Ketua Fraksi PKB Marwan Djafar
JAKARTA, Menteri Desa, Pembangunan Daerat Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Ja'far menduduki posisi teratas dalam survei yang dilakukan Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks).
Namun, skor tertinggi Marwan tersebut justru dipertanyakan.
Indeks melakukan penelitian terhadap kinerja kementerian dengan menjadikan poin ketiga Nawa Cita Presiden Joko Widodo sebagai fokus persoalan.
Poin tersebut menyatakan, "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan".
Ada 17 kementerian yang masuk ke dalam jajaran kementerian yang melaksanakan poin ketiga Nawa Cita itu, yaitu Kementerian Desa PDTT, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Kemudian, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Selanjutnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kemeterian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Sosial, dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
"Baik dari indikator pertama maupun kedua, Menteri Marwan memiliki penilaian tertinggi mencapai skor 7. Sedangkan pada indikator ketiga Menteri Sosial menduduki peringkat tertinggi dengan poin 7,13," kata Direktur Eksekutif Indeks Nanang Sunandar saat memaparkan hasil kajiannya di Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Tiga indikator
Ada tiga indikator yang digunakan Indeks dalam membuat penilaian, yaitu dasar-dasar desentralisasi asimetris, pembangunan antarwilayah khususnya Indonesia timur, dan penanggulangan kemiskinan.
Marwan mendapatkan skor terbaik pada dua indikator pertama.
Penilaian yang dilakukan Indeks menggunakan cara survei dengan metode studi kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion terhadap 20 narasumber pada rentang waktu 14-19 Desember 2015.
Narasumber yang dipilih memiliki latar belakang pendidikan minimal S2 dari berbagai disiplin ilmu.
Ada pun rentang skor yang digunakan mulai dari skala 1,00-10,00, di mana skala 1,00 merupakan skala terendah, dan skala 10,00 merupakan skala tertinggi.
Selain Marwan, yang memperoleh skor tertinggi pada indikator pertama yakni Menteri Dalam Negeri (5,24), Menteri PU (5,20), dan Menhub (4,02).
Sedangkan pada indikator kedua yang menduduki posisi tertinggi selain Marwan yakni Menteri PU (5,11), Menhub (5,11) dan Menteri Perindustrian (3,40).
Untuk indikator ketiga, selain Mensos yang memperoleh skor tertinggi yakni Menteri Kesehatan (3,61), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (3,42), dan Menteri Desa PDTT (3,41).
Dipertanyakan
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengaku heran dengan perolehan skor Marwan yang mendapat nilai tertinggi tersebut.
Menurut dia, tidak banyak terobosan yang dibuat Marwan selama menjabat sebagai Menteri Desa.
"Yang mengejutkan, kok Marwan yang paling bagus? Orang kerjanya cuma nerima dan menyalurkan duit kok. Susahnya dari mana? Itu kan kerjanya cuma nyalurin duit Rp 1 miliar ke desa-desa," kata Ray.
Menurut dia, dalam isu perombakan kabinet jilid dua yang mencuat beberapa waktu terakhir, PKB cukup disorot.
Sebab, dua menteri mereka di Kabinet Kerja yakni Marwan dan Menpora Imam Nahrowi kinerjanya dipertanyakan.
"Orang di diskusi, PKB itu akan dikurangi jatah menterinya. Susah katakan jatah menteri PKB tidak akan diambil," kata dia.
"Makanya, PKB ini akhir-akhir ini kelihatan galak. Pak Jokowi jangan buru-buru lah, Pak Jokowi harus adil lah. Tapi dalam politik itu biasa," lanjut Ray.
No comments:
Post a Comment