Puluhan guru Mdrazah di Polewali Manar sulawei barat menuntut Dana Bos dicairkan sejak Januari hingga menjelang Oktober tahun ini.
POLEWALI MANDAR, - Puluhan guru madrasah menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kementerian Agama Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (27/10/2016).
Mereka menuntut pencairan dana bantuan operasional sekolah (BOS) per
triwulan yang belum cair. Beberapa di antaranya belum menerima dana BOS
sejak Januari hingga sekarang.
Demonstran menyatakan bahwa 60 persen sekolah di wilayah itu belum menerima dana tersebut.
Para guru mendesak Kepala Seksi Madrasah Kemenag Polewali Mandar Ruaedah dicopot dari jabatannya karena dinilai terlalu arogan terhadap para guru.
Mereka menganggap Ruaedah kerap membuat aturan baru yang menghambat pencairan dana BOS.
Para guru yang mewakili sejumlah sekolah ini mengaku sudah puluhan kali mendatangi kantor Kemenag untuk mengurus kelengkapan berkas dana BOS.
"Kemenag kerap membuat aturan berbelit-belit dan selalu berubah-ubah. Bayangkan, masih ada sekolah sejak Januari sampai hari ini belum mencairkan dana bosnya," kata koordinator aksi, Muhammad Adam.
Keributan sempat terjadi ketika pegawai Kementerian Agama dan polisi menggiring demonstran ke dalam halaman kantor Kemenag karena aksi itu menghambat arus lalu lintas.
Para guru memberikan waktu seminggu kepada Kemenag untuk menanggapi tuntutan mereka.
Mereka mengancam akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa lebih banyak.
Ditemui di kantornya, Ruaedah mengatakan bahwa pencairan dana BOS harus sesuai aturan dan petunjuk teknis yang tidak boleh dilanggar.
"Soal bolak-baliknya sekolah ke Kemenag itu karena persayaratan dan LPJ (laporang pertanggungjawaban) belum lengkap, makanya kita juga tidak memproses berkasnya," ujar Ruaedah.
Ia membantah tudingan bahwa 60 persen sekolah madrasah di Polewali Mandar belum mencairkan dana BOS.
Ruaedah mengklaim bahwa yang tersisa hanya beberapa sekolah karena belum melengkapi keseluruhan persayaratan pencairan dana.
Demonstran menyatakan bahwa 60 persen sekolah di wilayah itu belum menerima dana tersebut.
Para guru mendesak Kepala Seksi Madrasah Kemenag Polewali Mandar Ruaedah dicopot dari jabatannya karena dinilai terlalu arogan terhadap para guru.
Mereka menganggap Ruaedah kerap membuat aturan baru yang menghambat pencairan dana BOS.
Para guru yang mewakili sejumlah sekolah ini mengaku sudah puluhan kali mendatangi kantor Kemenag untuk mengurus kelengkapan berkas dana BOS.
"Kemenag kerap membuat aturan berbelit-belit dan selalu berubah-ubah. Bayangkan, masih ada sekolah sejak Januari sampai hari ini belum mencairkan dana bosnya," kata koordinator aksi, Muhammad Adam.
Keributan sempat terjadi ketika pegawai Kementerian Agama dan polisi menggiring demonstran ke dalam halaman kantor Kemenag karena aksi itu menghambat arus lalu lintas.
Para guru memberikan waktu seminggu kepada Kemenag untuk menanggapi tuntutan mereka.
Mereka mengancam akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa lebih banyak.
Ditemui di kantornya, Ruaedah mengatakan bahwa pencairan dana BOS harus sesuai aturan dan petunjuk teknis yang tidak boleh dilanggar.
"Soal bolak-baliknya sekolah ke Kemenag itu karena persayaratan dan LPJ (laporang pertanggungjawaban) belum lengkap, makanya kita juga tidak memproses berkasnya," ujar Ruaedah.
Ia membantah tudingan bahwa 60 persen sekolah madrasah di Polewali Mandar belum mencairkan dana BOS.
Ruaedah mengklaim bahwa yang tersisa hanya beberapa sekolah karena belum melengkapi keseluruhan persayaratan pencairan dana.
No comments:
Post a Comment