Ahok Diminta Tidak Jilat Ludah Sendiri


Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro saat menghadiri diskusi yang diselenggarakan MMD Initiative, di Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (30/3/2016).

JAKARTA, Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengimbau calon petahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, untuk tetap maju melalui jalur independen.
Ahok diminta untuk mengambil risiko ketimbang akhirnya membelot dengan maju melalui kendaraan partai politik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
"Beliau sudah telanjur deklarasi. Kalau maju melalui parpol ya menjilat ludah sendiri, jelek itu," kata perempuan yang akrab disapa Wiwik ini, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Wiwik menjelaskan, sikap Ahok maju melalui jalur independen sudah dicatat oleh masyarakat. Meskipun nanti persyaratan fotokopi KTP dukungan "Teman Ahok" tidak mencukupi, Ahok tetap harus menerima semua risikonya dibanding dengan mengumpulkan partai pendukung dan akhirnya maju lewat partai.
Sejauh ini, Ahok didukung oleh dua partai politik, yakni Partai Nasdem (5 kursi) dan Partai Hanura (10 kursi). Namun, jumlah kursi itu belum mencukupi untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017.
Parpol atau koalisi parpol minimal memiliki 22 kursi di DPRD untuk dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur.
"Saya termasuk orang yang tidak suka 'poco-poco'. Lebih baik ambil risiko, biar pahit, tetapi punya keyakinan," kata Wiwik.
Dia mengatakan, animo masyarakat untuk maju melalui jalur independen semakin meningkat. Pada pilkada serentak 2015, sebanyak 30 pasang calon merupakan calon independen. Dari jumlah itu, sebanyak 14 persen  berhasil memenangi pemilihan.
"Deparpolisasi terjadi karena partai tidak mampu menurunkan orang-orang yang trusted. Perseorangan masih di atas angin karena tidak ada kasus, kecuali mantan Bupati Garut, Aceng," kata Wiwik.

No comments:

Post a Comment