Indikator: Agus-Sylvi 23,6 Persen, Ahok-Djarot 38,2, Anies-Sandi 23,8


Alat peraga kampanye umbul-umbul ketiga pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta dipasang di Jalan Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan. Foto diambil Kamis (24/11/2016).

JAKARTA,  Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei tingkat elektabilitas para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Survei  dilakukan tanggal 12 Januari - 20 Januari 2017 dengan tema "Efek Debat dan Rasionalitas Pemilih Jakarta Jelang Pilkada". Pemilihan topik efek debat karena survei dilakukan setelah debat perdana para pasangan calon yang diselenggarakan KPU Provinsi DKI Jakarta pada 13 Januari 2017.
Salah satu simulasi dalam survei itu adalah terkait elektabilitas. Indikator Politik Indonesia membuat simulasi tiga pasangan calon gubernur dengan pertanyaan siapa yang akan dipilih bila Pilkada DKI Jakarta dilakukan pada masa survei.
Hasilnya, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 23,6 persen, elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 38,2 persen, dan elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 23,8 persen.
Sisanya 14,5 persen menjawab tidak tahu atau rahasia.
"Suara Ahok cukup nyaman masuk putaran kedua, tapi belum tentu cukup aman menang satu putaran," kata Direktur Eksekutif Indikator Polituk Indonesia Burhanudin Muhtadi di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017).
Hasil mirip juga didapat saat simulasi tiga calon gubernur tanpa wakil gubernur dengan pertanyaan serupa di atas. Elektabilitas Agus sebesar 24,1 persen, Basuki 37,4 persen dan Anies 22,7 persen. Sisanya 15,8 persen memilih tidak tahu atau rahasia.
Dalam survei itu jumlah sampel yang berhasil diwawancarai sebanyak 808 orang. Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling. Adapun data yang dianalisis hanya responden asli sebanyak 697 yang memiliki toleransi kesalahan kurang lebih 3,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

No comments:

Post a Comment