Mesin Turbin PLTA Oria Genyem di Kampung Nombotong, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (2/4/2016)
JAYAPURA, Dua mesin turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem di Kampung
Nimbotong, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, tak berfungsi selama
empat hari terakhir.
Penyebabnya, dua mesin turbin itu ditutupi sendimen lumpur setinggi enam hingga delapan meter karena hujan selama beberapa hari terakhir.
Fakta ini terungkap dalam tinjauan Kompas.com bersama pihak PLN Persero Wilayah Papua dan Papua Barat ke lokasi PLTA Oria Genyem pada Sabtu (2/4/2016) sekitar pukul 12.30 WIT.
Paul Kiring selaku Manajer Sektor PLN Papua dan Papua Barat Bidang Pembangkitan dan Kelistrikan memaparkan, pintu penguras pada mesin turbin tersumbat sendimen lumpur dan ranting pohon yang dibawa aliran Sungai Sermo.
"Rencananya, kami akan membersihkan sendimen dengan menggunakan dua unit alat berat. Namun, kondisi hujan yang deras disertai banjir menyebabkan alat berat belum dapat dioperasikan," ujarnya.
Paul menuturkan, PLTA Oria Genyem mampu menghasilkan 18 MW jika debit air bisa mencapai 13 meter kubik per detik.
"Apabila PLTA Oria Genyem berfungsi dengan baik maka PLN akan suprlus hingga 10 MW," tutur Paul.
Dia menyatakan, terhentinya PLTA ini menyebabkan PLN krisis listrik hingga 5 WT.
"Saat ini kapasitas listrik yang dimiliki PLN hanya 70 MW. Sementara itu beban puncak penggunaan listrik di Jayapura, Sentani, dan Arso telah mencapai 70 MW," ujar Paul.
Sementara itu, Manajer Bidang Teknik PLN Wilayah Papua dan Papua Barat Edison Rajagukguk mengatakan, banyaknya sendimen lumpur yang masuk ke dalam tempat saluran intake (penampung air baku) dapat menganggu operasional PLTA Oria Genyem.
"Kondisi air sangat kotor karena membawa sendimen lumpur. Kami berharap bantuan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini. Kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai," kata Edison.
PLTA Oria Genyen memiliki dua mesin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 10 Megawaat (MW). Selama ini, PLTA berfungsi menyuplai listrik ke Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, dan Arso di Kabupaten Keerom.
Penyebabnya, dua mesin turbin itu ditutupi sendimen lumpur setinggi enam hingga delapan meter karena hujan selama beberapa hari terakhir.
Fakta ini terungkap dalam tinjauan Kompas.com bersama pihak PLN Persero Wilayah Papua dan Papua Barat ke lokasi PLTA Oria Genyem pada Sabtu (2/4/2016) sekitar pukul 12.30 WIT.
Paul Kiring selaku Manajer Sektor PLN Papua dan Papua Barat Bidang Pembangkitan dan Kelistrikan memaparkan, pintu penguras pada mesin turbin tersumbat sendimen lumpur dan ranting pohon yang dibawa aliran Sungai Sermo.
"Rencananya, kami akan membersihkan sendimen dengan menggunakan dua unit alat berat. Namun, kondisi hujan yang deras disertai banjir menyebabkan alat berat belum dapat dioperasikan," ujarnya.
Paul menuturkan, PLTA Oria Genyem mampu menghasilkan 18 MW jika debit air bisa mencapai 13 meter kubik per detik.
"Apabila PLTA Oria Genyem berfungsi dengan baik maka PLN akan suprlus hingga 10 MW," tutur Paul.
Dia menyatakan, terhentinya PLTA ini menyebabkan PLN krisis listrik hingga 5 WT.
"Saat ini kapasitas listrik yang dimiliki PLN hanya 70 MW. Sementara itu beban puncak penggunaan listrik di Jayapura, Sentani, dan Arso telah mencapai 70 MW," ujar Paul.
Sementara itu, Manajer Bidang Teknik PLN Wilayah Papua dan Papua Barat Edison Rajagukguk mengatakan, banyaknya sendimen lumpur yang masuk ke dalam tempat saluran intake (penampung air baku) dapat menganggu operasional PLTA Oria Genyem.
"Kondisi air sangat kotor karena membawa sendimen lumpur. Kami berharap bantuan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini. Kerusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai," kata Edison.
PLTA Oria Genyen memiliki dua mesin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 10 Megawaat (MW). Selama ini, PLTA berfungsi menyuplai listrik ke Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, dan Arso di Kabupaten Keerom.
No comments:
Post a Comment