Berkali-Kali Menolak Jadi Kapolri, Tito Dinilai Luhut Sosok yang Nyaris Sempurna


Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/6/2016)

JAKARTA, - Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan kisah tentang seorang Komisaris Jenderal Pol Tito Karnavian yang berkali-kali menolak saat ditawarkan posisi Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti. Hal tersebut diungkapkan Luhut dalam rapat di ruang rapat Komisi III DPR yang turut mengundang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketiganya diundang pihak DPR untuk meminta masukan terkait rekam jejak Tito.
Luhut menambahkan, dalam beberapa pertemuan dirinya dengan Tito di Luar Negeri, ia beberapa kali secara tak langsung menanyakan kepada Tito terkait kesediaan mantan Kapolda Papua tersebut jika ditawari posisi Kapolri.
"Dia selalu bilang, 'Kalau boleh jangan saya'. Saya pikir itu salah satu sikap yang humble," ujar Luhut, Selasa (21/6/2016).
Luhut mengaku selama enam bulan terakhir ia cukup intens berbincang dengan Tito dalam beberapa kali kesempatan.
Berkali-kali ia secara langsung dan tidak langsung kembali menanyakan hal yang sama. Luhut pun mendapatkan jawaban yang sama.
Tito, kata dia, saat ditawarkan jabatan Kapolri berkali-kali menjawab bahwa dirinya masih nyaman dengan jabatannya saat itu. Hingga panggilan terakhir pun Tito tetap konsisten dengan pikirannya.
"Message ini tolong ditangkap sebagai kita manusia, Tito bisa digunakan sebagai satu contoh bagaimana memposisikan dirinya dengan, menurut saya, nyaris sempurna," ucap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.
"Tapi jangan berpikir dia tidak punya kelemahan. Kita juga tidak boleh berpretensi bahwa kita manusia yang sempurna," kata Luhut.

No comments:

Post a Comment