Target Baru, APBD DKI 2016 Disahkan 21 Desember 2015


Rapat Badan Musyawarah (Bamus) untuk menentukan jadwal pembahasan KUA-PPAS 2016 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).

JAKARTA, Target pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016 ditetapkan pada Senin, (21/12/2015). Setelah tanggal itu, APBD 2016 siap diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri untuk dievaluasi.

"Sesuai jadwal, sebelum akhir tahun kita sahkan APBD tepatnya pada 21 Desember 2016," ujar Ketua Badan Musyawarah DPRD DKI Mohamad Taufik, di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (1/12/2015).

Sementara itu, penandatanganan MoU Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 akan dilaksanakan pada Senin (14/12/2015).

Pada rapat Bamus, pihak eksekutif sebenarnya sempat meminta agar penandatanganan MoU dilakukan pada Jumat, (11/12/2015). Namun, Bamus menolak permintaan tersebut.

"Kalau ditargetkan MoU Jumat itu, jujur saja kita angkat tangan. Diketawain orang kalau pembahasannya cuma singkat begitu. Enggaklah, kita harus hati-hati membahas juga," ujar Taufik dalam rapat.

Rapat pembahasan KUA-PPAS akan dilakukan mulai Jumat, (4/12/2015).

Seharusnya, APBD dirampungkan dan diserahkan ke Kemendagri pada 30 November 2015 kemarin. Namun, prosesnya terlambat karena Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama kembali menyisir anggaran KUA-PPAS 2016.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sudah menyerahkan draf KUA-PPAS 2016 Badan Anggaran DPRD DKI, kemarin, Senin (30/11/2015).

"KUA-PPAS hasil penyempurnaan sudah selesai dan ditandatangani Pak Gubernur. Sudah diserahkan sekaligus hard copy dan soft copy-nya," ujar Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin.

Kapal-kapal "Hantu" Berisi Jenazah Tiba di Pantai Jepang


Inilah salah satu dari kapal-kapal yang tiba di pantai Jepang dalam dua bulan terakhir dengan sejumlah jenazah yang sudah membusuk di dalamnya.

TOKYO, — Sebuah misteri yang meresahkan melanda sejumlah pantai Jepang.

Selama dua bulan terakhir, sedikitnya delapan kapal kayu telah ditemukan di Laut Jepang, lebih tepatnya di atau dekat pantai. Kapal-kapal itu membawa kargo yang membuat bulu kuduk berdiri, yaitu 20 jenazah yang membusuk, menurut penjaga pantai Jepang kepada CNN.

Semua jenazah, menurut penjaga pantai itu, sudah sedemikian membusuk dan "sebagian tinggal kerangga". Dua jenazah ditemukan tanpa kepala dan satu kapal berisi enam tengkorak.

Kapal pertama ditemukan pada bulan Oktober, kemudian sejumlah kapal ditemukan pada akhir November.

Sejumlah petugas penjaga pantai kini berusaha untuk mengungkap teka-teki asal kapal-kapal "hantu" tersebut dan hal yang telah terjadi dengan orang-orang di atas kapal itu.

Sejauh ini, dugaan yang paling memungkinkan, kapal-kapal tersebut berasal dari Korea Utara.

Satu petunjuk yang mengarah ke situ adalah huruf Korea pada lambung sebuah kapal yang berisi 10 jenazah yang membusuk, yaitu pada salah satu dari tiga kapal yang ditemukan terapung di lepas pantai kota Wajima, di pantai barat Jepang, pada 20 November.

Tulisan di lambung kapal itu, menurut penjaga pantai itu, berbunyi "Tentara Rakyat Korea," nama angkatan bersenjata Korea Utara.

Sebuah petunjuk lain datang dari secarik kain compang-camping yang ditemukan di salah satu kapal, yang tampaknya seperti bendera nasional Korea Utara, seperti dilaporkan stasiun televisi Jepang, NHK.

"Tidak ada keraguan bahwa kapal-kapal itu dari Korea Utara," kata John Nilsson-Wright, kepala program Asia di lembaga kebijakan Chatham House, kepada CNN, setelah melihat sejumlah foto kapal-kapal tersebut.

Wright menambahkan, tulisan berbahasa Korea pada kapal-kapal tersebut, atau Hangul, serta kapal-kapal "primitif" itu dengan rujukan Tentara Rakyat Korea membuat kapal-kapal tersebut ini "sangat logis" untuk dianggap berasal dari Korea Utara.

Yoshihiko Yamada, seorang pakar kelautan, mengatakan kepada NHK bahwa kapal-kapal itu memiliki "kemiripan yang mencolok" dengan kapal-kapal yang digunakan para pembelot dari Korea Utara.

Dia memberi penjelasan tentang kemungkinan penyebab kapal-kapal itu dan para awaknya yang tewas bisa mencapai pantai Jepang. "(Kapal-kapal) terbuat dari kayu, sudah tua dan berat. Kapal-kapal tersebut tidak bisa melakukan perjalanan cepat dan mesin-mesinnya tidak cukup kuat untuk mengubah arah kapal melawan arus."

Beberapa orang di media Jepang, termasuk NHK, telah berspekulasi bahwa kapal-kapal tersebut mungkin kapal nelayan yang menyimpang dari jalur.

Wright yakin, kapal-kapal itu kemungkinan membawa orang-orang yang mencoba melarikan diri rezim, walau ia menambahkan bahwa tidak mungkin untuk memastikan hal itu dengan informasi terbatas yang tersedia.

"Apa yang kita tahu adalah, bagi orang-orang yang tinggal di luar (ibu kota Korea Utara) Pyongyang ... hidup tetap luar biasa keras, dan mungkin karena kebutuhan ekonomi, dan juga keinginan atas kebebasan politik (yang) mendorong sejumlah orang di Utara mencoba untuk meninggalkan negara itu."

Dia menambahkan, para pembelot bisa saja mengambil rute yang lebih berbahaya di Laut Jepang karena rute-rute tradisional, seperti menyeberangi perbatasan ke China, kini diawasi dan jadi lebih sulit untuk digunakan.

Ribuan Ikan Mati di Pantai Ancol, Ahok Singgung Kolam Epicentrum


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Sabtu (28/11/2015)

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, peristiwa ribuan ikan mati terdampar di Pantai Ancol disebabkan oleh pencemaran limbah.

Kasus ini, lanjut dia, sama seperti sungai kecil yang mengalir di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. 

"Kamu tahu enggak kolam ikan yang ada di Epicentrum? Kolam ikan yang dibikin kayak sungai itu mati semua ikannya," kata Basuki di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa (1/12/2015). 

Ikan-ikan di saluran air Epicentrum mati karena ada pencemaran limbah yang datang dari sungai-sungai. Ketika musim hujan datang, pencemaran datang dari air sungai yang meluap.

"Itu kan kolam buatan, bukan sungai yang dibersihkan. Nah, begitu ada penambahan volume air dari sungai, makanya air sungai kita di hulunya itu banyak pencemaran," kata Basuki. 

Selain itu, Basuki juga membantah bahwa peristiwa ikan mati di Pantai Ancol disebabkan reklamasi.

"Reklamasi kan di laut, coba kamu cek ikan Epicentrum mati semua enggak? Apa air laut bisa sampai naik ke Epicentrum? Jauh. Itu bukti air dari atas (sungai)," kata Basuki.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta Liliek Litasari mengatakan, kematian ikan-ikan di Pantai Ancol disebabkan pencemaran lumpur dari sungai.

Lumpur tersebut terseret hingga ke laut saat hujan. Dari hasil penelitian, limbah tersebut mengandung gas hidrogen sulfida (H2S). H2S merupakan gas yang beracun dan tidak berwarna.

"Kita Cuma Ingat Hari HIV/AIDS 1 Desember, tetapi Penularannya Setiap Detik"

JAKARTA, Dalam momentum memperingati Hari HIV/AIDS pada 1 Desember 2015, masyarakat diajak untuk tidak sekadar menjadikan hal ini seremonial semata.

Menurut aktivis HIV/AIDS, Baby Jim Aditya, isu tentang HIV/AIDS terjadi setiap hari, dan penularannya menyebar hingga ke keluarga kita masing-masing tanpa disadari.

"Kita cuma ingat hari AIDS 1 Desember, tetapi penularannya kan setiap detik. Terus, kalau ingat Hari AIDS, action-nya apa? Enggak ada kan? Malah penularannya makin meningkat," kata Baby saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa pagi.

Menurut Baby, untuk meminimalkan penyebaran HIV/AIDS, yang harus diubah adalah perilaku dan sifat dari diri sendiri terlebih dahulu.

Penyebaran HIV/AIDS cukup banyak melalui hubungan seksual, terlepas dari penyebaran melalui medium lain, seperti jarum suntik.

Oleh karena itu, perilaku seks yang sehat dapat membentengi diri dan orang yang disayang, terutama pasangan, dari penularan HIV/AIDS.

Hal penting lainnya adalah mengubah pola pikir dan perspektif kita tentang HIV/AIDS, bentuk hubungan seksual yang sehat, pentingnya menggunakan kondom, serta mau untuk menjalani tes HIV/AIDS ke dokter.

Kebanyakan dari masyarakat Indonesia belum memiliki informasi yang komprehensif tentang semua hal itu sehingga, yang ada, perilaku seks bebas semakin marak tanpa dibarengi aspek keamanan.

"Ngomong HIV/AIDS ngomong hal-hal yang enggak nyaman. Sudah waktunya kita ubah persepsi kita tentang HIV/AIDS ini."

"Yang nularin adalah orang yang kita kenal, suami, pacar, selingkuhan. Kalau enggak ngomong berisiko tinggi, itu jahat. Ini terjadi dalam kondisi gratis, bukan seks berbayar," kata Baby.

Penumpang KRL Sering Manfaatkan Fasilitas "Free Out" untuk Hal Ini


Para penumpang bergantian melakukan tapping di gate stasiun Tanah Abang, Jumat (19/6/2015) pagi.

JAKARTA, Fasilitas "free out" tidak hanya digunakan penumpang commuter line untuk hal-hal curang seperti naik kereta gratis. Ternyata, fasilitas itu terkadang juga digunakan untuk hal-hal yang mempermudah aktivitas mereka.

Seperti Chika Radina, salah seorang karyawan swasta yang bekerja di kawasan Gondangdia. Setiap hari, dia menggunakan commuter line dari Stasiun Bekasi.

Chika mengaku beberapa kali pernah memanfaatkan fasilitas "free out" tersebut untuk menyeberang.

Beberapa stasiun seperti Stasiun Bekasi memang memiliki dua lokasi gate out. Satu lokasi gate out akan menghubungkan penumpang dengan Jalan Ir H Juanda sementara gate out yang lain menghubungkan penumpang ke Jalan Raya Perjuangan.

"Saya kadang udah tap out nih ke arah Jalan Juanda, ternyata suami saya jemputnya di pintu keluar stasiun yang satu lagi. Kalau saya nyebrangnya muter, itu jauh banget. Biar cepat saya nyebrang lewat stasiun ke luar di gate satu lagi. Kan gratis," ujar Chika di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (1/12/2015).

Chika pun merasa kecewa dengan penghapusan fasilitas "free out" ini. Apalagi, dia tidak pernah menggunakannya untuk naik kereta gratis.

Seorang penumpang lain, Muhammad Erwin, juga memiliki pengalaman menggunakan fasilitas "free out" ini.

Ia menggunakan fasilitas "free out" bila harus ke ATM. Seperti di Stasiun Manggarai, ATM hanya terdapat di dalam stasiun saja. Sehingga, hanya penumpang yang sudah berada di dalam stasiun yang bisa menggunakannya.

"Rumah saya kan dekat (stasiun) Manggarai nih. Ngambil uang di ATM dari pada mesti naik motor mending ke stasiun sebentar, masuk stasiun, ambil uang, keluar lagi," ujar Erwin.

Membeli makanan

Erwin mengaku pernah melihat orang yang sengaja masuk stasiun bukan untuk naik kereta, tetapi untuk menggunakan toilet atau shalat di Stasiun Manggarai.

Ada juga penumpang yang menggunakan "free out" untuk membeli makanan di toko di dlam stasiun. Misalnya Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara.

Marisa yang setiap hari turun di Stasiun Jatinegara sering menggunakan fasilitas "free out" untuk hal tersebut.

"Saya kadang kan pulang naik kereta kadang dijemput. Kalau pas dijemput terus ada yang mau saya beli di dalam stasiun, saya masuk ke Jatinegara buat beli dulu. Nanti keluarnya di Jatinegara lagi pakai fasilitas free out supaya gratis. Kan kalau belum satu jam enggak bayar," ujar Marisa.

Ketiganya merasa agak kecewa dengan penghapusan fasilitas free out. Apalagi mereka akan dikenakan denda sebesar Rp 7.000 jika masuk dan keluar di gate yang sama.

"Padahal kita kan kayak begitu bukan buat naik kereta gratis," ujar Chika.

PT KAI Commuter Jabodetabek memutuskan menghapus fasilitas free out mulai 1 Desember 2015.

Kebijakan itu diambil setelah KCJ menilai fasilitas tersebut sering disalahgunakan oleh segelintir penumpang untuk naik kereta rel listrik (KRL) commuter line secara gratis.

Fasilitas free out adalah pembebasan biaya bagi penumpang yang masuk dan keluar di stasiun yang sama dalam durasi tidak lebih dari satu jam.

Kahar Muzakir Gebrak Meja, Junimart Akan Lapor ke MKD


Majelis Kehormatan Dewan DPR RI mendengarkan penjelasan dari Ahli Bahasa Yayah Bachria Mugnisjah yang diundang sebagai saksi ahli pada rapat konsultasi pimpinan dan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2015). Pembahasan menyoal perbedaan tafsir kata "dapat" pada Bab IV Pasal 5 ayat (1) Peraturan DPR Nomor 2 Tahun 2015, yang kemudian menurut Yayah, dapat diartikan "bisa" atau "boleh". Arti lainnya bisa juga "diizinkan" atau "tidak dilarang" sehingga setiap orang berhak mengadu ke MKD.

JAKARTA, — Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan Junimart Girsang mengungkapkan bahwa Wakil Ketua MKD Kahar Muzakir-lah yang menggebrak meja dalam rapat pada Senin (30/11/2015).
Kahar menggebrak meja karena ngotot hendak menganulir keputusan rapat MKD pada 24 November, yang memutuskan melanjutkan kasus Ketua DPR Setya Novanto ke persidangan.
"Yang menggebrak meja Pak Kahar, silakan kutip. Dia menggebrak meja sambil berdiri," kata Junimart saat dihubungi, Selasa (1/12/2015).
Junimart beranggapan sikap Kahar tersebut sangat tidak mencerminkan seorang pimpinan MKD, yang seharusnya bertugas untuk menjaga etika anggota Dewan. Junimart berencana mengadukan Kahar ke MKD.
"Saya sedang pikirkan laporkan dia ke MKD. Tidak boleh begitu. Ini lembaga etika, tetapi tidak punya etika," ucap Junimart.
Secara terpisah, anggota MKD Golkar Ridwan Bae membenarkan ada aksi gebrak meja yang dilakukan Kahar dalam rapat kemarin. Namun, menurut dia, hal tersebut tak perlu dibesar-besarkan.
"Biasalah itu, dinamika," ujar Ridwan.
Adapun Kahar, saat dikonfirmasi, membantah telah menggebrak meja.

"Enggak. Mana, isu itu," ucapnya.
Seperti dikutip Kompas, rapat pleno kemarin batal memutuskan untuk menentukan jadwal persidangan dan pihak yang akan dimintai keterangan. Rapat pleno yang diadakan tertutup selama empat jam dengan satu kali skors itu ditunda sampai hari ini.
Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Gerindra, dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta agar MKD tidak menjadwalkan persidangan sebelum verifikasi alat bukti serta laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said tuntas dilakukan.
Jadwal sidang serta pemanggilan saksi sebenarnya sudah disusun dan tinggal diputuskan dalam rapat pleno.

Selain meminta penundaan rapat pleno, anggota Fraksi Partai Golkar juga mengusulkan jadwal sidang MKD ditunda. Mereka meminta pembentukan panitia khusus Freeport Indonesia.

Bareskrim Bakar Fragmen Penyu, Kuda Laut dan Rusa Senilai Rp 3 Miliar


Bareskrim Polri

JAKARTA, – Ratusan kilogram bagian tubuh hewan dimusnahkan dengan cara dibakar, Selasa (1/12/2015). Pemusnahan dilakukan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipiter) Bareskrim Polri disaksikan aktivis lingkungan hidup.
Bagian tubuh satwa liar yang dibakar itu, yakni 79 kilogram daging penyu, 350 kilogram perisai punggung penyu, 85 kilogram tanduk rusa dan 90 ekor kuda laut kering.
Khusus untuk bagian tubuh penyu dan rusa, berasal dari 270 jenis penyu dan 34 ekor rusa yang ada di Indonesia.
Barang bukti itu dimasukan ke dalam tong yang sudah diisi kayu bakar. Bagian tubuh itu diberi minyak tanah terlebih dahulu.
Begitu disulut api, asap berbau tidak sedap pun mengepul di sekitar Lapangan Bhayangkara, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, lokasi pemusnahan barang bukti.
Barang bukti itu didapatkan dari salah satu gudang milik pengusaha perikanan berinisial AA di Moro Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, yang disita pada September 2015.
Penyidik Dittipiter Bareskrim Polri sebelumnya mendapatkan informasi soal penjualan fragmen tubuh satwa liar dan langka di lokasi tersebut.
“Saat itu juga kami menetapkan AA sebagai tersangka,” ujar Direktur Tipidter Brigjen (Pol) Yazid Fanani usai acara pemusnahan.
Berdasarkan pengakuan, AA sudah menjalankan bisnis jual-beli fragmen hewan dilindungi itu sejak dua tahun.
Barang-barang itu didapatkan dari kepulauan di Maluku dan Papua. Rencananya, barang-barang itu akan diimpor ke China dan Timur Tengah melalui sistem online.
Catatan Dittipiter, harga penyu sisik berkualitas bagus mencapai USD 100 per pon. Sedangkan kualitas medium mencapai USD 30 sampai USD 50 per pon.
Adapun, jika sudah dalam bentuk makanan jadi, harga daging penyu mencapai USD 40 per pon.
“Jika ditotal, barang bukti ini bisa mencapai tiga milyar rupiah,” ujar Yazid.
Kini, penyidik masih memeriksa AA untuk menangkap pelaku lainnya. Penyidik meyakini AA tidak bekerja sendirian.
Penyidik mengenakan AA dengsn Pasal 21 ayat (2) huruf b dan d juncto Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Ahok: Kami Punya Jakarta Propertindo dan Jakarta Premanindo


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuka Rakerda REI (Real Estate Indonesia) DKI, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (1/12/2015).

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki dua perusahaan andalan dalam membangun ibu kota.

Perusahaan pertama adalah PT Jakarta Propertindo dan perusahaan kedua merupakan bentukannya, Jakarta Premanindo.

Sontak para pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) DKI tertawa terbahak-bahak mendengar kelakar Basuki tersebut.

"Kami sekarang ada dua, Jakarta Propertindo sama Jakarta Premanindo, ha-ha-ha," kata Basuki tertawa saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) REI DKI, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (1/12/2015). 

Basuki menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tengah berupaya menjadikan PT Jakarta Propertindo menjadi BUMD holding. Ia berharap, rencana itu bisa terealisasi tahun 2018 mendatang.

Selain itu, Basuki juga menargetkan PT Jakarta Propertindo untuk go-public.

PT Jakarta Propertindo, lanjut Basuki, akan membawahi divisi properti, utilitas, air limbah, serta infrastruktur.

"Kami sudah sepakat dengan DPRD untuk menyuntik modal hingga Rp 10 triliun sampai tahun 2017. Bahkan kami mau naikkan (penyertaan modal) kira-kira Rp 40 triliun sampai Rp 46 triliun dan ini akan menjadi perusahaan yang besar. Karena semua BUMD akan digabung di dalam," kata Basuki. 

Selain holding PT Jakarta Propertindo, juga akan ada holding transportasi dan holding logistik. Holding transportasi untuk pengelolaan MRT, LRT, dan Transjakarta.

Kemudian holding logistik akan dikelola oleh PD Dharmajaya, PT Food Station Tjipinang Jaya, dan PD Pasar Jaya.

"Kalau Jakarta Premanindo sih artinya nodong REI (pengembang). Hahaha.... Dua puluh persen kewajiban pengembang harus dibangun rusun, nah itulah Jakarta Premanindo," kata Basuki.

Ahok: Jakarta Indah karena Pengembang, Jangan "Ngarep" Dana Pemerintah


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuka Rakerda REI (Real Estate Indonesia) DKI, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (1/12/2015).

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku banyak peran pengembang dalam membangun Ibu Kota.

Bahkan, lanjut dia, tak sedikit program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang merupakan program corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan swasta. 

"Suka atau enggak suka, di tengah kritik pengusaha-pengusaha nakal menunggak pajak. Tapi Jakarta ini indah dilakukan pengembang REI (Real Estate Indonesia). Jangan ngarep atau andalin pemerintah, dana pemerintah," kata Basuki saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) REI DKI, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (1/12/2015). 

Basuki memberi contoh program-program Pemprov DKI yang dibangun oleh swasta seperti ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) serta pembangunan rumah susun.

Menurut Basuki, Pemerintah Pusat yang mewajibkan pemerintah daerah untuk mempunyai ruang publik ramah anak.

Basuki kemudian menginstruksikan pembangunan RPTRA yang berkonsep ramah janin hingga lansia.

"Kenapa saya seolah-olah minta bantuan CSR terus kepada pengembang? Pelanggaran pembangunan di DKI ini sudah sekian lama, dari kelas melarat sampai konglomerat."

"Saya tugaskan saja Jaya Konstruksi yang 40 persen sahamnya milik kami (DKI) untuk membangun RPTRA dan anggarannya lebih murah dibanding kami (Dinas Pertamanan) bikin," kata Basuki. 

Selain itu, lanjut dia, pembangunan oleh swasta juga lebih cepat rampung. Meski demikian, aset yang dibangun tetap menjadi kepemilikan Pemprov DKI.

"Jaya Konstruksi bangun RPTRA anggarannya Rp 500 juta - 800 juta, termasuk pemeliharaan 6 bulan. Tahun depan saya mau bangun 150 RPTRA dan Jaya Konstruksi harus ikut lelang kalau mau bangun RPTRA," kata Basuki.

DKI Efisiensi Anggaran Rp 4,15 Triliun


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membuka Rakerda REI (Real Estate Indonesia) DKI, di Hotel Ritz Carlton, Selasa (1/12/2015).

JAKARTA, Selama penyisiran anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016, ada efisiensi sebanyak Rp 4,15 triliun.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menyisir anggaran melalui e-planning selama 11 hari. 

"Anggarannya berhasil dihemat sampai Rp 4,15 triliun," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (30/11/2015) malam. 

Basuki menjelaskan, dari penyisiran, ditemukan anggaran tak masuk akal mencapai Rp 6,4 triliun.

Rinciannya, anggaran sebesar Rp 2,2 triliun untuk kegiatan yang tumpang tindih. Kegiatan yang tumpang tindih itu akhirnya digabung jadi satu.

Sisanya sebesar Rp 4,15 triliun merupakan penghematan. Anggaran itu dialihkan untuk kegiatan lain.

Kegiatan tersebut misalnya pembangunan rumah susun oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, pembelian alat berat oleh Dinas Bina Marga dan Dinas Tata Air DKI, serta pembayaran honor pekerja harian lepas (PHL) dan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

"Gaji PPSU kan naik dari Rp 2,7 juta jadi Rp 3,1 (juta) sesuai UMP kan," kata Basuki. 

Penghematan anggaran terbesar didapat dari anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Pemprov DKI memangkas kegiatan penyelenggaraan festival serta pagelaran seni budaya.

Pemprov DKI telah menyerahkan dokumen KUA-PPAS 2016 kepada DPRD DKI, Senin (30/11/2015).

Efisiensi ini tidak mempengaruhi jumlah KUA-PPAS 2016. Nilai anggarannya tetap Rp 66 triliun. Hanya programnya saja yang dikoreksi.

Saat ini, dokumen KUA-PPAS 2016 dibahas di Badan Musyawarah (Bamus) DPRD. Kemudian dibahas di Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan penandatanganan nota kesepahaman KUA-PPAS. Pengesahan Raperda APBD DKI 2016 ditargetkan disahkan akhir tahun ini.

Potensi Terbesar Penularan HIV/AIDS Terjadi di Ranjang Kita Sendiri


Ilustrasi Mitos HIV/AIDS

JAKARTA, Bicara soal HIV/AIDS, biasanya, orang memandang penyebaran penyakit itu terjadi di tempat prostitusi maupun tempat hiburan malam yang berbagai macam jenisnya.

Namun, kenyataannya, HIV/AIDS paling banyak menyebar di keluarga kita sendiri dan terjadi di atas tempat tidur kita, bukan tempat tidur orang lain atau tempat tidur di hotel-hotel yang menyediakan jasa pemuas hasrat seksual.

"Paling banyak orang yang tertular HIV/AIDS itu ibu rumah tangga dan penularan terjadi di atas tempat tidurnya sendiri oleh orang yang dia kenal, dia sayangi, dia hormati," kata aktivis HIV/AIDS Baby Jim Aditya dalam perbincangannya dengan Kompas.com, Selasa (1/12/2015) pagi.

Baby berpendapat ada masalah dan latar belakang yang sangat kompleks di balik penularan HIV/AIDS dengan korban yang paling banyak tertular ibu rumah tangga.

Ia memaparkan, secara garis besar, masalah itu terbagi dalam beberapa poin, yakni perilaku seks yang sangat buruk, minimnya kesadaran menggunakan kondom, ketidakjujuran kepada pasangan, dan menganggap tes HIV/AIDS itu tidak penting.

Berdasarkan data dari sebuah penelitian tahun 2013-2014, di Indonesia, ada sekitar 6,7 juta laki-laki yang menggunakan jasa seks secara komersial. Sedangkan, jumlah perempuan pekerja seks komersial 200.000-an orang saja.

Dengan hitung-hitungan sederhana, satu perempuan melayani sekitar 32 laki-laki yang berbeda setiap harinya.

Itu baru satu gerbang potensi penularan HIV/AIDS. Di luar data itu, kita tidak tahu dengan siapa saja laki-laki tersebut melakukan hubungan seks.

Jika berandai-andai, kata Baby, satu laki-laki berhubungan seks dengan lima perempuan yang berbeda, bisa pasangannya sendiri, maupun pasangan yang tidak resmi.

Jika angka 6,7 juta tadi dikali lima, maka ada sekitar 30 juta orang yang berpotensi menularkan dan ditularkan oleh HIV/AIDS.

Soal kondom, dibagi dua hal, saat berhubungan seks secara berbayar atau secara gratis.

Jika berbayar seperti di tempat prostitusi, perempuan yang memberi jasa seksnya berada pada posisi yang lemah, baik secara status maupun secara ekonomi.

Dengan begitu, akan sulit seorang perempuan menolak permintaan tamunya yang tidak mau memakai kondom saat berhubungan seks.

"Ini berhubungan dengan budaya patriarki. Saya menyebutnya 3M, Man, Mobile, and with Money. Walaupun tanpa uang, laki-laki tetap bisa dapat hubungan seks yang dia mau, misalkan dengan pacar. Itu kan hubungan seks gratis, modal ngerayu saja. Memangnya kalau sama pacar, begituannya pakai kondom?" tutur Baby.

Kejujuran dan tanggung jawab

Setelah melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, tanpa tahu pakai kondom atau tidak, hal itu tidak diceritakan secara jujur kepada pasangannya.

Padahal, menurut Baby, sangat penting setiap orang, terutama laki-laki, jujur kepada pasangannya pernah berhubungan dengan siapa saja.

Jika mau terbuka, harapannya, mereka bisa mengikuti tes HIV/AIDS sebelum memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius, seperti pernikahan.

Menurut Baby, hal ini yang masih minim di Indonesia. Justru, kebanyakan, orang baru tahu belakangan kalau pasangannya ternyata kena HIV/AIDS dan ternyata sudah tertular saat hubungan suami-istri di atas ranjangnya sendiri.

"Kan, jahat sekali, kita yang bilangnya mau bertanggung jawab, tapi tanggung jawab kan bukan sekadar menikahi, tapi tanggung jawab untuk tidak menularkan penyakit ke pasangan yang kita sayangi," ujar Baby. 

Jeritan Jijik Seorang Perempuan di Dalam KRL

JAKARTA,  "...tetiba org sgerbong kaget, ada mba2 kaget treak kdgeran yg lain. Trnyta saat dy siap2 mw turun, dh ad cipratan *eju d skitar rok n tasnya..," tulis seorang teman di akun Facebook-nya.

Menurut dia, sebut saja Andi, kejadian ini terjadi pada Senin (30/11/2015) sekitar pukul 20.00. Saat itu, dia berada di gerbong campuran jurusan Jatinegara-Bogor.

Pada saat berada di Stasiun Lenteng Agung, Andi mendengar jeritan "iiih..." dari seorang perempuan yang terdengar jijik. Rupaya, kata dia, perempuan itu baru menyadari ada cairan di belakang rok dan tasnya.

"Ributlah orang sekitar dia. Ternyata di rok dan tasnya kayak basah dipeperin ingus gitu, dan di lantai juga ada cairan yang sama," kata Andi kepada Kompas.com.

"Menurut orang sekitar, dari tadi enggak ada yang muntah atau buang ingus. Pada sumpah serapahlah mereka. 'Itu pasti *eju. Awas kalau besok-besok kayak gini, orang begitu gebukin aja'," kata Andi mendengar umpatan dari si perempuan dan teman-temannya.

Saat itu, kata Andi, tidak ada petugas keamanan yang berada di dalam gerbong yang mereka tumpangi. Kondisi kereta juga sedang padat-padatnya penumpang.

Penumpang di sekitarnya kemudian membahas kira-kira pelakunya yang mana dan turun di mana. Kemudian, ketiganya turun di Stasiun Universitas Pancasila.

Menurut Andi, kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. Dia menceritakan pernah menyaksikan langsung seorang penumpang laki-laki yang menempelkan bagian depannya ke penumpang perempuan.

"Habis Lebaran kemarin gue udah ngeliat sendiri sampai dua kali cowok berdiri sok-sok ngantuk. Tau-tau tiap kereta ngerem kayak sengaja nempelin bagian depan dia ke mbak-mbak di sampingnya. Itu sengaja. Gimana enggak penjahat kelamin itu," kata dia.

Menanggapi kejadian itu, Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengaku belum menerima laporan.

"Kalau memang ada, harusnya saya sudah menerima laporannya," kata Eva saat dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Pihak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengimbau agar penumpang yang menjadi korban pelecehan seksual untuk melapor ke petugas.

Laporan bisa disampaikan ke petugas yang ada dalam kereta ataupun ke pengelola stasiun.

Eva mengatakan, laporan sangat dibutuhkan agar kejadian bisa ditindaklanjuti.

"Kalau tidak ada laporan, kita dilema juga gimana mau menindaklanjutinya," kata dia.

Menurut Eva, pada beberapa kasus, sering kali penumpang KRL yang menjadi korban pelecehan seksual enggan melaporkan kejadian yang dialaminya itu.

Ia kemudian menyamakan kasus tersebut dengan kasus pencopetan. Eva mengatakan, pada kasus pencopetan, penumpang sering kali enggan melapor, terutama bila barang miliknya ternyata sudah ditemukan.

"Penumpang mungkin merasa akan repot saat harus memberikan keterangan dan segala macam, tapi yang seperti itu memang harus dibutuhkan," ujar dia.

Tak Mau Partai Jadi Musuh Publik, F-Golkar Tegur Tiga Anggotanya di MKD


Pimpinan Mahkamah Kehormatan Dewan (kiri-kanan) Kahar Muzakir (Golkar), Surahman Hidayat (PKS), Junimart Girsang (PDI-P), dan Sufmi Dasco Ahmad (Gerindra).

JAKARTA, Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR Bambang Soesatyo menyesalkan sikap anggotanya di Mahkamah Kehormatan Dewan saat rapat pada Senin (30/11/2015). Mereka hendak menganulir keputusan MKD untuk membawa kasus Ketua DPR Setya Novanto ke persidangan. Menurut Bambang, hal tersebut bertentangan dengan sikap Fraksi Golkar yang mendorong agar kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dibuka seterang-terangnya di persidangan.
"Pesan kami, jaga marwah Partai Golkar agar tidak ikut terseret jadi public enemy," kata Bambang saat dihubungi, Selasa (27/11/2015).
Bambang beranggapan masalah kedudukan hukum atau legal standing Sudirman Said sebagai pelapor dalam kasus ini sudah selesai.

Rapat pada Selasa (24/11/2015), MKD memanggil ahli bahasa, Yayah B Mugnisjah, setelah muncul perdebatan terkait legal standing Sudirman Said sebagai pelapor.
Dalam keterangannya, Yayah menilai, Sudirman memiliki legal standing sebagai pelapor. Rapat pleno internal MKD akhirnya memutuskan agar hal ini dilanjutkan ke persidangan.

Begitu pula masalah rekaman percakapan antara Setya Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, kata Bambang, tak perlu lagi dipersoalkan.
Jika memang rekaman tersebut tidak utuh, dia mendorong untuk membukanya di persidangan.

"Seharusnya itu tidak perlu dipersoalkan lagi. Kan hal itu sudah menjadi keputusan MKD," tambah Bambang.
Bambang mengaku sudah menyampaikan pesan ini langsung kepada tiga anggotanya di MKD, yakni Kahar Muzakir, Ridwan Bae dan Adies Kadir.

Dia berharap dalam rapat lanjutan pada siang ini, tiga anggotanya tersebut tak lagi mempermasalahkan hal-hal yang tak substansial dan mendukung agar segera menjadwalkan persidangan kasus Setya Novanto.
"Namun, itu adalah hak anggota. Kita hanya menegaskan jangan membuat langkah-langkah yang membuat Partai Golkar jadi konyol di mata publik dan ditinggalkan konstituen," ucap Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali ini.
Ridwan Bae sebelumnya mengaku ingin menganulir keputusan rapat MKD pada 24 November 2015. Ia menganggap keputusan itu cacat hukum.

Lantaran masih adanya perdebatan di internal MKD, sidang kemarin akhirnya buntu dan akan dilanjutkan hari ini.
Jika perdebatan masih terjadi, muncul wacana diselesaikan melalui mekanisme voting.
Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Novanto kepada MKD dengan sangkaan mencatut nama Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla untuk meminta saham kosong dan proyek pembangkit listrik di Timika, Papua, saat bertemu Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin.
Sebagai alat bukti, Sudirman menyerahkan rekaman percakapan Setya, yang didampingi pengusaha M Riza Chalid, dengan Maroef.

Kejar Ketok Palu APBD 2016, DPRD DKI Siap Lembur hingga Akhir Pekan


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bertemu dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Jakarta Utara, di Gedung Walikota Jakarta Utara, Selasa (1/4/2015).

JAKARTA, Badan Anggaran DPRD harus segera menyelesaikan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 agar APBD 2016 selesai sebelum akhir tahun.

Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik mengatakan mereka akan membahasnya dengan SKPD hampir setiap hari untuk menyelesaikannya.

"Kalau kita mau kebut, semoga bisa selesai pertengahan Desember yah. Hari Sabtu kan kita bisa pakai kecuali Minggu yang enggak boleh," ujar Taufik ketika dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Taufik juga berharap pembahasan KUA-PPAS tidak perlu dilakukan dari nol lagi.

Artinya, mereka hanya tinggal membahas hal-hal yang diubah oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama saja. Anggaran yang tidak diubah tidak perlu dibahas kembali.

Namun, hal itu harus diputuskan dalam rapat bamus. Jika Bamus memutuskan untuk membahas ulang secara keseluruhan, maka diperlukan waktu 2 bulan lagi untuk membahas semuanya.

"Insya Allah kita coba selesaikan ya. Karena kita juga tidak ingin sampai molor kan," ujar dia.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD) menyerahkan draf KUA-PPAS 2016 yang sudah disisir oleh Basuki kepada Banggar pada Senin (30/11/2015).

"KUA-PPAS hasil penyempurnaan sudah selesai dan ditandatangani Pak Gubernur. Sudah diserahkan sekaligus hard copy dan soft copy-nya," ujar Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin.

Kemensos Anugerahi Satya Lencana kepada 12 Perintis Kemerdekaan


Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, sebelum membuka rapat koordinasi perencanaan program dan anggaran Kementerian Sosial tahun 2016, Senin (30/11/2015) malam tadi, menganugerahkan Satya Lencana Perintis Kemerdekaan kepada 12 orang. Penghargaan itu sebagai wujud penghormatan pemerintah terhadap jasa dan perjuangan mereka bagi Indonesia.

JAKARTA, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membuka rapat koordinasi perencanaan program dan anggaran Kementerian Sosial tahun 2016, Senin (30/11/2015) malam tadi. Hadir pada rapat tersebut para kepala provinsi dari seluruh Indonesia.

Sebelum memulai rapat, Khofifah menganugerahkan Satya Lencana Perintis Kemerdekaan kepada 12 orang sebagai wujud penghormatan pemerintah terhadap jasa dan perjuangan mereka bagi Indonesia. Para perintis kemerdekaan tersebut diantaranya mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikakusuma, Imam Soepomo dan Sutarto Sigit.

"Saya diberikan mandat oleh Presiden untuk memberikan tanda kehormatan kepada 12 orang yang telah berjasa untuk Indonesia," Kata Khofifah.

Mensos menjelaskan, penghargaan untuk para perintis kemerdekaan itu dinilai dari aspek kesejarahannya dan melalui proses verifikasi. Verifikasi itu lebih banyak melihat dari kelengkapan sejarah perjuangan mereka, karena banyak yang tidak tercatat.

"Tim sudah melakukan verifikasi nama-nama para perintis kemerdekaan. Untuk itu, akan diberikan tanda kehormataan bagi mereka dan uang sebesar Rp 50 juta dalam setahun dengan empat kali pencairan," kata Khofifah.

Dulu Berkawan Ekstasi, Kini Wajib Teguk Obat Dua Kali Sehari

SURABAYA, - Asap rokok keluar dari mulut pria paruh baya. Dia terlihat sangat menikmati rokok cengkeh yang sudah separuh habis itu.

Sesekali, dia meneguk kopi hitam yang baru saja dibuatkan oleh penghuni rumah sehat yang dijaganya.

Mayong (51) namanya. Kedua lengan hingga sikunya penuh tato. Salah satu daun telinganya, tepatnya di bagian bawah, masih berlubang bekas tindik.

Mayong tidak menampik bahwa banyak orang akan memberikan cap "orang jalanan" begitu melihatnya.

Dia bahkan mengakui bahwa dirinya juga akrab dengan beragam jenis narkoba dari ekstasi, sabu-sabu, dan putaw dengan berbagai cara pemakaiannya, termasuk jarum suntik. 

Pemakaian jarum suntik sembarangan itulah yang menyebabkan Mayong terjangkit virus HIV.

Mayong bercerita, pada tahun 2005, pria yang pernah menjadi petugas keamanan di sebuah bank di Surabaya itu menderita penyakit TBC yang tidak kunjung sembuh.

"Saat diperiksa ke dokter khusus, ternyata saya terjangkit HIV," katanya, Selasa (1/12/2015).

Sejak saat itu, perlahan dia mulai menjaga jarak dengan narkoba. Pengobatan HIV pun dimulainya dengan mengkonsumsi dua kapsul anti retroviral dari rumah sakit. Sudah tujuh tahun terakhir, dua kapsul itu menjadi teman setianya menjalani hidup sendiri tanpa keluarga.

"Saya sempat berkeluarga selama empat tahun, tapi hancur karena narkoba," ungkap Mayong.

Setiap hari, Mayong harus meminum empat kapsul sebagai upaya pengobatan. Dua kapsul diminum pada jam 09.00 WIB dan dua kapsul lagi pada pukul 21.00. Kapsul tersebut didapatkannya setiap bulan dari rumah sakit.

"Meski tidak akan dapat mengobati, setidaknya bisa memperpanjang usia saya," kata Mayong.

Untungnya, sebuah lembaga anti narkoba mempercayainya mengelola sebuah rumah rehabilitasi di kawasan Surabaya Timur. Di lembaga itu, dia dipekerjakan sebagai kepala rumah rehabilitasi.

"Untung masih ada yang memanfaatkan saya, kalau tidak, harus kemana lagi hidup saya," ujarnya.

Dia juga bersyukur, bisa membagi pengalaman hidupnya dengan pasien rehabilitasi lainnya.

"Setidaknya, di sisa hidup saya yang entah sampai kapan ini, saya masih bermanfaat bagi yang lain," katanya.

Mayong mengaku tidak memiliki obsesi hidup lagi saat ini. Dia menyerahkan sisa hidupnya kepada pusat rehabilitasi yang masih berkenan memanfaatkan tenaganya.

Dijauhi Teman, Perawat, Bahkan Istri, Penderita HIV/AIDS Jalan Kaki Jelajah Negeri


Wijianto (30) warga Nganjuk, Jawa Timur, bersama Sri Maryati Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon di kantor balaikota Cirebon, usai memberi materi di salah satu Universitas di Kota Cirebon, Senin Siang (30/11/2015). Wijianto adalah ODHA yang menjalankan misi Jalan Kaki Jelajah Negeri selama dua tahun untuk mencegah penyebaran HIV AIDS yang marak, dan membongkar stigma negatif masyarakat terhadap ODHA.

CIREBON,  Masih teringat jelas di ingatan Wijianto (30), sejumlah perlakuan tak adil kepada dirinya dan sejumlah teman yang didiagnosa menderita HIV/AIDS.

Bahkan, yang membuatnya begitu sedih, diskriminasi dilakukan sejumlah perawat di rumah sakit di Jakarta.

“Saya sering kali melihat kawan, teman, mendapat perlakuan yang tidak adil, dan tidak manusiawi. Bahkan saya sendiri mendapat stigma dan diskriminasi yang sangat amat kencang saat terbaring di rumah sakit,” ungkap Wijianto.

Dijauhi

Awalnya, dia diketahui menderita TBC dan sesak akibat keracunan obat.

Sel CD4 atau sel darah putihnya menurun drastis hingga tersisa 24 dari jumlah normal 1.500 dalam tubuh manusia sehat. Badannya melepuh, keluar bercak darah di muka, mulut, dan sekujur tubuh.

“Saat itulah saya divonis HIV Positif. Perawat kan harusnya mengerti, Mas. Tapi itu justru menjauh, takut, dan terlihat jijik sama saya. Sampai menerima uang untuk titip makanan pun tidak ada yang mau,” lanjut dia.

Bahkan istri, satu-satunya orang yang berada di sampingnya pun, mulai menjauh karena ketakutan.

Itulah sedikit cerita dari sejumlah pengalaman pahit yang dirasakan pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, saat ditemui di kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, Senin petang (30/11/2015).

Dia adalah satu dari sejumlah warga Indonesia yang disebut orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Namun, segudang pengalaman itu akhirnya membuat pria yang akrab disapa Gareng ini menjadi tangguh. Ia memang tak berbadan tegap, berisi, dan apalagi kekar, justru sebaliknya, yakni kurus kering.

Gareng memiliki keberanian dan semangat tinggi untuk kembali hidup sehat dan mengampanyekan hidup sehat ke penjuru Nusantara. Menariknya, misi yang dilakukannya ekstrem.

Gareng memilih misi itu dengan berjalan kaki. Selain memang hobi, dengan berjalan kaki dari kota ke kota, ia hendak membuktikan dan membongkar stigma negatif masyarakat bahwa ODHA lemah, penyakitan, tak bermanfaat, bahkan sampah masyarakat.

Dengan jalan kaki, dia juga ingin membuktikan bahwa ODHA sehat dan mampu bersilaturahim, memberikan manfaat dengan bekal pengalaman, dan sosialisasi yang pernah dipelajarinya.

“Misi ini saya sebut Langkah Kaki Jelalah Negeri Sosialisasi HIV AIDS. Tujuannya untuk mencegah penularan HIV AIDS, memberi dukungan kepada kawan-kawan yang HIV positif dan juga membongkar stigma negatif, dan meminimalisir diskriminiasi masyarakat pada kaum ODHA,” kata dia.

Gareng pertama kali keluar rumah di Jakarta, pada tanggal 7 November lalu, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-33. Dia melanjutkan ke Bogor, lalu lanjut ke Ciawi, Sukabumi, Cianjur, Cimahi, Bandung, Sumedang, Majalengka dan Cirebon.

Dia akan melanjutkan perjalanannya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Makasar, Kendari, Ambon, Manokwari, Halmahera, Gorontalo, Manado, Palu, dan lainnya. Misi tersebut ditargetkan selesai sekitar pada dua tahun mendatang, yakni 7 November 2017.

Dalam menjalankan misi berjalan kaki selama dua tahun itu, tak banyak peralatan yang dibawanya. Gareng hanya membawa pakaian seadanya, peta, buku catatan, buku materi, obat-obatan, dan obat Anti-Retroviral (ARV) yang menghambat virus HIV dalam merusak sistem kekebalan tubuh.

Semuanya itu disimpan dalam tas sederhana yang ditutupi spanduk bertuliskan “Langkah Kaki Jelalah Negeri, Cegah Penularan HIV, dan Dukung Orang Yang Terinfeksi”. Dia juga memasang bendera merah putih di sisi kanan spanduk.

Sejak awal misi ini, banyak sekali kendala dan halangan yang dialaminya. Orang–orang di sekitar Gareng, Yayasan Pelita Ilmu, Komisi Penanggulangan AIDs Nasional, dan lainnya, ragu akan rencananya berjalan kaki ini.

Namun, dia berusaha meyakinkan hingga akhirnya diperbolehkan. Dalam perjalanan, tak sedikit yang menganggapnya orang gila, namun tak sedikit juga yang menganggapnya bukan ODHA, karena kuat berjalan kaki cukup jauh.

“Di dalam perjalanan, banyak pengalamanya Mas, khususnya lingkungan yang panas, dan hujan. Di Majalengka, ada yang tidak percaya, saya ajak ikut jalan, ternyata angkat tangan, dan hanya kuat beberapa jarak saja,” katanya bercanda.

Keinginan keras untuk mensosialisasikan pencegahan HIV AIDS, adalah sebuah refleksi dan evaluasi dari pengalaman hidupnya. Gareng ingin, cukup dia, dan tak ada lagi yang terperosok dalam kehidupan yang kelam.

Gara-gara putaw

Tadinya, Gareng adalah seorang pekerja mebel di Surabaya tahun 2002 lalu. Ia masuk dalam lingkungan pemakai putaw. Bahkan, seorang wanita yang kemudian menjadi pacarnya pun seorang pecandu.

Gareng terus menolak, meskipun akhirnya tergoda, dan juga menjadi candu. Selama kurang lebih tiga tahun, 2002–2005, dia rutin mengonsumsi putaw.

“Tahun 2005, ketahuan keluarga, dan akhirnya dibawa pulang untuk disembuhkan. Di situlah, saya mengenal istilah “sakau” yang rasanya tidak dapat diungkapkan kata-kata. Hingga akhirnya, berangsur pulih, dan pergi ke Jakarta untuk kembali merantau berjualan bakso,” ungkapnya.

Tahun 2011, Gareng menjadi seorang satpam di salah satu tempat ibadah. Ia kerap kali mendapatkan shift malam hingga membuatnya sakit paru. Namun, itu adalah awal, dimana ia akhirnya divonis ODHA.

Meski sudah dijauhi istri, ia hanya takut, putri satu-satunya tertular.

“Namun setelah cek ke dokter, pada tahun 2012, anak saya sehat-sehat saja dan negatif. Itu yang membuat saya kembali semangat hidup, dan menjadi spirit untuk misi panjang ini,” tutupnya.

Mesir Tertarik Gantikan Barang-barang Turki di Pasar Rusia


Mesir tertarik untuk memasok buah dan sayur-sayuran ke Rusia. Pasar buah dan sayuran ke Rusia selama ini dikuasi Turki.

KAIRO, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan pada Minggu (29/11/2015) menyatakan bahwa Kairo telah meminta Moskwa untuk memberikan daftar barang-barang yang baru saja dilarang atau dibatasi impornya ke Rusia dari Turki. Kairo tertarik untuk menggantikan barang-barang tersebut dengan produk-produk Mesir.

Menurut pernyataan tersebut, masalah itu telah dibahas Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mesir, Tarek Kabil, dan rekannya dari Rusia, Denis Manturov, dalam sebuah pertemuan di Uni Emirat Arab.

"Mesir tertarik untuk memenuhi kebutuhan pasar Rusia, terutama barang-barang yang berasal dari Turki, mengingat keputusan Rusia membatasi impor dari Turki ke pasar Rusia  untuk buah-buahan dan sayuran-sayuran hingga 66 persen, serta pakaian dan kulit," kata pernyataan itu.

Hubungan Rusia dan Turki tegang setelah jatuhnya jet tempur Rusia Su-24 di wilayah udara Suriah setelah ditembak Angkatan Udara Turki pada Selasa lalu.

Hari Sabtu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani keputusan untuk meningkatkan keamanan nasional dan memberlakukan sejumlah sanksi ekonomi terhadap Turki, termasuk pembatasan tenaga kerja, perjalanan, dan perdagangan.

Jadi Tersangka, Pencakar Polantas Dikenai Wajib Lapor

JAKARTA, HC, perempuan yang mencakar polisi lalu lintas (polantas) di depan Pos Polantas Mall of Indonesia, Kelapa Gading pada awal November 2015 lalu dijadikan tersangka.

Pengemudi mobil Pajero tersebut dianggap melakukan penganiayaan. "Yang bersangkutan telah kami tetapkan sebagai tersangka atas penganiayaan ringan," kata Kapolsek Kelapa Gading Komisaris Ari Cahya Purnama, Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Kendati demikian, perempuan itu tidak ditahan. "Tersangka hanya dikenakan wajib lapor," kata Ari.

Sebelumnya, tak terima distop polisi lalu lintas, Ny HC (45) turun dari mobil lalu mengamuk sambil mencakar wajah polisi yang menilangnya. HC diketahui mengendarai mobil sambil menggunakan ponsel.

Cerita Tommy, dari Hancur Lebur hingga Jadi Penggerak Komunitas Peduli AIDS


Tommy Rendro Sukmono Hadhe, pendiri komuntas Be Positive yang aktif peduli dalam menanggulangi HIV/AIDS.

MAGELANG,  Selama belasan tahun, Tommy Rendro Sukmono Hadhe (40), kecanduan narkoba. Dia kerap menggunakan jarum suntik untuk memasukkan barang haram itu ke tubuhnya.

Tidak peduli jarum suntik itu steril atau tidak, dia juga kerap bergantian dengan temannya sesama pemakai narkoba. Sampai akhirnya pada tahun 2006, Tommy divonis positif mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Hatinya hancur lebur. Dia merasa bahaya beragam penyakit sudah mengintai hidupnya, terutama Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

"Belasan tahun saya pakai narkoba dengan jarum suntik yang bergantian sampai akhirnya saya positive HIV, saya hancur saat itu," ujar Tommy mengawali cerita, Selasa (1/12/2015)

Tak hanya dirinya yang merasa hancur, keluarganya pun sempat tak menerimanya. Namun Tommy kemudian sadar, apa yang terjadi pada dirinya harus berubah.

Dia beruntung bertemu dengan sebuah komunitas peduli HIV/AIDS di Bekasi yang begitu peduli mendampingi dirinya sebagai ODHA.

Keluarga Tommy juga ikut didampingi sampai akhirnya mereka kembali menerima keberadannya dengan kondisi terjangkit virus 'mematikan' itu.

"Ketika itu saya merasakan manfaat yang luar biasa dari adanya komunitas itu, saya dirangkul, diberi motivasi sampai saya bisa bangkit menata hidup saya lagi. Saya berhenti pakai narkoba yang sudah belasan tahun 'menidurkan' saya," ujar pria kelahiran Jakarta, 14 Desember 1975 itu.

Tanggung jawab

Dari pengalaman yang didapatnya, Tommy terus belajar menghargai hidup meskipun sebagai ODHA. Dia pun memutuskan menikah dengan wanita pujaan hatinya, Neni Latief, sampai kemudian memiliki anak perempuan yang ia beri nama Kenayu (4).

"Saya memberanikan diri (menikah) karena pernikahan sebagai kontrol bagi diri. Saya harus bertanggung jawab dengan pernikahan saya," ujar anak ketiga dari lima bersaudara itu.

"Termasuk bertanggung jawab terhadap anak saya. Saya berjuang bagaimana anak saya ini bisa lahir dengan selamat dan sehat. Saya tidak mau gambling, anak saya lahir di RS di Semarang yang memiliki alat lengkap dan anak saya sehat," lanjutnya.

Pria yang kini tinggal di Dusun Kalitan, Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, itu lantas berniat untuk membentuk sebuah komunitas yang khusus memberikan dukungan kepada ODHA di wilayah Kabupaten dan Kota Magelang.

Ide itu muncul dari pengalamannya saat tinggal di Bekasi dan pengalaman saat pertama pindah ke Magelang.

Kala itu, ia masih kesulitan mendapatkan obat antiretroviral (ARV). Padahal obat itu wajib diminum ODHA setiap hari seumur hidupnya.

Sekitar tahun 2009, Tommy bersama beberapa temannya sesama ODHA membentuk kelompok yang berbasis dukungan psikososial kepada ODHA di Magelang. Mereka intens mencari data dan menghimpun dukungan, baik dari masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk mendukung program-programnya.

Sampai pada tahun 2012, kelompok yang kemudian diberi nama Be Positive ini berkembang dari yang awalnya inklusif beranggotakan 5 orang ODHA menjadi eksklusif. Artinya, dari anggota yang semua ODHA kemudian terbuka untuk umum siapa pun yang peduli dan berkomitmen dengan penanggulangan HIV/AIDS boleh bergabung.

"Mau tidak mau harus membuka diri agar pihak lain, masyarakat dan pemerintah, juga dapat memberi kontribusi kepada ODHA. Sekarang ada 20 orang pengurus aktif, baik di Kota maupun Kabupaten Magelang," paparnya.

Meskipun memang pendampingan sesama ODHA lebih nyaman karena keduanya sama-sama mempunyai pengalaman yang sama.

"Kami sudah mendampingi lebih dari 80 ODHA yang tersebar di Kota dan Kabupaten Magelang. Beberapa diantaranya balita, ibu rumah tangga, pekerja. Ada yang sudah meninggal taoi banyak juga yang tetap sehat dan meningkat kualitas hidupnya," ungkapnya.

Adapun program yang dijalan Tommy bersama teman-temannya antara lain konseling, pelatihan tentang pengenalan HIV/AIDS hingga keterampilan.

Tommy mengungkapkan bahwa hal yang paling membanggakan selama perjalanan mendampingi ODHA adalah ketika keluarga ODHA yang awalnya menolak kemudian menerima kembali anggota keluarganya yang ODHA. Menurutnya, pendampingan terhadap keluarga ODHA juga lebih berat ketimbang terhadap ODHA sendiri.

"Peran keluarga itu penting karena merekalah yang paham atas kondisi ODHA, jadi keluarga juga butuh dikuatkan," tandasnya.

Tolak diskriminasi

Meskipun sudah berjalan kurang lebih enam tahun, Tommy dan Be Positive masih merasa ada sistem yang diskriminatif terhadap ODHA, di antaranya ODHA masih kesulitan dalam mendapatkam pekerjaan baik swasta maupun di lingkungan pemerintahan. Lalu, ODHA juga tidak memiliki hak untuk dipilih dalam hal politik, padahal mereka diwajibkan untuk memilih dalam setiap pemilihan umum.

"Kiranya perlu ada perbaikan sistem, hapuslah syarat melamar pekerjaan harus bebas HIV/AIDS. Kami ODHA jiga bisa menyumbang tenaga dan pikiran untuk kemajuan negara dan perusahaan," ulasnya.

Tommy memaparkan bahwa tantangan ke depan adalah ketersediaan obat ARV di Indonesia karena selama ini Indonesia masih mengandalkan bantuan mitra alias impor.

Tommy berharap ketergantungan Indonesia terhadap negara lain bisa dikurangi, sehingga pemerintah memproduksi obat secara mandiri.

"Kami berharap Indonesia ke depan memiliki komitmen untuk menanggulangi HIV/AIDS secara mandiri, apakah akan terua bergantung dengan mitra asing. Lalu kami juga ingin pemerintah menghapus sistem-sistem yang masih mendiskriminasikan ODHA," ungkapnya.

Kasus Pembangunan RS Udayana, KPK Panggil Pegawai Adhi Karya

JAKARTA, Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan Kepala Divisi VII PT Adhi Karya, Dono Purwoko, sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Udayana.
Pegawai di perusahaan yang dipimpin oleh Fadjroel Rahman ini akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Udayana Made Meregawa dan Direktur Utama PT Duta Graha Indah Dudung Purwadi.
"Hari ini KPK memanggil Dono Purwoko, Kepala divisi 7 untuk wilayah Bali, NTB, NTT, dan Maluku PT Adhi Karya sebagai saksi MDM dan DPW," ujar Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Jakarta, Selasa (1/12/2015).
Sebelumnya, KPK telah menetapkan Made sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Alat Kesehatan (Alkes) Rumah Sakit Khusus untuk Pendidikan Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana, Bali.
Dalam kasus ini, Made dan Dudung diduga menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi terkait pekerjaan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2011.
Ia menambahkan, nilai proyek tersebut sekitar Rp 120 miliar. Akibatnya, negara diduga mengalami kerugian sekitar Rp 30 miliar.

Dicari, Pengemudi Ferrari yang Diduga Adu Balap dengan Lamborghini


Video amatir yang merekam detik-detik kecelakaan Lamborghini di Surabaya, Minggu (29/11/2015), menyebar melalui jejaring sosial.

SURABAYA, Unit Laka Polrestabes Surabaya sudah mengetahui nama pengemudi Ferrari yang diduga terlibat dalam adu balap di Jalan Manyar Kertoarjo, Minggu (29/11/2015) pagi.

Namun, polisi kesulitan memanggil pengemudi Ferrari yang diketahui bernama Bambang itu.

Kanit Laka Polrestabes Surabaya AKP Adhika Ginanjar mengungkapkan, pihaknya sempat mendapat informasi bahwa Bambang akan memberi keterangan di kantor Unit Laka, Senin (30/11/2015) siang.

Namun, hingga Senin sore, Bambang tidak kunjung datang.

Menurut dia, polisi belum melakukan pemanggilan terhadap Bambang. Rencana kedatangan Bambang itu diperoleh dari informasi beberapa anggota komunitas mobil. Sampai sekarang, pihaknya masih menelusuri alamat ataupun nomor ponsel Bambang.

“Bambang tidak bergabung dalam klub mobil apa pun. Kalau sopir Lamborghini (Wiyang Lautner), saya belum tahu bergabung dalam klub atau tidak,” kata Adhika.

Adhika berjanji akan segera memperoleh keterangan dari Bambang. Pasalnya, aksi dua mobil supercepat di Jalan Manyar Kertoarjo kemarin masih simpang siur.

Berdasar keterangan beberapa saksi, dua mobil itu sedang adu balap. Namun, tersangka Wiyang membantah keterangan saksi itu.

Sementara itu, Adhika mengaku sudah mendengar rencana keluarga tersangka menanggung biaya perawatan dan memberi santunan kepada keluarga korban. Namun, sampai sekarang, pihaknya belum dilibatkan dalam perjanjian antara keluarga korban dan keluarga tersangka. Dia menduga belum ada "hitam di atas putih" perjanjian itu.

“Meskipun ada hitam di atas putih, kasusnya tetap akan berlanjut,” tambahnya.

Indonesia Perkuat Hubungan Bilateral dengan Brasil


Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

JAKARTA, - Indonesia dan Brasil sepakat untuk terus memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Selain menempatkan masing-masing perwakilan negara, kedua negara menyepakati beberapa hal terkait hubungan kerja sama di bidang ekonomi, dan hubungan antara Brasil dengan negara-negara ASEAN.

Pembicaraan kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Luiz Vieira, di Paris (29/11/2015).

"Keduanya menyambut baik penyerahan surat kepercayaan Duta Besar RI untuk Brasil pada 4 November 2015. Menlu Brasil menyampaikan bahwa proses pengiriman Duta Besar Brasil untuk Indonesia saat ini juga sedang dalam proses," demikian keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima Kompas.com, Selasa (1/12/2015).

Dalam pertemuan kedua Menlu, Brasil menunjukkan keinginannya untuk meningkatkan hubungan dengan ASEAN dengan menjadi salah satu mitra ASEAN.

Menlu RI Retno Marsudi menyarankan agar Dubes Brasil untuk Indonesia juga merangkap sebagai Dubes Brasil untuk ASEAN, sehingga interaksi Brasil dengan ASEAN mulai dilakukan.

Keduanya kemudian sepakat untuk terus meningkatkan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi. Salah satunya terkait beberapa keluhan mengenai non-tariff barrier dalam perdagangan dua pihak.

Kedua menteri juga sepakat agar dilakukan pembahasan untuk mengindentifikasi hambatan tersebut dan mengupayakan penyelesaiannya.

Selain itu, dibahas juga persiapan penyelenggaraan Conference of Parties (COP21), yaitu pertemuan tahunan yang menjadi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim.

Indonesia dan Brasil adalah negara dengan hutan yang cukup besar. Kedua negara juga akan berpartisipasi dalam kegiatan beberapa kepala negara mengenai “Forests and Climate Change” serta “ Mission Innovation”yang akan diselenggaran disela-sela pertemuan COP21.

Kegiatan “Mission Innovation” merupakan kegiatan yang mendorong dimajukannya energi terbarukan.

Dikucilkan, Diusir, hingga Tak Ada yang Mau Mandikan Jenazah


Sejumlah remaja mengikuti malam renungan untuk memperingati hari Aids dunia yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Utara di Gedung Serbaguna, Lhoksukon, Aceh Utara, Senin (30/11/2015) malam.

LHOKSEUMAWE, — Sudah menjadi kondisi umum bahwa pengidap HIV/AIDS merasa rendah diri dan menutup diri dari lingkungannya.

Hal itu pula yang disampaikan Ly, salah seorang pengidap HIV/AIDS di Lhokseumawe, Senin (30/11/2015).

Akibat menutup diri dan minder, dunia pun seakan runtuh, pengidap HIV/AIDS lantas cenderung menstigma dirinya sendiri.

“Mereka tidak lagi berkarya, tidak lagi menjalani hidup. Tegarlah, besok matahari masih bersinar dan hidup terus berjalan,” sebut Ly.

Ly pun menyebutkan, stigma terhadap pengidap HIV/AIDS masih mengakar pada masyarakat.

Rasa rendah diri penderita HIV/AIDS lalu diperkuat dengan sikap warga sekitar. Dia menyebutkan, masyarakat masih menganggap pengidap HIV itu memalukan, aib bagi desa, dan penyakit itu sangat mudah menular.

“Sehingga, di Kabupaten Bireuen satu waktu pernah ada kejadian, tidak ada warga yang mau memandikan jenazah penderita HIV untuk dimakamkan. Belakangan Dinas Kesehatan datang mengurus jenazah itu sampai dimakamkan secara Islam,” sebut dia.

Contoh lainnya, seorang pengidap HIV/AIDS yang bekerja di kantin sebuah sekolah di Kabupaten Bireuen dilarang berjualan lagi karena diketahui mengidap AIDS.

“Di Aceh Utara, pernah ada kasus suaminya positif HIV/AIDS dan sudah meninggal dunia. Lalu dikaitkan ke istrinya, masyarakat mengucilkannya. Padahal, empat kali pengecekan medis, istrinya negatif. Stigma begini yang perlu kita kikis bersama-sama,” sebut Ly.

Ly pun mengajak semua pengidap HIV/AIDS agar menatap hidup lebih tegar dan kuat. Di sisi lain, terus menjalankan aktivitas seperti biasa.

“Menghasilkan karya apa pun yang bisa kita lakukan untuk keluarga kita, lingkungan kita, dan bangsa kita,” imbuh Ly.

Ly meminta agar Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh gencar melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada semua lapisan masyarakat, dari desa hingga kota, dari kelompok muda hingga generasi tua.

“Sehingga, tidak ada lagi stigma yang melekat pada penderita HIV/AIDS,” ujar dua.

Sejauh ini, sambung Ly, pemerintah masih setengah hati melakukan sosilisasi tentang penyakit ini. Sehingga, stigma terhadap penderita masih terjadi di tengah masyarakat Aceh.

Saat peringatan Hari AIDS Sedunia saat ini, Ly berharap semua masyarakat memperlakukan pengidap HIV/AIDS sama dengan masyarakat lainnya.

“Intinya memanusiakan manusia dan bukankah seluruh manusia sama di mata Sang Pencipta?” tegas Ly.

Hari Ini, KNKT Umumkan Hasil Investigasi Kecelakaan AirAsia QZ8501


Bangkai pesawat yang berhasil diangkat dalam operasi lanjutan oleh tim SAR gabungan Basenas diturunkan dari kapal Crest Onyx di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (2/3/2015). Bangkai yang merupakan bagian dari serpihan utama pesawat yang jatuh di Selat Karimata tersebut diserahkan Basarnas ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk kelanjutan investigasi.

JAKARTA, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyampaikan hasil investigasi atas jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada Desember 2014 silam, pada hari ini, Selasa (1/12/2015), di Kantor KNKT, Jakarta.

Hasil investigasi ini akan menguak sejumlah pertanyaan terkait penyebab kecelakaan pesawat yang bertolak dari Surabaya menuju Singapura itu.

Investigasi kecelakaan pesawat ini didasarkan pada analisis perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) dan perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan Serda Rajab Suharno, salah satu personel Badan SAR Nasional (Basarnas) pada 12 Januari 2015 lalu.

Analisis data itu memang membutuhkan waktu sekitar 12 bulan.

Minggu kelabu

Informasi mengenai hilang kontaknya QZ8501 terjadi pada 28 Desember 2014. Pesawat jenis Airbus 320 itu mengangkut 155 orang yang terdiri dari 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, 1 balita, 4 kru kabin dan 2 pilot serta kopilot.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyebutkan, pesawat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya pukul 05.36 WIB.

Pesawat mencapai ketinggian stabil di 32.000 kaki. Pukul 06.12 WIB, kapten pesawat meminta izin kepada Air Traffic Control (ATC) Jakarta untuk menghindari awan ke arah kiri dan naik ke 38.000 kaki.

Permintaan tersebut disetujui. Pukul 06.17 WIB, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC. Padahal, sebelum itu simbol pesawat masih nampak dalam radar.

Pukul 06.18 WIB, pesawat hilang dari pantauan radar. Kemudian, pada pukul 07.55 WIB, pesawat resmi dinyatakan hilang.
Proses pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat di perairan Selat Karimata dan Laut Jawa dilakukan. Pencarian melibatkan banyak pihak dari dalam dan luar negeri, antara lain Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Singapura, dan Tiongkok.

Sementara dari dalam negeri, selain melibatkan lembaga negara, pencarian juga melibatkan nelayan lokal.

Semuanya berupaya untuk menemukan korban dan badan pesawat. Setelah sekitar dua bulan pencarian, Basarnas memutuskan untuk menghentikan pencarian korban pada 3 Maret 2015.

Keputusan tersebut diambil sesuai kesepakatan dengan keluarga korban. Keputusan itu memang tak mengenakkan, terutama bagi keluarga korban yang belum ditemukan.

Tercatat, Basarnas menemukan total 103 jenazah. Salah satunya adalah satu keluarga warga negara Korea Selatan, Seong Beom Park (37) dan Kyung Hwa Lee (34) serta seorang bayinya.
Hingga detik terakhir, evakuator hanya berhasil mengangkat jasad Park dan Lee dari bawah laut. Sementara, sang bayi tak diketahui keberadaannya.

Seiring dengan penghentian pencarian korban, Posko Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim yang digunakan sebagai pusat informasi identifikasi resmi ditutup pada 19 Maret 2015.

Setelah itu, Minggu 22 Maret 2015, anggota keluarga korban kecelakaan pesawat melakukan tabur bunga di Muara Kumai, Laut Jawa perairan Kalimantan Tengah.

Spekulasi

Meski hasil investigasi baru diumumkan saat ini, sejumlah informasi terungkap terkait penyebab kecelakaan. Salah satunya adalah awan cumulonimbus.

Data BMKG saat itu menunjukkan, ada awan cumulonimbus yang membentang di jalur penerbangan QZ8501. Bahkan, awan itu mencapai titik tertinggi, yakni 44.000 kaki.

Awan itu diketahui menciptakan petir dan menjadi momok bagi penerbangan. Selain itu, terungkap juga pilot QZ8501 mematikan Flight Augmentation Computer (FAC).
FAC adalah bagian komputer pesawat Airbus A320 yang mengontrol rudder (sirip tegak) di belakang pesawat.

Sirip tegak tersebut berfungsi untuk mengontrol kemudi serong (yaw) pesawat. Namun, matinya sistem proteksi itu belum tentu menjadi faktor penyebab kenapa pesawat tiba-tiba menanjak secara drastis lalu kemudian jatuh.

Sebab, pilot seharusnya masih memiliki kendali manual. Atas seluruh spekulasi itu, jauh-jauh hari, Kepala KNKT Tatang Kurniadi mengingatkan bahwa investigasi ini tak bertujuan untuk menunjuk pihak yang salah terkait kecelakaan pesawat.

Investigasi KNKT, sebut Tatang, adalah standar internasional yang bertujuan mencari sistem penerbangan yang harus diperbaiki agar kecelakaan tidak terulang.

Kronologi Kecelakaan Lamborghini Tabrak Warga hingga Tewas


Kondisi Lamborghini tipe LP 570-4 Nopol B 2258 WM yang rusak akibat kecelakaan Jl Manyar Kertoarjo Surabaya, Minggu

SURABAYA, — Kecelakaan di Jalan Manyar Kertoarjo mengakibatkan tiga korban tertabrak mobil Lamborghini, Minggu (29/11/2015) pagi. Satu korban tewas.

Kanit Laka Polrestabes Surabaya AKP Adhika Ginanjar Widhisana mengungkapkan kronologi kecelakaan tersebut.

Dia menyatakan, mobil yang dikemudikan Wiyang Lautner (24) diduga sedang adu balap dengan mobil lain. Dalam berita sebelumnya, mobil lainnya disebut Ferrari.

"Mobil ini melaju dari arah timur," kata Adhika.

Saat tiba di depan kantor Samsat Manyar, mobil warna abu-abu ini oleng ke kiri. Karena Wiyang tidak dapat mengendalikan kemudi, mobilnya menabrak warung STMJ.

Ada tiga orang berada di warung ini, yaitu penjual bernama Mujianto (44) serta dua pembeli, yaitu Kuswantoro (41) dan Srikandi (41).

Kaki kanan Mujianto retak akibat kecelakaan ini, sedangkan Srikanti mengalami patah tulang kaki kanannya. Keduanya langsung dibawa ke Rumah Sakit Haji untuk menjalani perawatan.

"Korban Kuswantoro meninggal dunia. Jenazahnya dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi," tambahnya.

Seorang Ibu Berusaha Jual Bayinya di Internet Seharga Rp 4,8 Juta

JOHANNESBURG,  Seorang ibu mengaku bersalah di pengadilan di Afrika Selatan pada Senin (30/11/2015) karena telah berupaya menjual bayinya di internet seharga 5.000 rand (Rp 4,8 juta). Situs berita online News24 melaporkan hal itu seperti dikutip kantor berita Reuters.

"Saya akui bahwa tindakan saya salah, melanggar hukum dan disengaja. Saya tidak punya pembelaan," kata perempuan 20 tahun itu seperti dikutip News24.

Polisi mengatakan, perempuan tersebut ditangkap Oktober lalu setelah ada informasi dari anggota masyarakat yang mengatakan bahwa bayi itu sedang dijual di situs Gumtree.

Dia dibebaskan dengan uang jaminan dan ditempatkan dalam tahanan rumah. Hukuman untuknya akan dilakukan pada 29 Februari di pengadilan di kota Pietermaritzburg yang terletak di timur negara itu.

Wakil Ketua DPRD DKI Sebut Pencopotan Lasro Tidak Adil


Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana

JAKARTA, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana berpendapat alasan pencopotan Lasro Marbun dari jabatan Kepala Inspektorat tidak adil.

Lasro dicopot Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama karena diduga terkait kasus uninterruptiple power supply (UPS).

"Pencopotan itu enggak adil. Karena Pak Lasro kan belum terbukti benar terlibat," ujar Triwisaksana ketika dihubungi, Selasa (1/12/2015).

Apalagi dengan alasan Basuki yang ingin menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mencopot Lasro.

Alasan itu seolah hanya untuk memenuhi keinginan Basuki saja tanpa memedulikan kinerja Lasro selama ini.

Triwisaksana kecewa pemecatan dilakukan meski tidak ada kesalahan yang dilakukan Lasro.

Jika Basuki khawatir Lasro akan menggunakam jabatannya untuk menutupi kasus hukum, menurut dia itu pemikiran yang salah.

"Itu alasan yang mengada-ada," ujar dia.

Seharusnya, pencopotan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terlibat sebuah kasus harus dilakukan ketika PNS tersebut berstatus tersangka.

Bukan ketika mereka diduga terlibat dan baru menjadi saksi pada saat persidangan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mencopot Lasro Marbun dari jabatan Kepala Inspektorat DKI dan Andi Baso sebagai Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI.

Ternyata pencopotan keduanya terkait kasus uninterruptible power supply (UPS) yang persidangannya sedang berproses.

Saat pembelian perangkat itu, Lasro merupakan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Selain pengadaan UPS, ada pula pengadaan scanner serta perangkat canggih lainnya untuk pendidikan.

Selain Lasro, Basuki juga mencopot jabatan Andi Baso Mappapoleonro. Saat pelaksanaan program siluman, Andi Baso merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI.

"Kemarin waktu saya diperiksa di BPK, ada kecenderungan mereka berpikir saya memberi jabatan ke mereka karena saya takut dan seolah-olah saya melindungi mereka."

"Makanya, sekarang saya mau buktikan, hari ini saya copot saja," kata Basuki.

"Sulit, Sosialisasi Kondom Dikira Legalkan Seks Pranikah"


Direktur Yayasan Permata Atjeh Peduli (YPAP) Lhokseumawe

LHOKSEUMAWE,  Yayasan Permata Atjeh Peduli (YPAP) Lhokseumawe melakukan pendampingan terhadap penderita HIV/AIDS, para lesbi, gay, biseksual, dan transjender (LGBT), di wilayah Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Bireuen.

“Data yang kami peroleh dari rumah sakit dan klinik menunjukkan sebagian penderita HIV/AIDS itu kalangan pegawai negeri sipil. Mereka kelompok berduit," ujar Chaidir, Direktur YPAP, mengawali pembicaraan dengan Kompas.com, Senin (30/11/2015).

"Saya sosialisasi HIV, di situ mereka marah, mereka merasa tau semua tentang HIV, dan saya terbiasa dilempari piring saat bicara penyakit ini," sambung Chaidir.

Sejak 2006 lalu hingga kini, Chaidir bersama sejumlah pegiat lainnya terus melakukan sosialisasi pencegahan penularan penyakit mematikan itu.

Secara statistik, saat ini penderita HIV/AIDS di Aceh Utara sebanyak 54 orang, Kota Lhokseumawe 32 orang dan Kabupaten Bireuen sebanyak 26 orang.

Angka itu, menurut Chaidir, adalah angka statistik yang bisa diakses aktivis lembaga swadaya masyarakat, dinas kesehatan, dan komite penanggulangan AIDS tingkat kabupaten/kota.

Terlihat dalam data itu, Aceh Utara merupakan kawasan dengan jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS di Aceh.

Kendati demikian, Chaidir memprediksi, Kota Langsa dan Aceh Tamiang memiliki penderita yang banyak. Namun, karena masyarakat kurang terbuka sehingga sulit menjangkau penderita tersebut.

“Pengalaman kami selama ini, umumnya penyebaran penyakit ini karena alat medis yang tidak steril, disusul perilaku seks, dan penggunaan jarum suntik. Masih banyak petugas medis kita yang tidak mengenakan sarung tangan saat merawat pasien,” ujar dia.

Kondom
Selain itu, pegiat YPAP kesulitan melakukan sosialisasi penggunaan kondom pada masyarakat ketika melakukan berhubungan seks berisiko.

Di Aceh, sosialisasi penggunaan kondom bisa ditafsirkan melegalkan seks pranikah. “Ini sebenarnya pemahaman keliru," kata dia.

"Sejatinya, kita lakukan upaya meningkatkan pemahaman tentang HIV pada masyarakat, mempertebal keimanannya, dan bagaimana mencegahnya salah satunya dari penggunaan kondom, dan itu agak sulit di Aceh ini,” ujar Chaidir.

Dia menyebutkan, masih banyak ditemukan pekerja seks, gay, dan lesbi di Lhokseumawe. Dari sektor ini, juga terjadi penyebaran penyakit itu.

Namun, Chaidir menyesalkan sikap pemerintah yang dirasa masih menganggap isu HIV/AIDS bukan isu yang layak dibicarakan secara serius. Buktinya, tidak ada plot dana khusus untuk penanganan penyakit ini.

“Seharusnya HIV/AIDS ini kita bicarakan secara universal. Ini bom waktu untuk generasi mendatang," sebutnya.

"Mari bicarakan serius, jangan sekadar ketika Hari AIDS Sedunia kita sibuk membicarakan AIDS, tapi tanpa upaya mencegahnya,” ujar Chaidir lagi.

Dia menyebutkan, jika pemerintah tidak serius menangani persoalan HIV/AIDS di Aceh, maka tinggal menunggu waktu jumlah penderita semakin bertambah.

Seharusnya pemerintah peka dan serius menangani persoalan itu. “Kami sangat terbatas, dukungan dana kami dari donor juga terbatas. Jadi, mari sama-sama kita sosialisasikan HIV ini agar generasi kita tahu menghindarinya dan menjauhinya,” tegas Chaidir.

Luhut: Revisi UU KPK Diusulkan KPK


Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, di Gedung Kemenkopolhukam, Senin (30/11/2015).

JAKARTA, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, usulan merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) muncul dari KPK.

Ada empat poin yang diajukan KPK untuk masuk dalam substansi revisi. "(Revisi) Undang-Undang KPK itu dari KPK mengusulkan 4 titik," kata Luhut, di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (30/11/2015).

Luhut menyampaikan, empat usulan KPK yang berkaitan dengan substansi revisi adalah, pertama, dibentuknya dewan pengawas KPK, dan kedua adalah diberikannya kewenangan KPK dalam mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

"SP3 buat yang meninggal, atau stroke, kemudian ada alat bukti baru ditemukan," ujar dia.

Usulan ketiga dari KPK, kata Luhut, adalah kewenangan KPK dalam mengangkat penyelidik, penyidik dan penuntut umum. Lalu usulan keempat adalah pengaturan penyadapan oleh KPK.

"Penyadapan yang diatur oleh mekanisme di dalam KPK. Bukan oleh pengadilan," ungkap Luhut.

Luhut memastikan, pemerintah akan mengawal agar revisi UU KPK tidak melebar melebihi empat substansi tersebut.

Dia menilai revisi UU tersebut akan menguatkan KPK dalam upaya memberantas korupsi. "Kira-kira KPK sudah begitu dengan kita. Dengan demikian, KPK lebih kuat lagi ke depan," ungkap Luhut.

Badan Legislasi DPR dan pemerintah sepakat mengebut revisi UU KPK dengan menjadikan revisi ini sebagai inisiatif DPR.

Wakil Ketua Baleg Firman Soebagyo optimistis revisi ini bisa selesai sebelum penutupan masa sidang DPR akhir Desember 2015.

Firman memastikan akan mengundang pimpinan KPK dalam proses revisi. Hal ini dilakukan agar tak ada lagi tudingan kepada DPR mengenai upaya pelemahan terhadap KPK.

Akhir Pencarian 9 Mahasiswa UHO yang Hilang di Tahura Nipa-nipa


Kepala Kantor SAR Kendari, Amiruddin menunjukkan peta lokasi pencarian korban dan serpihan pesawat Air Asian di Pulau Kabaena

KENDARI, - Sembilan mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara yang sempat dikabarkan hilang di kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat, Senin (30/11/20/2015).

Kesembilan mahasiswa dari fakultas teknik tersebut ternyata tersesat saat hendak pulang dari kawasan hutan lindung tersebut.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UHO, Gunawan mengatakan, sembilan orang tersebut adalah mahasiswa jurusan informatika angkat tahun 2015.

"Mereka tersesat mulai kemarin malam sekitar pukul 19.00 Wita. Mereka naik gunung sejak kemarin pagi, mungkin hanya refreshing karena mereka bangun tenda juga," ungkap Gunawan.

Sementara itu, Kepala SAR Kendari Amiruddin mengaku menerima laporan kehilangan dari salah satu orang mahasiswa yang ikut mendaki.

"Langsung satu regu kami turun untuk mencari mahasiswa yang dilaporkan tersesat. Tadi siang mereka ditemukan sudah berada di Kecamatan Soropia," kata Amiruddin.

Tim SAR, lanjut Amiruddin, kembali menurunkan satu regu untuk mengecek kebenaran temuan sembilan mahasiswa tersebut.

"Tim rescue yang kedua langsung kita utus ke lokasi temuan dan regu yang pertama belum ditarik, karena berdasarkan pengalaman SAR dilaporkan sudah ditemukan tapi nyata masih pencarian," kata dia.

PM Davutoglu: Turki Tidak Akan Minta Maaf ke Rusia


Ahmet Davutoglu

BRUSSELS, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menegaskan Pemerintahnya tidak akan meminta maaf kepada Pemerintah Rusia terkait penembakan pesawat Rusia oleh militer Turki minggu lalu.

"Tidak ada Presiden atau Perdana Menteri Turki yang meminta maaf karena menjalankan tugasnya," kata Davutoglu di Brussels, seusai pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Senin (30/11/2015).

Politisi berusia 56 ini juga lalu mengungkapkan harapan agar Rusia mempertimbangkan sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Turki beberapa hari yang lalu.

Davutoglu mengutarakan, Turki terbuka untuk melakukan pembicaraan diplomatik untuk menghindari peristiwa yang sama di masa yang akan datang.

Penasehat luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan, Putin belum mau mengangkat telepon pemimpin Turki, karena belum ada permintaan maaf dari negara itu.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan bahwa bahwa Putin menolak sambungan telepon dari Recep.

Saat "Gas Beracun" di Muara Sungai Terseret ke Laut Jakarta...


Sejumlah ikan mati dan terdampar setelah terbawa arus ombak di pesisir Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11/2015). Berdasarkan pemaparan Pemprov DKI, penyebab kematian ikan-ikan di Pantai Ancol diduga karena tercemar lumpur dari sungai. Lumpur tersebut terseret hingga ke laut saat hujan.

JAKARTA,  Puluhan ribu ikan mati dan terdampar di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11/2015).

Total, sekitar 750 kilogram ikan-ikan mati tersebut diangkut dari pantai menuju ke tempat pembuangan sampah untuk dibakar.

Ikan-ikan mati tersebut ditemukan pertama kali oleh kepolisian dari Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya pada Senin pagi.

Saat itu, kepolisian sedang melakukan patroli dan melihat kejanggalan kematian dari puluhan ribu ikan di sepanjang Pantai Ancol.

Dua hari sebelum ikan-ikan di laut Ancol mati, air laut di sekitaran pantai berubah. Warna air laut terbagi menjadi dua, yakni cokelat dan bening.

Fenomena tersebut berlangsung selama dua hari hingga hari Minggu 29 November 2015.

"Perbedaannya kontras. Biasanya warnanya kan bening. Nah ini kayak ada garis pemisahnya," kata Kasubdit Gakkum Direktorat Pol Air Polda Metro Jaya Komisaris Edi Guritno, Jakarta, kemarin.

Lumpur Beracun
Pemprov DKI Jakarta ikut turun tangan dalam meneliti fenomena tersebut. Lewat Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI, pemerintah mencoba membedah permasalahan yang dianggap fenomena tahunan tersebut.

Kepala Bidang Perikanan Dinas KPKP Liliek Litasari mengungkapkan air laut di Ancol sudah terkontaminasi sejak Jumat (27/11/2015).

Kemarau panjang yang disusul hujan deras pada hari Jumat hingga Minggu membuat lumpur di muara sungai di Jakarta teseret arus ke laut.

"Ini fenomena rutin setiap habis kemarau panjang lalu hujan. Fenomenanya, lumpur ikut ke laut. Lumpur ada limbahnya yang mengandung H2S (Hidrogen Sulfida), semacam gas beracun," kata Liliek.

Racun dari lumpur merupakan akumulasi dari bermacam limbah di sungai Jakarta. Liliek mencontohkan di antaranya pembuangan sampa sembarangan dan beberapa bengkel yang menuangkan oli dan lainnya ke sungai di Jakarta.

Beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 'Ahok' mengatakan 13 sungai di Jakarta sudah tercemar oleh limbah. Pencemaran tersebut membuat ikan-ikan mati.

"Sekarang di tepi laut masih banyak ikan enggak? Enggak. Itu karena reklamasi atau karena pencemaran 13 sungai? Saya mau tanya dulu, gara-gara (pencemaran) 13 sungai," kata Ahok, Kamis (12/11/2015).

Menuntut langkah tegas
Manajer Unit Penanganan Bencana Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Mukri Friatna mengungkapkan pencemaran 13 sungai di Jakarta sudah tak terelakan.

Berbagai macam limbah menumpuk menjadi satu dan membuat gas beracun. Pemprov DKI juga diminta untuk membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu.

"Kayak misalnya kawasan industri apakah sudah punya IPAL terpadu belum. Jadi bisa ditreatment limbahnya. Kan emang boleh buang limbah ke sungai asal jangan melampaui batas tertentu," kata Mukri.

Izin pembuangan limbah dikeluarkan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta. Pembuangan limbah dari pabrik berdasarkan batas baku mutu air sesuai yang ditentukan.

Mukri melanjutkan, sekitar empat tahun lalu Pemprov DKI mengeluarkan data yakni sekitar 600 usaha tidak memiliki analisi dampak lingkungan (Amdal).

Jumlah tersebut cukup besar, dan hingga kini belum ada data jelas berapa jumlah usaha yang tidak memiliki amdal tersebut.

"Jadi memang sampe sekarang belum tau berapa ya yang belum punya amdal. Kalau sekarang wajib, cuma kadang disepelekan," tambah Mukri.

Sementara itu, Ahok menegaskan, harus ada sanksi tegas bagi perusahaan pencemar limbah. Sanksi terberatnya adalah penutupan atau pencabutan izin usaha.

Suami Istri Edarkan Sabu, Barang Bukti Disembunyikan di Kandang Ayam


Pasangan suami istri SM dan ST disinyalir merupakan jaringan narkoba dari Kalabakan Malaysia. Untuk mengelabuhi petugas, mereka menyimpan sabui sabu seberat 10 gram ke dalam kantong obat resep dari dokter.

NUNUKAN,  Pasangan suami istri SM (45) dan ST (45), warga Jalan Semaja, Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ditangkap karena menyimpan sabu di dalam kantong obat resep dokter, di kandang ayam.

Di kantong itu masih tercantum aturan minum obat. Hal itu diduga dilakukan keduanya untuk mengelabui petugas kepolisian yang menggeledah rumahnya.

Selain menemukan sabu seberat 10 gram, polisi juga menemukan puluhan plastik yang diduga bakal digunakan untuk mengemas sabu dalam paket lebih kecil.

Demi mengamankan aksinya, pasangan suami istri ini menyembunyikan barang bukti sabu, plastik, dan timbangan sabu di tempat berbeda.

“Plastiknya disembunyikan di pohon, timbangannya disimpan di atap rumah, sabunya disimpan dibungkus obat resep dokter, kita temukan di kandang ayam.” ujar Kasat Reskoba Polres Nunukan Iptu M Hasan, Senin (30/11/2015).

Diduga, pasangan suami istri yang yang menyamarkan aksinya berjualan sabu dengan berjualan gorengan di rumahnya. Mereka diduga adalah kurir sabu yang baru melakukan transaksi satu kilogram sabu dari Kalabakan Malaysia.

Rupanya kedatangan polisi ke rumah pasangan SM dan ST pun telah terendus, karena polisi menemukan pesan pendek (SMS) di ponsel ST yang memberi peringatan untuk berhati-hati karena ada intel yang masuk ke Kecamatan Seimenggaris.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terungkap, bandar narkoba dari Samarinda bertransaksi dengan pasangan SM dan ST pada hari Sabtu (28/11/2015) lalu, dan langsung kembali ke Samarinda.

“Infonya berkilo, tapi kita belum tahu berapa. Mereka melalui jalur trans Kalimantan. Pada Sabtu itu memang cuaca hujan deras, sehingga mereka memanfaatkan kondisi agar lepas dari pengamanan pihak satgas pamtas maupun kepolisian,” imbuh M Hasan.

Komunitas "Kiwir", Kumpulan Pria Pacar Pekerja Seks Berperan Atasi HIV/AIDS


Para sukarelawan LSM SuAR di Kabupaten Kediri, Jawa Timur menunjukkan penghargaan atas kepedulian mereka terhadap penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS

KEDIRI,  Wanita pekerja seks komersial (PSK) termasuk kategori kelompok rentan dalam rantai risiko tinggi penularan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Namun, pencegahan dan penanggulangan penyakit yang belum ada obatnya itu tidak bisa hanya dibebankan kepada para PSK itu. Harus ada pelibatan para pihak dari lingkungan terdekatnya.

Salah satunya melalui pasangan intim (pacar) dari PSK tersebut. Di Kediri, Jawa Timur, ada istilah "kiwir".

Kurang jelas asal muasal kata itu ataupun artinya. Namun, istilah itu merujuk pada seorang pria yang mempunyai hubungan khusus dengan PSK.

Bukan pelanggan, juga bukan mucikari. Lebih pada pasangan hidup, tetapi tidak resmi.

Hubungan itu tidak sekadar soal materi, tetapi kerap pada kecocokan hati. Perasaan nyaman dan aman itulah yang menjadi pijakan bagi mereka untuk saling berhimpun seperti layaknya relasi suami istri, meski tanpa ikatan pasti.

Keberadaan kiwir ini mempunyai sumbangsih besar dalam penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS di kalangan wanita penjaja seksual sebagai kelompok rentan penularan, ataupun bagi kelompok kiwir itu sendiri.

"Kiwir itu juga peduli AIDS. Secara rutin mereka periksa kesehatan bersama pasangannya. Kalau enggak peduli, mana mungkin mereka mau periksa kesehatan," ujar mantan kiwir yang kini menjadi tokoh di sebuah lokasi pelacuran yang ada di Kabupaten Kediri, Senin (30/11/2015) kemarin.

Jumlah kiwir tergolong banyak. Di Kabupaten Kediri, kiwir  mempunyai wadah mengaktualisasikan diri, yaitu dalam sebuah komunitas.

Wadah itu menjadi kawah menempa diri bagi sesama kiwir  untuk peningkatan wawasan perihal kesehatan hingga soal tanggung jawab.

Keberadaan komunitas kiwir itu tidak lepas dari campur tangan SuAR, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Kediri yang menaruh perhatian di bidang HIV/AIDS.

Lembaga ini memprakarsai penanggulangan HIV/AIDS dengan cara mengorganisasi komunitas-komunitas kelompok rentan sejak tahun 2007 silam.

Selain komunitas kiwir, ada juga kelompok kerja (pokja) se-Kediri Raya yang beranggotakan para mucikari dari semua lokasi pelacuran yang ada di Kediri, Rumah Sehat Plus bagi PSK dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Perempuan Pekerja Mandiri, serta Dering dari kelompok gay.

"Fungsi pengorganisasian itu lebih pada distribusi peran. Menempatkan komunitas mereka sebagai subyek dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS itu sendiri," ujar Koordinator SuAR, Sanusi.

Selain fungsi tersebut, Sanusi menambahkan, komunitas itu juga sebagai wahana membangun daya nalar dan tempat perubahan perilaku bagi anggotanya.

Dengan berkomunitas, memudahkan mereka menjalin komunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Berinteraksi dengan jaringan masyarakat lainnya itu dapat menjadi momentum aktualisasi diri. Aktualisasi diri menjadi penting karena bertujuan untuk menghilangkan stigma maupun diskriminasi dari masyarakat akibat latar belakangnya.

"Yang tidak kalah penting, pengorganisasian komunitas itu memunculkan tanggung jawab pribadi, komunitas, serta keberlangsungan program yang ada," imbuh dia.

Sanusi mengungkapkan, penanggulangan AIDS dengan model pengorganisasian komunitas itu telah membuahkan hasil dengan terus menurunnya persentase infeksi menular seksual (IMS).

"Pada (pemeriksaan) IMS pertama angkanya hampir 98 persen lalu turun 87, turun 67, sekarang sekitar angka 47 persen. Bahkan di beberapa hotspot (lokasi pelacuran) sudah di bawah 30 persen," ungkap dia.

SuAR mencatat, jumlah hotspot di Kabupaten Kediri ada sembilan tempat yang tersebar di beberapa wilayah.

Dari praktik itu, terdapat sekitar 600 PSK yang beroperasi. Hingga kini pendampingan kepada mereka terus dilakukan.

Selain mengorganisasi kelompok yang ada di lokasi pelacuran, SuAR juga mengorganisasi kelompok masyarakat yang berada di luar kalangan pelacuran. Di antaranya dengan membentuk komunitas Warga Peduli AIDS dan Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat.

Dengan demikian, berarti ada dua kutub pendekatan dalam penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS, yakni dari internal lokalisasi pelacuran itu sendiri dan dari kalangan luar lokasi pelacuran.

Bentuk aksi penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS melalui pengorganisasian komunitas itu cukup berbeda dengan aksi-aksi yang telah dilakukan oleh pegiat AIDS lainnya. Langkah mereka dianggap sebagai sebuah terobosan yang inovatif.

Hal itu dibuktikan dengan legitimasi yang didapat dengan disabetnya penghargaan terbaik dalam kategori Program Inovasi Pencegahan Melalui Transmisi Seksual.

Ajang itu diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, UNAIDS, serta Center for Indonesia's Strategic development Initiative (CISDI) pada 27 Oktober 2015 lalu.

Tak Lihat Lampu Merah, Bus Hantam Truk dan Sepeda Motor


Laka lantas karambol di pantura Kendal. Kompas.Com/slamet priyatin

KENDAL,  Kecelakaan yang melibatkan bus, truk, dan sepeda motor, terjadi di jalur pantai utara (pantura), wilayah Kendal, Jawa Tengah, Senin (30/11/2015).

Meski tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu, namun seorang pengendara sepeda motor, Priyono, warga Cepiring, mengalami luka parah, dan dilarikan ke RSUD Kendal.

Berdasarkan keterangan sopir truk bernomor polisi H 1647 MW, Albertus (40), warga Semarang, saat itu dia hendak berbelok ke kanan menuju kios minimarket. Namun lampu pengatur jalan menyala merah, dan dia menghentikan truknya.

"Di depan saya ada sepeda motor yang juga berhenti. Tapi tiba-tiba dari belakang bus bernomor polisi H 1502 CA, menabrak. Truk saya maju dan menabrak sepeda motor yang ada di depan," kata Albertus.

Albertus menambahkan, selain menabrak sepeda motor, truk yang ia kemudikan juga menabrak penyangga lampu pengatur jalan.

Sementara itu, sopir bus yang menabrak truk, Wakijo, warga Pati, mengaku kaget saat melihat truk berhenti di depannya. Ia sudah membanting setir ke kiri, namun tidak sampai dan tetap menabrak truk yang berhenti di depannya.

"Setahu saya, lampu pengatur jalan warnanya hijau. Makanya saya tetap melajukan bus saya," kilah Albergus.

Saksi mata kecelakaan, Gatot, warba Purin, mengaku melihat sebelum tabrakan, bus melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi.

Lalu, bus menabrak truk, dan kemudian truk tersebut menabrak sepeda motor. "Lampu merah. Makanya truk dan sepeda motor berhenti," kata Gatot.

Kecelakaan tersebut ditangani oleh pihak polisi lalu lintas Polres Kendal.