GOWA, Seorang pria paruh baya ditemukan tewas gantung diri di Dusun Batu
Bilaya, Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan, Jumat (26/8/2016) petang.
Sebelumnya mengakhiri hidupnya, korban terlebih dahulu pamit kepada sejumlah kerabat dan menyelesaikan seluruh utangnya pada pagi hari.
Korban bernama Serang (51) selama ini hidup berdua dengan anaknya setelah ia bercerai dengan istrinya.
Anak korban, Randi (16), yang pertama kali melihat jasad ayahnya ketika ia hendak masuk ke rumahnya yang terkunci.
"Terkunci dari dalam jadi saya ketuk-ketuk, saya juga panggil-panggil bapak tapi tidak menjawab jadi saya intip," kata Randi.
Saat mengintip dari balik jendela, Randi menyaksikan orangtuanya dalam kondisi tergantung. Ia pun meminta pertolongan kepada sejumlah tetangga, lalu masuk ke rumah melalui jendela.
Polisi yang datang kemudian mengamankan seutas tali nilon sepanjang lima meter yang digunakan untuk bunuh diri.
Tenaga medis dari puskesmas setempat telah melakukan visum luar dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Kuat dugaan murni bunuh diri lantaran tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban kecuali luka memar pada leher bekas tali," kata Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Bontomarannu Aiptu Abdul Rahman.
Sebelum meninggal, korban yang berprofesi sebagai penebang kayu sempat minum teh di sebuah warung tak jauh dari rumahnya.
Pemilik warung mengatakan, terakhir kali ini korban minum teh dan bercerita bahwa dirinya tak kuat menanggung malu lantaran ditinggal cerai oleh istrinya, yang sekarang berada di Papua.
Pada pagi harinya korban melunasi seluruh utangnya di sejumlah warung maupun warga lainnya.
Polisi menemui kesulitan melakukan penyelidikan lebih lanjut karena keluarga korban menolak otopsi pada jasad korban. Jenazah korban akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Malakaji, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, untuk disemayamkan.
Sebelumnya mengakhiri hidupnya, korban terlebih dahulu pamit kepada sejumlah kerabat dan menyelesaikan seluruh utangnya pada pagi hari.
Korban bernama Serang (51) selama ini hidup berdua dengan anaknya setelah ia bercerai dengan istrinya.
Anak korban, Randi (16), yang pertama kali melihat jasad ayahnya ketika ia hendak masuk ke rumahnya yang terkunci.
"Terkunci dari dalam jadi saya ketuk-ketuk, saya juga panggil-panggil bapak tapi tidak menjawab jadi saya intip," kata Randi.
Saat mengintip dari balik jendela, Randi menyaksikan orangtuanya dalam kondisi tergantung. Ia pun meminta pertolongan kepada sejumlah tetangga, lalu masuk ke rumah melalui jendela.
Polisi yang datang kemudian mengamankan seutas tali nilon sepanjang lima meter yang digunakan untuk bunuh diri.
Tenaga medis dari puskesmas setempat telah melakukan visum luar dan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Kuat dugaan murni bunuh diri lantaran tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban kecuali luka memar pada leher bekas tali," kata Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Bontomarannu Aiptu Abdul Rahman.
Sebelum meninggal, korban yang berprofesi sebagai penebang kayu sempat minum teh di sebuah warung tak jauh dari rumahnya.
Pemilik warung mengatakan, terakhir kali ini korban minum teh dan bercerita bahwa dirinya tak kuat menanggung malu lantaran ditinggal cerai oleh istrinya, yang sekarang berada di Papua.
Pada pagi harinya korban melunasi seluruh utangnya di sejumlah warung maupun warga lainnya.
Polisi menemui kesulitan melakukan penyelidikan lebih lanjut karena keluarga korban menolak otopsi pada jasad korban. Jenazah korban akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Malakaji, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, untuk disemayamkan.
No comments:
Post a Comment