Kekejaman ISIS Kembali Terkuak, 15.000 Jasad Dipendam di 72 Kuburan Massal


Foto diabadikan pada 17 Mei 2016. Sirwan Jalal, Direktur kuburan massal untuk Pemerintah Regional Kurdi, menunjukkan foto lokasi kburan massal dalam wawancara dengan AP di Irbil, Irak.

HARDAN, - Kepulan asap pekat, sisa-sisa api, dan suara tembakan yang menggema mengelilingi lelaki itu.
Selama berjam-jam, lelaki muda itu hanya bisa meringkuk di dalam sungai. Sementara, terdengar suara pembantaian terhadap anggota keluarganya.
Di sisi gunung yang berbeda, seorang warga yang selamat mengintip dengan teropongnya. Dia menyaksikan para tetangga di kampung halamannya, ditembak mati dengan tangan terikat.
Jasad mereka kemudian dimasukkan ke dalam liang besar, dan lalu ditutup dengan tanah menggunakan buldozer yang telah menunggu sejak awal.
Selama enam hari, dia menyaksikan para teroris dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) melakukan pembantaian dan membuat kuburan massal, dari kerabat dan saudara dari lelaki itu.
Lokasi itu berada di Pegunungan Sinjar di utara Irak. Di sana terdapat enam lokasi kuburan massal. Ada lebih dari 100 jasad yang ditimbun di sana.
Kuburan massal
Lokasi itu diyakini hanya sebagian kecil dari kuburan massal yang dibuat oleh teroris ISIS di seluruh penjuru Irak dan Suriah.
Berdasarkan wawancara khusus, foto-foto, dan hasil riset, kantor berita Associated Press, mendokumentasikan dan memetakan 72 kuburan massal.
Temuan in merupakan yang paling komprehensif sejauh ini, dan masih mungkin berkembang menjadi lebih besar.
Di Suriah, ditemukan 17 kuburan massal, termasuk satu liang yang berisi ratusan jasad dari satu suku, yang kemudian dibinasakan ketika ISIS masuk ke wilayah suku itu.
Sementara itu, di Irak, setidaknya ada 16 liang, yang umumnya berada di wilayah yang terlalu berbahaya untuk dievakuasi.
Sumber resmi pun tak mampu memperkirakan berapa jumlah jasad di dalam semua kuburan massal itu.
Di sisi lain, perkiraan jumlah korban tewas bersandar pada daya ingat para korban yang selamat.
Kendati demikian, angka yang muncul pun tetap mencengangkan. Dari prediksi awal 5.200 korban dalam 72 kuburan massal tersebut, ternyata membengkak mencapai 15.000 korban.
Di Pegunungan Sinjar, tersebar sekian banyak kuburan massal.
Beberapa berada di wilayah yang kembali dikuasai ISIS setelah serangan terhadap kelompok minoritas minoritas Yazidi pada Agustus 2014.
Sementara korban lain yang dikubur di daerah tak bertuan, belum bisa diprediksi.
Pemindahan jasad
Talal Murat salah satunya. Mayat ayah, paman, dan sepupu Murat terpendam di bawah puing-puing peternakan milik keluarga mereka.
Hingga kini, jasad mereka masih ada di sana, dan Murat masih menunggu waktu yang aman untuk memindahkan jasad dari tempat di mana mereka di eksekusi mati.
Di sisi lain Pegunungan Sinjar, Rasho Qassim setiap hari mengendarai mobil melintasi liang lahad di mana dua anak lelakinya terkubur.
Sesungguhnya, jalan yang dia lintasi telah direbut kembali oleh pasukan pemerintah setempat. Namun ada lima lokasi yang hingga kini belum terjamah.
Lokasi tersebut masih dibatasi dengan tali, menunggu biaya dan kehendak politik untuk penggalian dan pemindahan. 
"Kami ingin sekali memindahkan mereka dari sini. Saat ini tinggal tulang yang tersisa. Namun mereka mengatakan 'jangan'," kata Qassim.
"Mereka bilang mayat-mayat itu harus tetap di sana, sebab akan ada komite yang melakukan penggalian," sambung dia.
Qassim menyampaikan kesaksiannya ini di sebuah lokasi di mana jasad kedua anaknya terkubur. 
"Ini sudah dua tahun berlalu, dan tak ada satu pihak pun yang datang," kata dia. 
Di sisi lain, para teroris ISIS seolah memang tak berkehendak menyembunyikan kekejaman mereka. 
Sementara, temuan ini pun menjadi bukti tuduhan PBB tentang terjadinya genosida yang didalangi ISIS.
"Kita tentu dapat melihat dengan jelas intensi mereka (ISIS) untuk memusnahkan suku Yazidi," kata Naomi Kikoler, yang saat ini sedang mengunjungi lokasi itu untuk kepentingan the Holocaust Museum di Washington, D.C.
"Hampir tidak ada upaya yang sistematis untuk mendokumentasikan kejahatan yang mereka lakukan, melestarikan bukti, dan untuk memastikan bahwa kuburan massal diidentifikasi dan dilindungi," kata dia.
Belum lagi, masih ada kuburan massal lainnya yang jauh dari jangkauan.
Sementara, teroris ISIS memperluas kekejaman hingga ke luar kawasan Yazidi di Irak utara. 
Citra satelit menampilkan gambar yang sangat jelas tentang pembantaian narapidana di penjara Badoush, Juni 2014, yang menewaskan 600 orang.  
Dari 72 kuburan massal didokumentasikan oleh AP, yang terkecil berisi tiga jasad dan yang terbesar diyakini berisi ribuan jasad. Namun, tak ada satu pun pihak yang mampu memastikan itu.

No comments:

Post a Comment