Kapolri Jendral Badrodin Haiti di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015)
JAKARTA, Kapolri Jendral Badrodin Haiti menjelaskan, sedikitnya tercatat 408 orang Warga Negra Indonesia bergabung bersama ISIS di Suriah.
Dari jumlah itu, sebanyak 54 orang di antaranya meninggal di
Suriah. "Di antaranya Umar Abdul Aziz, anaknya Imam Samudra," tutur
Badrodin saat membacakan laporan akhir tahun kinerja Polri di Kompleks
Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015).
Sementara itu 47 orang di antaranya kembali ke Indonesia dan 70 orang lainnya berencana akan berangkat.
Dari data Polri lainnya, kata Badrodin, terdapat tiga macam kelompok ISIS di Indonesia, yaitu kelompok inti, pendukung dan simpatisan yang seluruhnya berjunlah 1.085 orang.
Adapun, jumlah anggota kelompok inti adalah 543 orang, kelompok pendukung 246 orang, dan kelompok simpatisan 296 orang.
"Ini sudah kita masukkan ke database Polri dan kita monitor kegiatannya," ucap Badrodin.
Badrodin menjelaskan, Polri terus melakukan upaya deradikalisasi atau memberikan pemahaman kepada para simpatisan agar bisa berpikir moderat dan tidak lagi terpengaruh paham ISIS.
Karena, menurut dia, kelompok simpatisan sudah terpengaruh paham ISIS. Jika tidak dilakukan pemantauan, mereka rawan masuk ke dalam kategori kelompok Inti.
"Karena kalau dia memahami betul, walaupun dia tidak melakukan kekerasan, dia biaa menyebarkan paham-paham itu ke tempat lain. Itu harus kita waspadai," ujar Badrodin.
Sementara itu 47 orang di antaranya kembali ke Indonesia dan 70 orang lainnya berencana akan berangkat.
Dari data Polri lainnya, kata Badrodin, terdapat tiga macam kelompok ISIS di Indonesia, yaitu kelompok inti, pendukung dan simpatisan yang seluruhnya berjunlah 1.085 orang.
Adapun, jumlah anggota kelompok inti adalah 543 orang, kelompok pendukung 246 orang, dan kelompok simpatisan 296 orang.
"Ini sudah kita masukkan ke database Polri dan kita monitor kegiatannya," ucap Badrodin.
Badrodin menjelaskan, Polri terus melakukan upaya deradikalisasi atau memberikan pemahaman kepada para simpatisan agar bisa berpikir moderat dan tidak lagi terpengaruh paham ISIS.
Karena, menurut dia, kelompok simpatisan sudah terpengaruh paham ISIS. Jika tidak dilakukan pemantauan, mereka rawan masuk ke dalam kategori kelompok Inti.
"Karena kalau dia memahami betul, walaupun dia tidak melakukan kekerasan, dia biaa menyebarkan paham-paham itu ke tempat lain. Itu harus kita waspadai," ujar Badrodin.
No comments:
Post a Comment