RSUD Pasar Minggu, Rumah Sakit Pemerintah yang Tak Kalah dengan Swasta


Pemandangan RSUD Pasar Minggu di Jalan TB Simatupang, arah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kamis (26/1/2017)

JAKARTA, Setahun sudah usia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu sejak diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 12 Desember 2015.
Meskipun milik pemerintah, pelayanan rumah sakit yang berada di Jalan TB Simatupang arah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ini tak kalah dengan milik swasta.
Dari segi bangunan, RSUD Pasar Minggu terdiri dari 12 lantai yang didominasi warna hijau. RSUD pertama di wilayah Jakarta Selatan ini memiliki luas lahan 25.087 meter persegi, luas dasar 4.381 meter persegi, dan luas bangunan 43.495,78 meter persegi.
 
Rumah sakit ini didesain dengan konsep green building sehingga lebih banyak pemandangan terbuka ke luar. Namun, pemandangan di luar gedung nampak belum sepenuhnya hijau. Taman pada halaman depan gedung rumah sakit itu belum hijau betul karena pohon dan rumputnya tampak belum lama ditanam.
Di sisi barat bangunan yang dekat dengan tempat parkir mobil, pengunjung masih dapat melihat rongsokan material bangunan atau tempat penyimpanan sampah.
Rongsokan material juga ada di dekat taman bermain anak di bagian belakang gedung sehingga terkesan kurang elok dipandang.
Meskipun demikian, taman bermain anak di RSUD ini sudah bagus. Taman tersebut dilengkapi fasilitas permainan seperti perosotan yang dikelilingi tempat duduk permanen yang bisa dipakai orangtua menunggu anaknya.
Tempat duduk juga ada di dua sudut taman bermain anak yang bisa diakses dengan berjalan di jalur khusus yang dibuat mengelilingi taman.
Jalur itu dibuat agar rumput tidak terinjak pengunjung. Kondisi tempat parkirnya cukup luas. Disebut-sebut, tempat parkir di RSUD ini setidaknya bisa menampung ratusan mobil dan motor.
 
Pemandangan area taman bermain anak di RSUD Pasar Minggu di Jalan TB Simatupang, arah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kamis (26/1/2017)
Salah satu kekurangan di RSUD ini yakni belum adanya kantin permanen. Untuk sementara, disediakan area food truck untuk pengganti kantin.
Makanannya dari sebuah restoran cepat saji yang hadir di lokasi tersebut dengan mobil. Untuk masuk ke dalam RSUD, pengunjung bisa melalui pintu samping yang ada di sisi barat.
Pintu masuk pengunjungnya merupakan pintu otomatis. Pengunjung atau pasien RSUD Pasar Minggu, pada Kamis (26/1/2017), pagi ini cukup ramai.
Sebagian besar sedang duduk di bangku-bangku tunggu pelayanan. Lantai satu ini menjadi tempat berbagai aktivitas pelayanan. Sebut saja instalasi farmasi, loket antrean pasien BPJS, antrean pasien umum, ruang IGD, laboratorium, dan radiologi.
Meski cukup ramai orang, ruangan di lantai ini terasa dingin, sejuk, serta tidak pengap. Kebersihan di lantai ini cukup terjaga dan pengunjung dengan mudah dapat menemukan tempat pembuangan sampah. Selain itu, toilet di lantai itu terlihat bersih.
 
Pemandangan di lantai 1 RSUD Pasar Minggu di Jalan TB Simatupang arah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kamis (26/1/2017)
RSUD tipe B milik Pemprov DKI Jakarta tersebut sekarang ini melayani rata-rata 1.000 pasien rawat jalan per hari.
Rumah sakit ini memiliki total 460 tempat tidur untuk rawat inap, yang terdiri dari 6 tempat tidur VIP, 28 tempat tidur Kelas 1, 39 tempa tidur kelas 2, dan 312 tempat tidur kelas 3.
Peserta BPJS tak perlu antre lama
Direktur RSUD Pasar Minggu Caroline Sulaksito mengatakan, 677 pegawai bekerja untuk RSUD ini, termasuk di dalamnya dokter umum, spesialis, dokter poli, perawat, dan lainya.
Itu belum termasuk pekerja harian lepas (PHL) seperti petugas kebersihan dan petugas sekuriti.
Caroline mengatakan, salah satu fasilitas kesehatan yang bakal jadi unggulan di RSUD ini yaitu alat radio terapi untuk pasien kanker.
"Tapi sekarang masih dalam proses perizinan," kata Caroline, kepada Kompas.com.
Fasilitas lain di RSUD ini yakni terdapat sarana critical care, seperti ICU, ICCU, HCU, NICU, PICU, dan lainnya.
Keunggulan lain, RSUD Pasar Minggu sudah menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi.
Dengan sistem ini, pendaftaran untuk pasien BPJS "lama" atau yang sudah pernah berobat di RSUD tersebut diklaim cukup 15 detik. Tidak perlu lagi mengantre mulai subuh.
"Bisa cepat karena sistem SIM RS ini terintegrasi," ujar Caroline. Sementara itu, untuk pasien BPJS yang baru berobat di sini, mesti membawa rujukan dari puskesmas.
Sebagian besar pasien RSUD ini memang pasien BPJS. "Pasien BPJS lebih banyak, sekitar 80 persennya," ujar Caroline.
Untuk mengecek ketersediaan kamar rawat inap di RSUD ini juga sudah bisa melalui situs web Jakarta Smart City, BPJS Aplicares, atau situs web RSUD Pasar Minggu.
 
Pemandangan ruangan NICU di RSUD Pasar Minggu di Jalan TB Simatupang, arah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. RSUD ini telah memanfaatkan teknologi terkini untuk manajemen pelayanannya. Kamis (26/1/2017)
RSUD ini juga punya sistem terintegrasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI dalan rangka pembuatan akta lahir anak.
Caroline mengakui, fasilitas di luar gedung, seperti taman dan parkir sedang dibenahi. Area pekarangan taman akan dibuat hijau. Sementara itu, di area parkir, masih ada sedikit pengerjaan pagar.
Sebab, ada bagian pagar parkir yang sempat longsor akibat hujan deras. Fasilitas parkir juga masih gratis karena pihaknya akan bekerja sama dengan BPKAD dan UP Perparkiran untuk membangun sistem parkir berbayar.
Soal fasilitas kantin, rencananya juga akan disediakan. "Kantin nanti kita sediakan, sekarang lagi proses karena semua ada aturannya juga. Nanti kita sediakan kios dan minimarket," ujar Caroline.
Tak kalah dengan swasta
Meski begitu, Caroline menyatakan, manajemen dan fasilitas yang dibangun di RSUD ini tidak kalah dengan yang ada di swasta.
"Bahkan ada rumah sakit swasta yang datang mempelajari di sini," ujarnya. Seorang pasien, Jainal (75), mengakui bahwa pelayanan di rumah sakit ini bagus.
"Hampir 100 persen servisnya bagus, pelayanannya bagus, perhatian ke pasien cepat. Saya pergi ke RS swasta, enggak sebagus ini," ujar Jainal.
Layanan BPJS nya juga diklaim cepat. Menurut Jainal, pasien BPJS tidak dinomorduakan.
"Yang penting pasiennya sabar mau menunggu. Karena banyak pasien yang ke sini setiap harinya. Saya lima kali ke sini free, enggak bayar, pakai BPJS. Enggak dinomorduain," ujar Jainal.
Hanya saja, Jainal menilai area parkir mobil tidak terlalu besar. Selain itu, belum ada kantin tempat makan atau minum.
 
Jumanto (47), pasien yang datang untuk menebus obat pasca-istrinya melahirkan di RSUD ini mengungkapkan hal senada. Pelayanan di RSUD ini menurutnya sudah bagus. "Ini bisa jadi contoh rumah sakit favorit dan acuan bagi yang lain," ujarnya.

No comments:

Post a Comment