Ahok Segera Panggil Dirut PT Jakpro, Ini Penyebabnya


Pekerja melintas dekat proyek sistem transportasi kereta ringan (light rail transit/LRT) yang diresmikan pembangunannya dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (9/9/2015). Pembangunan dua koridor awal LRT, yakni Cibubur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 24,2 kilometer (km) dan rute Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 17,9 km, membutuhkan anggaran Rp 23,8 triliun dan ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun.

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan segera memanggil Direktur Utama (Dirut) PT Jakarta Propertindo Abdul Hadi.
Pasalnya, hingga kini BUMD yang bergerak di bidang infrastruktur dan properti tersebut belum juga terlihat membangun Light Rail Transit (LRT). LRT dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Makanya saya mau panggil Dirut PT Jakpro, meragukan memang itu mereka," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (28/12/2015).
Basuki mengatakan, seharusnya PT Jakpro tak lagi menemui masalah ketika membangun LRT. Pasalnya, PT Pembangunan Jaya telah melakukan kajian studi trase. Kajian tersebut juga telah diserahkan kepada PT Jakpro.
"Memang Jakpro ini membingungkan. Harusnya kan mereka bisa pakai trase dari Jaya. Jakpro aneh-aneh juga nih," kata Basuki.
Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta Sutanto Soehodho mengaku pesimis LRT terealisasi pada Januari 2016. Pasalnya, lanjut dia, hingga kini PT Jakpro masih mengkaji basic design (desain awal).
"Kemungkinan besar pembangunan baru bisa terlaksana Maret tahun depan," kata Sutanto.
Ada pun dua koridor yang disiapkan untuk Asian Games 2018 adalah koridor I Bandara Soekarno Hatta-Kemayoran dan koridor VII Kelapa Gading-Kebayoran Lama. Mengacu pada desain yang ditawarkan PT Pembangunan Jaya, jalur LRT koridor I memiliki panjang lintasan 21,6 km.
Kemudian panjang lintasan koridor VII mencapai 30,5 km. Nilai proyek pembangunan kereta LRT mencapai 5 miliar dollar Amerika atau sekitar Rp 6,5 triliun.
Nilai tersebut dibutuhkan untuk membangun 115,7 km jalur kereta di tujuh koridor termasuk pengadaan rolling stock dan signaling.

No comments:

Post a Comment