Zunaidi (kanan) pelaku yang mengaku sebagai dokter berpangkat jenderal bintang dua TNI gadungan saat diamankan di Denintel Kodam XII Tanjungpura (21/10/2016)
PONTIANAK, Detasemen Intel Kodam XII mengamankan seorang pria bernama Zunaidi (42), warga Sungai Rengas, Kubu Raya, karena diduga melakukan penipuan dengan mengaku sebagai dokter dan jenderal bintang dua dari Mabes TNI, Jumat (21/10/2016).
Dalam menjalankan aksinya, pria ini menyematkan sejumlah titel pada namanya, yaitu DR. Dr. Zunaidi, Sp.Srf,Sp.Jtg,Sp.Rhm,Sp.Tlg.
Pria yang ternyata lulusan SMP ini pun akhirnya ditangkap pada saat berada di Puskesmas Sui Rengas, Kecamatan Sungai Kakap.
Berdasarkan keterangannya, dia mengaku sebagai jenderal bintang dua untuk memuluskan upayanya menggaet calon korban yang ingin memasukkan anak maupun keluarganya sebagai anggota TNI AD.
Selain menawarkan jasa calo pendaftaran anggota TNI, pelaku yang mengaku berprofesi sebagai dokter ini pun didatangi pasien yang berobat dari berbagai kalangan, mulai dari anggota TNI Polri, PNS, hingga masyarakat biasa.
"Sekali pengobatan biayanya bervariatif. Untuk penyakit dan mengambil obat, pasien diharuskan membayar Rp 150.000, paling tinggi pasien dibebankan biaya Rp 3 juta, itu pun tergantung penyakit," ujar Zunaidi saat berada di markas Denintel Kodam XII/TPR, Jumat (21/10/2016).
Setiap pasien juga dipatok dengan harga mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sekali terapi.
Awalnya, Zunaidi mengaku hanya mengamalkan jenis pengobatan tradisional yang didapatkan dari keluarganya. Namun karena pendapatannya tidak seberapa, dia pun beralih profesi menjadi seorang dokter dari Mabes TNI AD gadungan.
Dalam setiap pengobatan, banyak pasien yang datang ke rumahnya. namun ada juga yang dihubungi oleh pasiennya. Selain berasal dari Pontianak, pasien yang berobat dengan nya berasal dari Kabupaten Kubu Raya, Bengkayang, dan Sintang.
Untuk mendapatkan obat-obatan di apotek, dia mengaku menggunakan resep dokter. Resep tersebut, diperbaharui dengan menggunakan fotokopi yang kemudian diberikan pada pasien.
Postur tubuh dokter gadungan itu tegap dan setiap melayani pasiennya dia menggunakan celana dinas TNI AD serta atribut kedokteran.
Jika sepi pasien, dia mengaku dalam satu bulan biasa hanya memperoleh Rp 5 juta. Namun, pada saat ramai pasien, dia bisa meraup Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Uang hasil pengobatan ini, lanjut dia, dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari mendukung istrinya yang sehari-hari hanya berdagang.
Salah satu korbannya, Ade M Yusuf, mengaku akhirnya komplain karena terapi yang dijalani terlalu lama dan dia tidak kunjung sembuh.
Korban menjelaskan bahwa, dia mengenal Zunaidi melalui salah satu kenalannya yang terlebih dahulu sudah berobat kurang lebih tiga tahun namun, dalam perjalanannya pengobatan itu tidak membuahkan hasil.
"Sama sekali tidak ada perubahan, namun masih saja Zunaidi datang ke rumah lengkap dengan atribut kedokteran dan mengaku sebagai dokter spesialis semua penyakit," ujarnya.
"Logika saya berjalan, tidak percaya dengan dokter Zunaidi. Saya berusaha mencari tahu dokter palsu itu sampai ke Mabes TNI AD. Namun nama yang bersangkutan tidak ada di Mabes," tambahnya.
Wakil Komandan Denintel Kodam XII Tanjungpura Mayor Inf Catur Prasetyo Nugroho mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait adanya dokter dari Mabes TNI AD berpangkat Mayjen.
Laporan masyarakat yang menjadi korbannya, kemudian ditindak lanjuti dan dilakukan pengecekan di sekitar rumah dokter gadungan tersebut.
"Informasi yang kami dapat, bahwa yang bersangkutan hanyalah lulusan SMP. Tetapi mengaku sebagai seorang dokter yang berpangkat Mayor Jenderal dari Mabes TNI AD," ujar Catur.
Untuk pembuktian lebih lanjut, pihaknya langsung berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya serta pihak Puskesmas Sui Rengas. Pelaku kemudian ditangkap saat berada di Puskesmas dengan segala barang yang dijadikan sebagai bahan pengobatan.
Pelaku juga meracik dan menjual obat-obatan, dengan bahan baik dari obat dokter maupun herbal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dengan tarif yang tinggi.
"Kepada masyarakat, apabila ada oknum atau siapa pun yang mengaku sebagai anggota TNI, silakan melapor pada detasemen Intelijen Kodam XII/Tpr maupun ke struktur TNI lainnya yang ada di sekitar keberadaan pelaku maka akan kita tindak lanjuti," tutur Catur.
Pria yang ternyata lulusan SMP ini pun akhirnya ditangkap pada saat berada di Puskesmas Sui Rengas, Kecamatan Sungai Kakap.
Berdasarkan keterangannya, dia mengaku sebagai jenderal bintang dua untuk memuluskan upayanya menggaet calon korban yang ingin memasukkan anak maupun keluarganya sebagai anggota TNI AD.
Selain menawarkan jasa calo pendaftaran anggota TNI, pelaku yang mengaku berprofesi sebagai dokter ini pun didatangi pasien yang berobat dari berbagai kalangan, mulai dari anggota TNI Polri, PNS, hingga masyarakat biasa.
"Sekali pengobatan biayanya bervariatif. Untuk penyakit dan mengambil obat, pasien diharuskan membayar Rp 150.000, paling tinggi pasien dibebankan biaya Rp 3 juta, itu pun tergantung penyakit," ujar Zunaidi saat berada di markas Denintel Kodam XII/TPR, Jumat (21/10/2016).
Setiap pasien juga dipatok dengan harga mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sekali terapi.
Awalnya, Zunaidi mengaku hanya mengamalkan jenis pengobatan tradisional yang didapatkan dari keluarganya. Namun karena pendapatannya tidak seberapa, dia pun beralih profesi menjadi seorang dokter dari Mabes TNI AD gadungan.
Dalam setiap pengobatan, banyak pasien yang datang ke rumahnya. namun ada juga yang dihubungi oleh pasiennya. Selain berasal dari Pontianak, pasien yang berobat dengan nya berasal dari Kabupaten Kubu Raya, Bengkayang, dan Sintang.
Untuk mendapatkan obat-obatan di apotek, dia mengaku menggunakan resep dokter. Resep tersebut, diperbaharui dengan menggunakan fotokopi yang kemudian diberikan pada pasien.
Postur tubuh dokter gadungan itu tegap dan setiap melayani pasiennya dia menggunakan celana dinas TNI AD serta atribut kedokteran.
Jika sepi pasien, dia mengaku dalam satu bulan biasa hanya memperoleh Rp 5 juta. Namun, pada saat ramai pasien, dia bisa meraup Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Uang hasil pengobatan ini, lanjut dia, dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari mendukung istrinya yang sehari-hari hanya berdagang.
Salah satu korbannya, Ade M Yusuf, mengaku akhirnya komplain karena terapi yang dijalani terlalu lama dan dia tidak kunjung sembuh.
Korban menjelaskan bahwa, dia mengenal Zunaidi melalui salah satu kenalannya yang terlebih dahulu sudah berobat kurang lebih tiga tahun namun, dalam perjalanannya pengobatan itu tidak membuahkan hasil.
"Sama sekali tidak ada perubahan, namun masih saja Zunaidi datang ke rumah lengkap dengan atribut kedokteran dan mengaku sebagai dokter spesialis semua penyakit," ujarnya.
"Logika saya berjalan, tidak percaya dengan dokter Zunaidi. Saya berusaha mencari tahu dokter palsu itu sampai ke Mabes TNI AD. Namun nama yang bersangkutan tidak ada di Mabes," tambahnya.
Wakil Komandan Denintel Kodam XII Tanjungpura Mayor Inf Catur Prasetyo Nugroho mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait adanya dokter dari Mabes TNI AD berpangkat Mayjen.
Laporan masyarakat yang menjadi korbannya, kemudian ditindak lanjuti dan dilakukan pengecekan di sekitar rumah dokter gadungan tersebut.
"Informasi yang kami dapat, bahwa yang bersangkutan hanyalah lulusan SMP. Tetapi mengaku sebagai seorang dokter yang berpangkat Mayor Jenderal dari Mabes TNI AD," ujar Catur.
Untuk pembuktian lebih lanjut, pihaknya langsung berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya serta pihak Puskesmas Sui Rengas. Pelaku kemudian ditangkap saat berada di Puskesmas dengan segala barang yang dijadikan sebagai bahan pengobatan.
Pelaku juga meracik dan menjual obat-obatan, dengan bahan baik dari obat dokter maupun herbal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dengan tarif yang tinggi.
"Kepada masyarakat, apabila ada oknum atau siapa pun yang mengaku sebagai anggota TNI, silakan melapor pada detasemen Intelijen Kodam XII/Tpr maupun ke struktur TNI lainnya yang ada di sekitar keberadaan pelaku maka akan kita tindak lanjuti," tutur Catur.
No comments:
Post a Comment