Susi Pudjiastuti Berani karena Membaca Buku

 
 Susi Pudjiastuti bersama para karyawan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation

Sosok pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti bukan hanya menjadi incaran banyak wartawan dalam negeri. Ketika melakukan kunjungan  kerja di London, Inggris, beberapa waktu lalu awak media asing juga berlomba untuk mewancarainya.
Mereka ingin mengetahui terobosan dan kebijakan Susi dalam memerangi penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated/IUU fishing).
Mereka juga ingin mendalami kebijakan Susi dalam menegakkan hukum di laut dan meledakkan kapal-kapal pencuri ikan di lautan Indonesia.
Nama menteri yang dilantik pada 29 Oktober 2014 ini selalu menjadi topik hangat di berbagai media massa dan media sosial. Berbagai kebijakannya menjadi sorotan karena dianggap berani membereskan masalah-masalah yang sebelumnya tak tersentuh.
Bagaikan seorang petarung, Susi langsung menggebrak tanpa takut dengan orang-orang kuat yang berkepentingan di sana.
Sebenarnya persoalan yang dihadapi KKP bukanlah masalah baru. Namun perempuan yang hanya memegang ijazah SMP inilah yang berani menegakkan aturan. “Itu bukan kebijakan Susi loh. Itu maunya undang-undang,” ujar Susi ketika ditanya tentang kebijakannya.
Semenjak namanya disebut sebagai pimpinan KKP, berbagai tanggapan bermunculan. Ada yang mengatakan Susi adalah sosok yang kompeten dalam membangun dunia perikanan Indonesia. Mereka melihat kemampuan Susi dalam merintis usahanya dalam bidang perikanan sudah cukup lama dan berpengalaman.
Setelah perusahaannya berkembang pesat, Susi terjun ke bisnis penerbangan. Meskipun berangkat dari sebuah kebetulan ketika menolong masyarakat di Pulau Simeleu, Aceh, yang terkena tsunami, nama Susi semakin berkibar dengan maskapai penerbangannya.
Pilihan jalur penerbangan perintis yang semula dianggap ‘gila’ menjadikan Susi Air diperhitungkan di negeri kepulauan ini. Berbagai ‘kegilaan’ ini memikat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memberikan tanggung jawab Susi menangani KKP.
Sementara yang meragukan mengatakan Susi tidak punya pengalaman di bidang birokrasi sehingga sulit memimpin KKP. Mereka memandang sebelah mata Susi berdasar latar belakang rumah tangga, kebiasaan merokok, tato, dan sekolahnya yang tidak tamat SMA.
Setelah satu tahun berlalu, dengan sendirinya isu-isu miring itu tersingkir seiring dengan berbagai gebrakannya. Banyak orang berdecak kagum atas keberanian perempuan yang mengawali keterlibatannya dalam usaha perikanan dengan menjadi bakul ikan. Salah satunya adalah tentang pengeboman kapal-kapal yang terlibat dalam ilegal fishing.
Keberanian Susi sebenarnya bukanlah datang dengan tiba-tiba. Semenjak di bangku SMP dia sudah membaca buku-buku klasik yang bermutu. Dari situ dia menimba banyak pengetahuan dan bisa melihat keadaan Indonesia dengan kritis.
Dari situ pula dia meyadari dunia usaha Indonesia belum sincere dan fair. Dia melihat peraturan pemerintah yang ada saat itu belum menguntungkan untuk nelayan.
Dia juga kerap mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat. “Kan goverment itu regulate, regulator. If you do not regulate with sincere, you do not regulate fairly, ya ketidakadilan tercipta di situ,” katanya dengan gamblang.
Oleh karena itu ketika mendapat kesempatan memimpin KKP, Susi langsung menggebrak untuk meluruskan yang selama itu menjadi keprihatinannya.
Cover Buku Untold Story Susi Pudjiastuti
Dalam wawancara dengan Tim Penulis dari Penerbit Buku Kompas (PBK) di Pangandaran, Jawa Barat, pimpinan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation ini menceritakan banyak hal. Sayangnya, ketika buku akan diterbitkan, Susi menolak untuk memasukkan hasil wawancara itu dalam buku yang dipersiapkan menyambut ulang tahunnya yang ke-50.
“Pokoknya saya nggak mau. Biar orang-orang yang berkomentar tentang saya,” kata perempuan kelahiran Pangadaran, pada 15 Januari 1965 ini.
Setahun berlalu, barulah Susi mengungkapkan alasan dibalik pencopotan tulisan yang semestinya menjadi Bab III dari buku berjudul Untold Story Susi Pudjiastuti.
Dia beranggapan pada saat itu orang belum tahu siapa dia sebenarnya. Kalau dia bicara tentang dirinya sendiri, apalagi dalam buku biografi, maka akan menjadi persoalan lagi. Padahal saat itu sudah cukup banyak tanggapan kontroversi tentang dirinya yang disorot.
“Nah, kalau sekarang, orang sudah tahu apa yang saya lakukan. Jadi sekarang silahkan kalau mau dimuat,” ujar Susi dalam perbincangan di kantor KKP, Jakarta pada 11 Februari 2016.
Selain mengenai masa lalunya, dalam wawancara itu Susi juga mengungkapkan pandangannya tentang dunia usaha yang belum sincere dan fair, latar belakang menjadi menteri KKP, lingkungan hidup, Presiden Jokowi, agama, kematian, dan keluarganya.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh Tim Penulis PBK Mulyawan Karim, Robertus Mahatma C., dan A. Bobby Pr:

Dari obrolan dengan para nelayan di Pangandaran, kami mendapat informasi bahwa isu lingkungan sudah lama menjadi kepedulian Anda. Salah satunya dengan menggantikan jaring nelayan yang rusak karena tanpa sengaja menangkap ikan hiu. Mengapa Anda mengganti jaring para nelayan yang rusak karena ikan hiu?
Kalau nggak diganti jaringnya mereka nggak bisa nangkap ikan lagi. Nah, kalau jaringnya kita ganti, mereka bisa nangkap ikan tetapi hiunya harus dilepas ke tengah laut. Kalau nggak gitu mereka akan ambil siripnya untuk dijual. Kadang diambil sama dagingnya. Tapi kapal-kapal di tengah laut biasanya cuman ambil siripnya, dagingnya dibuang di tengah laut.

 
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
 
Apakah banyak ikan hiu di Pangandaran?
Nggak banyak sih di sini. Kalau tempat lain banyak.
Bagaimana dengan pelarangan bagan? (Bagan adalah semacam rakit yang digunakan untuk tempat menangkap ikan di laut. Cara menangkap ikannya dengan membenamkan jaring. Ketika ikan sudah dianggap banyak berkumpul di atas jaring maka jaring di angkat. Untuk mengundang ikan-ikan digunakan cahaya dari lampu. Dengan cara ini bukan hanya ikan besar yang tertangkap tetapi juga ikan-ikan kecil). Kan nelayan sudah menginvestasikan uangnya sampai Rp 20 juta untuk membuat bagan?
Kalau masalah bagan itu bukan nelayan. Itu investor. Kalau nelayan nggak bikin bagan. Nelayan menangkap ikan di laut, bukan dengan bagan. Itu saudagar. Tidak ada nelayan bagan. Bullshit.
Mengenai pelarangan dodot?
Dodot, itu jaring kecil. Kalau nelayan pakai dodot, ikan dan udang kecil tertangkap. Semuanya habis. Lalu nggak ada lagi ikan. Lingkungan rusak. Nelayan juga yang rugi. Dulu nelayan juga pakai potas. Lingkungan jadi rusak. Tapi sudah nggak lagi. Sekarang ikan hias juga nggak ada di sini.
(Perbincangan sempat terhenti ketika salah satu rekannya datang. Susi mengeluhkan tentang wartawan yang kemarin mewancarainya tetapi pertanyaannya tidak jelas. Salah satunya tentang hubungan lobster dengan pelabuhan. Dia juga complain karena wartawan itu tidak tahu nama lengkapnya sehingga kesulitan di depan kamera padahal wawancara dilakukan secara langsung. Dia juga mengungkapkan kekecewaannya ketika fotonya sedang merokok beredar luas.)
Katanya saya ngerokok di depan umum. Saya tidak merokok di depan umum. Habis rapat, saya diwawancarai wartawan. Lalu saya cari tempat yang sepi untuk merokok. Wartawan ngikutin saya. Saya sudah bilang jangan difoto tapi ternyata muncul dan dikatakan Susi merokok di depan umum. Edan apa.
Wartawan sering nulis yang nggak benar. Kayak suami saya Daniel Kaiser disebut ahli kapal. Itu salah. Karena dia bukan ahli kapal tapi insinyur elektro. Cerita saya di-tato di Bali, itu saya nggak ngerti. Saya bukan bikin tato di Bali. Ngarang-ngarang aja.
Anda mulai usaha ini dengan menjadi bakul ikan. Apa betul? Bagaimana persaingan waktu itu dengan sesama pedagang bakul karena Anda dianggap membela nelayan dengan membeli ikan dengan harga ikan tinggi?
Nelayan kita sudah sudah hidupnya. Kalau kita beli dengan harga murah, kasihan mereka. Saya memang mulai dari bakul. Bakul-bakul di Pangandaran seperti Ali dan Akui tahu tentang saya. Ali itu saya besarin. Saya kasih duit, saya kasih pinjem uang. Tanya orang aja. Kadang-kadang saya nggak punya duit ke TPI, minta beli cendol, dia yang bayarin. Di lelang berantem, tapi di luar kita teman. Saya sering ditraktir Akui kalau nggak bawa uang, dia bayarin saya makan. Ayong dan Budidarma juga. Berantem, tapi di luar kita makan bareng. Nggak tahu, saya punya muka yang membuat orang sayang. Ha ... ha ... ha ... Nggak tahu kenapa. To do something good. Thats’s my bless from God. Blessing in disguise from God. Ha ... ha ... ha ...
Sebelum diangkat sebagai menteri apa sudah lama mengenal Jokowi?
Nggak, baru aja. Tanggal 11 Oktober 2014, ketemu di Halim. Saya nggak jemput tapi saya pas kerja di Halim Perdana Kusuma Jakarta. Pak Jokowi mendarat. Kan, beliau sudah sering pakai pesawat kita untuk kampanye. Partai lain sama. Saya pikir saya mau say hello maka saya samperin pas landing. Satu menit kali. Itu terjadi pas malam minggu. Jam 12 malam.
Wartawan kadang nulis apa yang saya sendiri tidak tahu, yang tidak terjadi ditulis seolah-olah terjadi. Bu Mega tidur di sini. Ibu Mega pernah makan di sini betul tapi nginep di sini tidak pernah. Wartawan ngomongnya Bu Mega pernah nginep di sini.

Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti
Konfirmasi tentang Anda berhenti sekolah.Yang benar karena sakit atau kasus golongan putih (golput) pada Pemilu tahun 1982? Saya terjatuh, sudah gitu saya libur sekolah. Saya malas balik sekolah juga. Memang saya juga sudah lama nggak cocok dengan sekolah. Waktu di Pangandaran saya pakai kaos golput, lalu ditahan.
Semalam guru-guru membacakan puisi untuk Anda pada pesta rakyat pengangkatan Anda sebagai menteri. Anda nampak sedih sekali. Bahkan mengelap air mata dengan ujung kain?
Iya, guru-guru itu baik sekali. Bu Is, Pak Dedy, Pak Tatang, dll. Kakaknya Pak Tatang itu guru ngaji saya. Guru-guru selalu terkesan, karena saya selalu juara satu dari SD sampai SMP. Mencret-mencetnya, saya juara dua. Mungkin itu cuman sekali. Waktu itu Rahmat yang pernah ngalahin saya jadi juara. Tapi biasanya saya juara satu.
Menurut rekan Anda di SMA 1 Teladan Yogyakarta, Prof. Prof. Ir. Dwikorita Karnawati MSc. PhD yang sekarang menjadi rektor Universitas Gadjah Mada, Anda adalah sosok yang cerdas dan jenius. Di atas rekan-rekan sebayanya. Dwikorita melihat di dalam kamar kost Anda banyak buku-buku filsafat dan politik untuk mahasiswa padahal Anda baru kelas satu SMA. Bahkan kebanyakan dalam bahasa Inggris. Dalam ingatan Dwikorita, kemampuan bahasa Inggris Anda bagus dan lancar. Dwikorita juga ingat Anda kerap berbicara tentang gagasan membangun Indonesia. Anda juga sering mengkritisi pemerintahaan saat itu. Bagaimana tanggapan tentang hal ini?
Lima bulan lalu saya ketemu dengan Dwikorita setelah pisah 32 tahun yang lalu. Kita satu bangku. Kita nyanyi lagu Indonesia Raya, sebelum tanda tangan MOU. Saya bilang, Rit, ini 32 tahun yang lalu. Dia bilang, Sus saya sekarang baru mengerti isi kepala kamu sekarang kenapa berhenti sekolah.
Waktu SMA sudah baca buku-buku yang berat yang membuat pemikiran Anda jauh ke depan?
Ya, saya memang senang filsafat. Saya sudah baca buku kasus Jusuf Muda Dahlan waktu SD kelas 6. Friedrich Engels, Das Kapital Karl Marx, Adam Smith, Il Principe-nya Machiavelli.
Dari mana tahu buku-buku itu?
Dulu kan ada buku berjudul Mereka Yang Mengubah Dunia. Bukunya kecil. Summary. Terus saya baca. Saya baca juga buku-buku tokoh filsafat dialektikal. Saya juga baca kitab suci semua agama.
Bahasa Inggris bagus, kok bisa?
Arif Satria, penasihat KKP, pernah bilang mau tahu kehebatan Bu Susi lebih dari profesor, omong sama dia dengan bahasa Inggris. Ya, karena saya suka baca saja. Saya dulu mau masuk primary di lembaga kursus di Yogya aja nggak lulus. Saya otodidak.
Sewaktu Jokowi menyampaikan pengumuman kabinetnya, Anda lari. Kelihatan energik ...
Kan, sebelumnya Pak Jokowi bilang: Pak Indro, menteri Koordinator Maritim lari. Makanya gue lari lebih kencang lagi dari biasa. Ha ... ha ... ha. Pak Jokowi malah bilang: Bu Susi nggak usah lari. Saya sudah terbiasa lari, Pak. Kalau Indroyono pelan karena gemuk. Ya, orang udah gemuk kayak gitu kan susah lari ha ... ha ... ha ...
Awal mula ditunjuk jadi menteri, Anda ditelepon Pak Jokowi kah?
Nggak. Pak Jokowi nggak ada telepon lalu bilang besok kamu jadi menteri. Nggak ada. Saya ditelepon sama protokol Istana tengah malam sebelum pengumuman untuk disuruh ngambil baju. Siang saya ditanya agama saya apa? Saya cerai apa kawin?

 
Susi Pudjiastuti bersama Tim Penulis Buku Untold Story Susi Pudjiastuti
 
Tapi kan sebelumnya sudah ada isu akan diangkat jadi menteri pariwisata. Di negeri ini isu hampir setiap hari. Saya nggak terlalu care. Saya ini orang nggak  urus isu-isu. Kalau nggak happen, I dont believe.
Kalau saya di pariwisata, saya resign. Itu bukan di kompetensi saya. Kalau sekarang pas, juga tidak. I had more experience di kelautan dan perikanan dibandingkan dengan pariwisata. Bukan saya merasa expert, tidak. Hidup saya banyak spend di situ.
Di saat wawancara berlangsung datang Eka Santosa. Pria yang dekat dengan Susi kala remaja ini pernah menjadi Ketua DPRD Tingkat I Jawa Barat dan anggota DPR RI. Eka mengungkapkan Susi berhenti sekolah bukan karena isu golongan putih (golput) pada Pemilu 1982 yang seperti disampaikan oleh wartawan.
Sebab pada saat kasus itu terjadi, Susi sudah berhenti sekolah. Kasus golput berangkat dari pemberian Eka kepada Susi berupa kaos bertuliskan golput sebelum Pemilu tahun 1982. Gara-gara kaos itu Susi diinterogasi oleh aparat Kodim Ciamis. Susi mengaku sampai sekarang pilihan politiknya tetap golput.
Lah, gimana Golput, kan Pak Jokowi sudah mengangkat Anda menjadi menteri?
Lah, dia kan presiden Indonesia. Setelah dia jadi presiden dia bukan milik PDI-P. Dia milik Indonesia. Sampai hari ini saya masih golput. Kalau nanti, kita lihat goverment-nya. Kalau orang DPR masih kayak gini, ngapain gue milih partai.

 
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
 
Pendapat tentang Jokowi? Dia orang unik. Dia orang yang taking says, the way its happen. Dia orang yang nggak complicated. Dia menjadi kuat karena dia clean, hatinya bersih. That’s the part we are similar. Itu yang sama dengan saya. Kita nggak punya yang item-item. Awarness ada tapi kita sendiri nggak punya pikir yang hitam, nggak ada. Kita nggak mengambil hak orang, cheating. Nggak ada. Saya pikir, Pak Jokowi orang seperti itu.
Kenapa Pak Jokowi milih Anda?
I dont know. Aku nggak mau berasumsi yang ada di kepala orang. Karena dia tahu, ngambil saya kan berisiko. Resiko saya sebagai figur kontroversial, dia pasti udah tahu. Kalau dia nggak tahu, nggak mungkin toh. Saya pikir dia berani take the risk.
Waktu ketemu Jokowi apa yang dia katakan?
Saya sudah sering dibilang gila sama kabinet. Saya tanya apa benar-benar yakin milih saya. Memang negeri ini butuh orang gila, kata Pak Jokowi. Di negeri ini perlu perubahan, perlu orang ‘gila’.  Orang kita selalu normatif.
Apa yang Anda inginkan agar dapat tercapai sebagai menteri ke depan?
Saya suka every thing has to be fair for people. Selama ini belum fair. Dan tidak sincere. Yang tidak sincere sistem, people, goverment, dll. Cuman vested for a while. Kalau fair, fair, everybody will have the same oportunity. Semua dapat kesempatan yang sama. Opportunity itu important for any thing.
You can’t do anything, you can’t change anything. You can’t make anything when opportunity was not there on the first to do it changed. Oportunity tidak ada kalau tidak ada kesempatan. Selama ini opportunity belum dirasakan semua orang, because thing was not sincere.
Contohnya kemarin nelayan teriak: kita di pantai utara udah padat. Mau ke Indonesia Timur, dikerjain aparat, dibikin susah. Pemda di sana nggak suka orang Cirebon datang. Tapi ternyata di tengah laut ada Taiwan, Thailand, dll. Mereka merajalela. Itu kan ironi. Itu tidak sincere kita.
Bukankah dalam pengalaman Anda opportunity itu diciptakan?
Ya, but not everybody has the right,  has the opportunity, has capability to get opportunity. Job of the government to create the same opportunity to the whole citizens and stakeholders.
Tidak semua orang mampu menciptakan oportunity. That’s important. That’s the job of the goverment on the first place before they make any policies, before make anything, that the first important to do untuk negeri ini. Semuanya harus mengacu ke situ. Kan goverment itu regulate, regulator. If you do not regulate with sincere, you do not regulate fairly, ya, ketidakadilan tercipta di situ. And then, you bukan government lagi. Government kan governess.

 
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama anggota Satuan Tugas 115 di lokasi peledakan kapal MV Viking di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Senin (14/3/2016).
 
Apa artinya hidup buat Ibu? Enjoy your life. Doing a lot of for your life.  Kalau nggak enjoy ya mati saja. Saya bisa balik kanan kapan pun.
Apa pandangan Anda tentang agama?
Religion is important. I am not good moslem but I know a lot about Islam.  Saya baca Arab gundul bisa. Saya ikut pesantren setiap bulan Ramadhan dari umur 5 tahun sampai 17 tahun. Sekarang nggak.
Apa pandangan Anda tentang ekstrimis?
It’s not logically, it’s bad, doing something for not appropriate, why not.
Berkaitan dengan pendidikan Anda  yang tidak tamat SMA. Anak muda melihat sekolah nggak penting lagi. Bagaimana komentar Anda?
Problemnya tidak semua orang punya capacity to do breakthrough, having school is always safe lah....
Apakah menyesal tidak tamat sekolah?
Saya jarang regret to something happened, but you can change, is there, is happened, waste, waste energy.  Saya tidak pernah menyesali nggak selesai sekolah. Saya jarang menyesali masa lalu . Toh waktu juga nggak bisa diubah, waste energy.
Apakah Anda sudah puas dengan pencapaian hingga sekarang ini? Atau masih ada yang ingin dicapai?
Not looking for satisfaction, feel good happy... Satisfaction saya pikir is too, a bit, little demanding ya. What if you don’t satisfy, that you little happines is also good, man. Sedikit pragmatis saya.
Kalau menyesal ada satu. I might spent my time lot  more then my kids. Itu yang sedikit kadang-kadang, saya sesali.  I did not have time enough since the beginning, gitu kan ya. Selalu I promise, I will make more time tapi catch up, tidak bisa lagi
Apakah itu juga yang membuat rumah tangga Anda  cerai?
I dont know.  I don’t want to analized. That’s part that i don’t want to analize
Kata orang di pantai Anda mobilnya cuman satu, itu-itu terus ...
Sekarang mobil saya banyak karena semua orang sekarang suruh saya pakai mobil ini-itu, ini itu. Dulu saya pakai L-300. Lalu saya ke kantor Pak Wiranto. Setelah pertemuan saya dianter sama Pak Wiranto ke mobil. Ada yang bilang: Mbak lain kali mobilnya ganti, kasihan Pak Wiranto nganter tamu ke L-300. Ha ... ha ... ha. Dulu saya punya SIM B-1. Saya bawa Fuso.
Pernah berpikir masalah kematian?
At all time. Saya sudah bikin testamen sejak 1998. Karena banyak harta, jadi supaya nggak rebutan.

No comments:

Post a Comment