Seorang polisi Perancis mengamankan basilika "Sacre Coeur" di Paris, Minggu (15/11/2015). Kelompok ISIS mengancam akan menjadikan Washington DC target serangan seperti Paris.
PARIS, Pemimpin serangan teror di Paris, Perancis, membeli sejumlah detonator listrik dari sebuah perusahaan kembang api. Detonator-detonantor itu mungkin telah digunakan oleh para pelaku bom bunuh diri yang terlibat dalam serangan pada 13 November 2015.
Harian Le Parisien melaporkan, Salah Abdeslam, yang kini buron, membeli sekitar 10 detonator dari pengecer di Saint-Ouen-l'Aumone di Paris utara, setelah bertanya berulang kali tentang kehandalan detonator-detonantor itu.
Koran itu mengatakan, pemilik toko telah menelepon layanan hotline teror nasional saat poster-poster berisi foto tersangka berusia 26 tahun itu beredar usai serangan tersebut. Pemilik toko itu mengatakan, seorang pria yang mirip Abdeslam telah mengunjungi tokonya bulan sebelumnya.
Seorang sumber mengatakan kepada koran itu bahwa Abdeslam, yang kembali ke Brussels di Belgia setelah serangan yang menewaskan 130 orang itu, harus memberikan bukti identitas diri sebelum memasuki tempat berkeamanan tinggi di toko itu, yang dipasang kamera CCTV. Dia dilaporkan telah menunjukkan SIM-nya.
Sumber polisi memastikan, para penyidik telah dihubungi toko tersebut tetapi tidak akan mengatakan apakah orang yang membeli detonator itu memang Abdeslam.
"Para penyidik sedang memeriksa elemen ini. Kami akan melihat apakah hal itu dapat dikonfirmasi," kata seorang sumber.
Harian Le Parisien mengatakan, sejumlah perangkat yang diduga telah dibeli oleh tersangka adalah sejumlah detonator yang dioperasikan dengan baterai yang saat dinyalakan akan menghasilkan api yang bervariasi panjangnya, bisa 2-8 sentimeter, tergantung model.
Detonator-detonantor itu mungkin telah digunakan para pelaku serangan pada Jumat 13 November di Paris, yang kebanyakan meledakkan dirinya setelah melancarkan serangan terkoordinasi di kafe, tempat konser musik Bataclan dan stadion nasional.
Polisi pekan lalu menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan rompi bunuh diri yang dibuang di tempat sampah di Montrouge, di pinggiran selatan Paris. Benda tersebut ditemukan tanpa detonator di daerah di dekat tempat Abdeslam diketahui bermalam pada malam serangan di Paris itu.
Tersangka mungkin bermaksud meledakkan diri tetapi kemudian batal melakukan hal itu. Namun tidak jelas mengapa ia membatalkan rencananya.
Abdeslam yang kelahiran Perancis, yang telah tinggal di daerah Molenbeek di Brussels diketahui punya hubungan dengan gerakan militan. Dia diketahui telah menyewa beberapa mobil dan kamar hotel untuk para penyerang bunuh diri dengan menggunakan kartu kreditnya miliknya.
Saudaranya, Brahim, meledakkan dirinya dalam serangan Paris setelah berjalan ke sebuah kafe dan meledakkan rompinya.
Bernard Cazeneuve, Menteri Dalam Negeri Perancis, mengatakan pada akhir pekan bahwa hampir 1.000 orang telah dilarang memasuki Perancis sejak kontrol perbatasan diterapkan setelah serangan teror itu. Dia mengatakan, hampir 15.000 polisi, polisi militer dan petugas perbatasan berjaga di perbatasan Perancis, terutama di perbatasan dengan Belgia, di mana tiga tim penyerang memulai perjalanan mematikan mereka.
No comments:
Post a Comment