PBNU: Generasi Muda Mengendur Amalkan Pancasila, NKRI Pun Terancam


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menyampaikan seruan menanggapi perkembangan situasi kebangsaan pasca pemilihan presiden di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (10/7). PBNU meminta semua pihak untuk saling menahan diri dengan tidak merayakan kemenangan yang telah diklaim sebelum ada keputusan dari KPU demi menjaga persatuan dan keharmonisan berbangsa.

JAKARTA,  Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, ada ancaman terhadap keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Kata dia, hal itu terlihat dari mengendurnya pengamalan nilai-nilai Pancasila. "Saya rasa ada ancaman. Generasi muda sudah mengendur mencintai Indonesia dan Pancasila," kata Said di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (22/10/2016).
Menurut Said, terdapat sekitar 7 persen anak muda yang bersimpati kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat ini, kata dia, sekitar 1.240 warga negara Indonesia (WNI) sudah bergabung dengan ISIS.
"Yang mati ada 58, yang pulang puluhan. Ini kita perlu perkuat kembali NKRI," ucap Said.
Said menuturkan umat Islam di Indonesia perlu menunjukkan kepada dunia untuk tetap bersatu, solid, dan toleran meski dengan berbagai macam budaya, suku dan aliran kepercayaan.

Said menyakini umat Islam di Indonesia berbeda dengan umat islam di negara lain. Seperti di negara Timur Tengah yang sedang berkonflik.
"Irak korbannya sudah satu juta lebih sejak 2002, Suriah sudah 400 ribu, Yaman sudah 50 ribu Libya terus bergejolak. Somalia berantakan. Indonesia berkat komitmen kita dengan kebhinekaan, aman sampai hari kiamat," ujar Said.

No comments:

Post a Comment