Tim Investigasi TNI Sudah Kantongi Informasi Dugaan Aliran Dana Freddy Budiman


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai menjadi dosen tamu dalam kuliah umum di Universitas Pertahanan (Unhan) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2016).

BOGOR,  Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan sudah mendapatkan data dan informasi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait adanya dugaan aliran dana dari Freddy Budiman ke oknum pejabat TNI.
"Koordinasi dengan PPATK itu rahasia. Sudah kita dapat, sekarang sedang kita kembangkan," ucap Gatot seusai mengisi kuliah umum di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2016).
Gatot menambahkan, tim investigasi TNI saat ini sedang menelusuri dugaan keterlibatan oknum anggota TNI dalam jaringan Freddy dari berbagai pihak yang memiliki informasi penting, seperti tahanan maupun yang sudah dibebaskan terkait persoalan narkoba.
Menurut Gatot, semua perwira tinggi TNI berpangkat bintang dua saat kasus Freddy terungkap telah pensiun. Hanya Gatot yang saat itu masih berpangkat bintang dua dan masih aktif sampai sekarang.
"Dipastikan yang dikatakan perwira bintang dua pada tanggal 27 April 2011 itu yang masih aktif hanya saya seorang, yang lainnya sekarang sudah pensiun," katanya.
Ia memastikan bahwa penyelidikan akan terus berjalan meski perwira tinggi yang berpangkat bintang dua pada tahun 2011 sudah tidak aktif. Bila ditemukan adanya bukti keterlibatan, maka proses hukumnya akan diserahkan kepada kepolisian.
Freddy merupakan bandar narkotika yang dieksekusi mati bersama tiga narapidana lain pada 29 Juli 2016.
Dua hari setelah eksekusi, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menyebarkan cerita yang diklaimnya didapat dari Freddy.
Dalam tulisan berjudul "Cerita Busuk dari Seorang Bandit" itu, diungkapkan bahwa oknum Polri, TNI, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bea Cukai terlibat dalam peredaran narkotika jaringan Freddy.

No comments:

Post a Comment