Djarot: Saya Orang Jawa Enggak Sampai Hati, kalau Pak Ahok Sikat Aja


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat melayani wawancara wartawan, di Balai Kota, Minggu (16/8/2015).

TANGERANG,  Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan dia memiliki perbedaan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal menyikapi pegawai negeri sipil (PNS) atau pejabat bermasalah. Djarot menilai, dia tidak akan melakukan pemecatan atau memarahi orang yang bersangkutan di depan publik. Berbeda dengan Ahok yang dinilai Djarot bersikap sebaliknya.
"Kalau saya orang Jawa, enggak sampe hati loh, Pak. Tapi kalau beliau (Ahok) enggak apa-apa, sikat aja. Sudah tenang aja, Mas," kata Djarot di acara Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kenudayaan, Allium Hotel, Tangerang, Selasa (31/5/2016).
Djarot mengungkapkan, dia lebih suka memanggil PNS atau pejabat yang bermasalah. Ia akan berbicara empat mata dan menunjukkan berbagai bukti yang menujukkan pejabat tersebut bermasalah.
Padahal, menurut Djarot, para pejabat itu sudah sumpah jabatan tidak akan menerima suap dari siapa pun. Harusnya mereka menaati sumpah jabatan dan tidak melanggar. Sehingga ancamannya yakni pemecatan.
"Kami berdua, saya tunjukkan bla-bla. Kau saya sembeleh. Udah gitu. Maksudnya apa, Pak? Ya udah, saya buang. Tak sembeleh karirmu. Siap, Pak. Siap salah," kata mantan wali kota Blitar.

No comments:

Post a Comment