Penelantaran Ibu Bersalin hingga Meninggal, Direktur RSIA Akhirnya Dicopot
Sejumlah ibu dan aktifis Solidaritas perempuan Anti Korupsi (SPAK-Aceh) melakukan aksi unjunk rasa di depan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh. Mereka mendesak Gubenrur Aceh segera mencopot Direktur RSIA akibat kelalaian rumah sakit menanganai pasien hingga menyebabkan seorang ibu melahirkan dan bayinya meninggal dunia
BANDA ACEH, Gubernur Aceh memutusan untuk mencopot Erni Rahmayani dari jabatannya sebagai Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh. Penggantian ini disebutkan sebagai bagian dari evaluasi kinerja RSIA. Sebelumnya, Erni Rahmayani dituntut mundur sebagai direktur, karena RSIA dinilai menelantarkan seorang ibu yang bersaling hingga dia dan bayinya meninggal.
Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan, mengakui pemerintah Aceh dalam hal ini Gubernur Aceh sudah memutuskan untuk mengganti Drektur RSA Erni Ramayani dan melantik Amri Kiflan sebagai direktur yang baru.
“Pastinya ini bagian dari evaluasi kinerja di RSIA, dan apalagi memang kita dengar ada beberapa kinerja yang buruk yang terjadi diRSIA dalam beberapa hari terakhir ini, dan ini tentunya harus dievaluasi,” jela Sekda usai melakukan pelantikan pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Aceh, Senin (4/4/2016).
Sebelumnya Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dalam inspeksi mendadaknya ke RSIA Banda Aceh menegaskan akan mengambil tindakan tegas terhadap Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), jika nantinya dalam audit maternal ditemukan adanya unsur kesalahan yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit.
Sementara itu, Direktur RSIA yang baru dilantik Amri Kiflan, mengaku belum mengetahui persis detil persoalan yang terjadi di RSIA Banda Aceh.
“Saya baru tahu sore ini akan pergantian posisi tersebut, tapi saya mencoba menjaring banyak info dan kemudian akan bekerjasama dengan semua pihak di RSIA untuk memberi layanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Amri.
Diberitakan sebelumnya, Suryani Abdul Wahab, warga Desa Lambatee, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar meninggal dunia bersama bayinya di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA). Pasien ini merupakan rujukan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), Banda Aceh.
Suami korban, Muslem Puteh (47) mengisahkan, istrinya sebelum dirujuk ke RSUDZA, terlebih dahulu dirawat di RSIA, Banda Aceh selama 8 jam lebih. Mereka di RSIA, Banda Aceh, Senin (28/03/2016) pada pukul 06.00 WIB pagi. Namun hingga pukul 13.00 WIB, tidak ada dokter yang menangani istrinya.
Kejadian itu terus berlangsung hingga malam hari, setelah berkali-kali menanyakan keberadaan dokter akhirnya pihak RSIA memberi surat rujukan untuk ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA). Tetapi sayang, nyawa Suryani tak tertolong, saat operasi dilakukan bayi mereka ternyata sudah meninggal, dan Suryani pun menyusul bayinya setelah beberapa jam kemudian.
Kinerja buruk RSIA ini mendapat kecaman banyak pihak, selain mengecam kinerja RSIA, gubernur Aceh juga didesak mencopot Direktur RSIA Banda Aceh.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment