DENPASAR, Polda Bali
mengamankan lima orang warga negara Indonesia (WNI) yang diduga
memiliki keterlibatan dengan k Islam State of Iraq and Syria (ISIS).
Lima orang diamankan seusai mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar Bali, Selasa (24/1/2017) malam kemarin. Mereka menggunakan pesawat Emirates Airline dari Dubai ke Denpasar.
Saat ini kelima terduga ISIS tersebut sedang diperiksa intensif tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Polda Bali.
Kepala Bidang Humas Polda Bali
AKBP Hengky Widjaja mengatakan, kelima orang itu adalah pria berinisial
TUAB, MSU, dan MAU serta dua perempuan berinisial NK dan NAA. Mereka
semua berasal dari Cilincing, Jakarta Utara.
Kelima orang itu diduga telah berkoordinasi dan akan bergabung dengan
ISIS. Namun, sebelum sampai pada titik penjemputan, kelimanya diamankan
oleh polisi Turki.
Mereka kemudian dideportasi dengan rute perjalanan dari Istanbul ke Dubai dan mendarat di Denpasar.
"Saat ini masih diamankan dan diperiksa intensif," kata Hengky, Rabu (25/1/2017).
Hengky menyebutkan, kelima orang itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dengan pesawat Garuda Indonesia menuju Thailand pada 15 Agustus 2016.
Sesampainya di Thailand, mereka kemudian berhubungan dengan seseorang berinisial AY.
AY memberi tahu bahwa sesampainya di Turki,
nanti akan ada orang yang harus dihubungi, yakni A alias AJ. A alias AJ
ini merupakan panitia yang mengakomodasi para militan ISIS di Turki.
DN yang menyarankan mereka mengikuti rute dari Indonesia ke Thailand kemudian menuju Turki. DN merupakan seorang aktivis organisasi massa di Indonesia sehingga ditakutkan terdeteksi apabila langsung ke Turki.
Dari Thailand, mereka menuju ke Istanbul, Turki, dengan maskapai Turkey Airlines.
"Setibanya di Turki
dijemput IB suruhan dari A alias AJ. Mereka dibawa bertemu orang
Indonesia bernama UU, AM , AL (NSR) dari Lamongan dan Nbl dan UA. Mereka
tinggal selama 3 bulan. Dan selama tinggal diberikan fasilitas dari AY
(orang Turki)," kata Hengky.
Melalui peran DN, A alias AJ, dan AY, diketahui bahwa kelimanya dibiayai oleh DN dengan dana dari orang berinisial TR.
Hengky mengatakan bahwa selama di Istanbul, panitia di Turki atas nama A alias AJ asal Indonesia mengarahkan mereka.
Kelima orang ini ditangkap pada 16 Januari 2017 pukul 15.00 waktu
setempat di Safe House. Penangkapan dilakukan oleh sekitar 20 tentara Turki.
"Setelah penggerebekan, mereka dibawa ke rumah sakit untuk cek
kesehatan dan dibawa ke kantor polisi lalu dimasukkan ke dalam satu sel
selama satu minggu," ujar Hengky.
Setelah itu mereka dideportasi dari kantor polisi setempat ke
Indonesia biaya pulang sendiri. Mereka melakukan penerbangan dengan rute
Istanbul ke Dubai kemudian ke Denpasar.
"Kami amankan karena berkaitan dengan niat mereka untuk bergabung dengan ISIS," kata Hengky.
No comments:
Post a Comment