggil orang pintar, kami juga sudah merukiyah dan memintanya untuk tidak meneruskan ilmu yang dianutnya," tambah Ginting.

Namun saat ini pihaknya sudah memulangkan keluarga tersebut dan mengingatkan agar tidak mengulangi hal serupa.

Pemilik Rumah di Kemang Selatan Bangun Lagi Temboknya yang Ambrol


Tembok belakang rumah warga di Jalan Kemang X B yang ambrol pada Sabtu (27/8/2016).

JAKARTA,  Salah satu rumah warga Kemang yang temboknya ambrol di Jalan Taman Kemang X B, berencana membangun temboknya sendiri. Abep (26), penjaga rumah tersebut mengatakan ia baru saja membeli 200 bata merah dan 10 sak semen untuk membangun kembali tembok yang ambrol sepanjang lima meter. "Kemarin dari Kecamatan (Mampang Prapatan) sudah nutup sementara pakai karung pasir," kata Abep saat ditemui di rumah bernomor 3B itu, Selasa sore (30/8/2016).
Tumpukan pasir setinggi satu meter menumpuk di luar sisi tembok. Kali Krukut yang melintas di belakang rumah itu memiliki lebar lima meter dan berjarak kurang dari satu meter dari aliran sungai.
Abep menuturkan pada Sabtu malam (27/8/2016), air Kali Krukut meluap dan menjebol tembok belakang rumah itu. Beruntung rumah yang tak dihuni pemiliknya itu dibangun 30 sentimeter di atas ketinggian jalan.
"Air deras banget tengah malam itu, saya cuma lihat dan enggak bisa ngapa-ngapain," ujarnya.

Derasnya air dari belakang, menjebol tembok setinggi dua meter di depan. Rumah 3B memang dikelilingi tembok bata tipis. Ketika air dari belakang masuk, air tertahan di dalam sebab pagar rumah tertutup rapat dan air sulit mengalir keluar.
"Saya cuma kabarin bos (pemilik rumah), ya harus cepat dibangun lagi," kata Abep.

Bom Bunuh Diri Meledak di Depan Istana Kepresidenan Somalia, 5 Tewas

.

MOGADISHU, Sebuah aksi bom bunuh diri terjadi di gerbang Istana Kepresidenan Somalia di Mogadishu, Selasa (30/8/2016).
Serangan bom ini setidaknya menewaskan lima orang. Demikian pernyataan pihak kepolisian setempat yang dikutip kantor berita AFP.
"Bom meledak di tengah kemacetan lalu lintas," ungkap Kapten Mohamed Hussein, perwira senior yang menangani kejadian ini.
Menurut Hussein, sejumlah menteri yang berada di Hotel SYL hotel, adalah beberapa di antara 10 korban luka.
Ledakan di dekat hotel-hotel di kota itu sering terjadi, sebab di lokasi itu pemerintah biasa menggelar pertemuan resmi atau pun bisnis.
Ledakan yang terjadi pagi tadi tersebut terdengar hingga ke penjuru kota.
Asap akibat ledakan pun masuk hingga kompleks istana kepresidenan.
Kelompok pemberontak Somalia al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Pengakuan itu disiarkan melalui jaringan radio milik al-Shabab, Andalus.