MRT Jakarta Ditargetkan Beroperasi Awal 2019


Aktivitas pekerja di proyek pengeboran terowongan untuk angkutan massal cepat (Mass Rapid Transit/MRT) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/10). Saat ini pengeboran telah mencapai jarak sekitar 120 meter menuju stasiun Senayan.

JAKARTA, Proyek pembanguman mass rapid transit (MRT) di Jakarta diperkirakan selesai pada akhir 2018.
Rencananya, MRT Jakarta mulai beroperasi secara komersial pada awal 2019.
PT MRT Jakarta menyatakan, penyelesaian pembangunan MRT pada akhir 2018 telah sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama dan sesuai dengan target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
"Sebagaimana yang telah ditargetkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada saat acara Rakernas salah satu Parpol pada 10 Januari 2016," kata pihak PT MRT Jakarta melalui keterangan tertulisnya, Selasa (29/3/2016).
Secara keseluruhan, pembangunan proyek MRT Jakarta yang sedang berlangsung ini terbagi atas 8 paket pekerjaan yang mencakup pekerjaan pembangunan jalur layang atau elevated (CP 101 – CP 103), pekerjaan pembangunan jalur bawah tanah atau underground (CP 104 – CP 106), railway systems & trackwork (CP 107), dan rolling stock (CP 108).
Pengerjaan proyek ini dilakukan enam kontraktor utama.

Demi memastikan penyelesaian pembangunan proyek MRT tepat waktu, manajemen PT MRT Jakarta mengaku selalu mengawasi kinerja kontraktor pelaksana dan menjamin kualitas pekerjaan para kontraktor.
Selain dengan kontraktor, manajemen PT MRT Jakarta mengaku berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk memastikan kelancaran pembangunan proyek.
"Manajemen PT MRT Jakarta senantiasa memohon dukungan dari masyarakat dan seluruh stakeholders, khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, agar pembangunan proyek MRT berlangsung dengan baik dan lancar hingga dapat selesai tepat waktu seperti yang telah disepakati bersama," ucap mereka.
Saat dimulai pada Oktober 2013, proyek MRT Jakarta ditargetkan selesai dan dapat beroperasi pada tahun 2018.

Namun, beberapa waktu lalu, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menyebut ada dua penyebab molornya pengoperasian MRT.
Pertama, belum tuntasnya pembebasan beberapa titik lahan di jalur layang. Kedua, adanya kesalahan teknis yang dilakukan salah satu kontraktor asal Jepang.
"Ada kemarin kontraktor agak ngaco sudah saya keluarin. Kontraktor yang dari Jepang enggak benar juga, katanya ada 57 green box yang salah cetak," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (18/3/2016).

No comments:

Post a Comment