JAKARTA, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memanggil sejumlah orang yang
disebut-sebut terlibat dalam dugaan kasus korupsi dalam pengadaan paket
penerapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) berbasis nomor induk kependudukan
secara nasional atau disebut KTP elektronik.
Dari beberapa nama
yang akan dipanggil, dua di antaranya adalah mantan Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi dan mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto.
"Sedang proses schedule-lah, tapi makin cepat makin bagus," ujar Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, saat ditemui di Senayan, Jakarta, Sabtu (1/10/2016).
Saut
mengatakan, penyidik KPK saat ini sedang mendalami beberapa keterangan
yang diberikan saksi-saksi dalam kasus pengadaan KTP elektronik atau
e-KTP. Saut memastikan bahwa penyidik KPK telah menemukan keterkaitan
pihak-pihak lain dalam kasus tersebut.
"Ini banyak yang mulai
'nyanyi' kan, saya tidak perlu sebut, tapi nyanyian itu tentu didengar
penyidik dan tentu akan didalami," kata Saut.
Hingga saat ini,
KPK baru menetapkan dua tersangka dalam kasus korupsi KTP elektronik.
Pertama, KPK menetapkan Direktur Pengelola Informasi Administrasi
Kependudukan, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kementerian Dalam Negeri Sugiharto sebagai tersangka.
Pada
Jumat (30/9/2016) kemarin, KPK mengumumkan penetapan tersangka mantan
Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil, Irman. Pria yang kini
menjabat sebagai staf ahli Menteri Dalam Negeri tersebut diduga ikut
melakukan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri dan
orang lain.
Sebelum pengumuman Irman sebagai tersangka, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, diperiksa selama tiga hari berturut-turut oleh penyidik KPK.
Nazaruddin
merupakan salah satu saksi yang pertama kali mengungkap adanya korupsi
pengadaan KTP elektronik di Kementerian Dalam Negeri. Seusai diperiksa
KPK, Nazaruddin kembali menyebut beberapa nama pejabat yang diduga
menerima uang dalam kasus korupsi KTP elektronik.
Beberapa nama yang disebut Naaruddin yakni, mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
No comments:
Post a Comment