Meski tidak menyebutkan rincian datanya, Badrodin mengutarakan bahwa DKI Jakarta bersama dengan Sumatera Utara dan Jawa Timur adalah lokasi yang paling rawan narkoba.
"Memang yang terbanyak di Jakarta," kata Badrodin di Mabes Polri, Selasa (29/12/2015).
Di samping ketiga provinsi itu, ada juga Aceh, tempat kasus penjualan ganja banyak ditemukan.
"Ganja yang terbanyak di Aceh. Memang di sana ada ladangnya. Namun, bukan berarti yang lain tidak ada," ujar Badrodin.
Dia memaparkan, sebanyak 34.304 kasus narkoba tercatat selama tahun 2015. Barang bukti paling banyak yang disita kepolisian adalah ganja, ekstasi, dan sabu.
Rinciannya, ganja 23,2 ton, ekstasi 1.720.328 butir, dan sabu 2,36 ton. Selain itu, ada pula heroin 1,26 kg dan kokain 10,54 gram. Semua barang bukti itu disita dari 42.907 tersangka kasus narkoba.
"WNA-nya 103 orang, kemudian WNI 42.804 orang," ujar Badrodin.
Badrodin menambahkan, jumlah kasus distribusi narkoba mencapai 24.806 kasus, konsumsi 9.457 kasus, kultivasi atau menanam sebanyak 35 kasus, dan produksi sebanyak 6 kasus.
"Kultivasi kebanyakan ganja," kata Badrodin.
Badrodin menambahkan, jumlah kasus distribusi narkoba mencapai 24.806 kasus, konsumsi 9.457 kasus, kultivasi atau menanam sebanyak 35 kasus, dan produksi sebanyak 6 kasus.
"Kultivasi kebanyakan ganja," kata Badrodin.
No comments:
Post a Comment