Isu Santet Marak di Probolinggo, Polisi Gunakan "Sumpah Pocong" Atasi Konflik Warga
Kapolres AKBP Iwan Setiawan menunjukkan foto korban pembunuhan, di belakang para tersangka.
PROBOLINGGO, Isu santet yang memicu gejolak masyarakat cukup marak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Bahkan, kasus isu santet juga kerap terjadi sepanjang tahun 2015.
Untuk mengatasi kasus santet itu, Polres Probolinggo pun melakukan pendekatan yang tidak biasa yakni dengan melakukan sumpah pocong kepada para terduga pengguna santet. Hal ini sebaagi alternatif untuk menyelesaikan isu yang terkadang berujung kekerasan tersebut.
"Tahun 2015 kasus yang dipicu isu santet cukup sering. Karenanya, kami mencari solusi untuk meredam dampak isu santet. Sumpah pocong cukup melegakan masyarakat, itu jadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan isu santet," kata Kapolres Probolinggo AKBP Iwan Setiawan, saat ungkap kasus kriminal, lalu lintas, dan narkoba tahun 2015 di Mapolres, Rabu (30/12/2015).
Selain itu, Polres Probolinggo berencana membentuk tim terpadu khusus menangani konflik isu santet. Menurut Iwan, tim terpadu itu terdiri atas Polri, Dinas Kesehatan, MUI, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkab Probolinggo terkait pembentukan tim terpadu tersebut. Kami berharap Surat Keputusan (SK) tim terpadu tersebut segera keluar, agar tim bisa segera bekerja," jelasnya.
Bila melihat fakta, kasus isu santet cukup marak di Probolinggo. Dalam catatan Kompas.com, warga sangat mudah terpancing isu santet, dan tak segan mengepung rumah warga yang dituduh punya santet.
Isu santet belakangan terjadi di Desa Kalibuntu dan Sidopokso kecamatan Kraksaan, serta Desa Penambangan Kecamatan Pajarakan.
Di Desa Kalibuntu yang cukup sering dihebohkan dengan isu santet, belum lama ini terjadi aksi penggerebekan dan perusakan rumah warga yang dituduh punya santet.
Di Sidopokso, seorang warga terpaksa keluar dari desa tersebut lantaran dituduh punya santet oleh iparnya. Padahal, warga yang diusir dari desanya itu mengaku hanya bakar kemenyan agar dagangan sayurnya laris.
Di Desa Penambangan, seorang warga juga dituduh punya santet hanya karena memendam sesuatu yang diberikan oleh kiai, demi keselamatan keluarganya.
Bahkan, seorang warga Kecamatan Gading dibunuh oleh delapan orang dengan menyewa pembunuh bayaran, karena dituding punya ilmu santet.
Di tempat terpisah, Bupati ProbolinggoTantriana Sari merespon positif pembentukan tim terpadu penanganan konflik isu santet.
Namun, tidak akan ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk tim terpadu tersebut. Sebab, anggota tim terpadu itu sendiri merupakan PNS (pegawai negeri sipil) dan anggota Polri.
Dia juga mengaku sudah menerima surat pengajuan pembentukan tim terpadu penanganan konflik isu santet tersebut. Pihaknya pun menyetujui upaya dari Polres Probolinggo tersebut.
”Saya mendukung, upaya pencegahan konflik isu santet. Karena, sering masalah isu santet yang menimbulkan tindak kriminal,” katanya.
Tantri berharap, pembentukan tim terpadu itu sendiri diharapkan dapat meminimalisir dan mengurangi kejadian-kejadian yang dilatarbelakangi masalah isu santet.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten setempat pun menyikapi serius polemik isu santet berujung pada tindak kriminal. Bahkan, MUI akan segera membentuk tim kecil khusus menangani isu santet, saat pengajuan pembentukan tim terpadu sudah disetujui oleh Bupati.
Sekretaris Umum MUI Kabupaten setempat, KH. Syihabuddin menegaskan, harus segara ada penanganan lebih serius dan khusus terhadap masalah isu santet.
”Konflk yang dipicu isu santet di Kabupaten Probolinggo ini sudah sangat serius. Supaya tidak berkelanjutan, harus segera ditangani dengan serius dan khusus,” ungkapnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment