KUPANG, Petani di sembilan Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini belum bisa menikmati pupuk bersubsidi.
Belum disalurkannya pupuk bersubsidi tersebut, karena para petani belum menyerahkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Kepala Cabang PT Pupuk Petrokimia Kupang Nurwahyudi kepada wartawan,
Selasa (17/1/2017) mengatakan, belum diserahkannya RDKK itu, tentunya
akan berdampak terhadap penyaluran pupuk bersubsidi pada musim tanam
awal tahun ini.
Ribuan petani ini lanjutnya, berasal dari sembilan kabupaten yakni
Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua,
Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Malaka, dan Belu.
“Para petani itu harus menyiapkan RDKK supaya pupuk segera disalurkan segera,” ujar Nurwahyudi.
Nurwahyudi menjelaskan, petani wajib bergabung dalam kelompok tani
(Poktan) dan menyusun RDKK pupuk untuk diserahkan kepada pengecer pupuk
dan selanjutnya dibawa ke distributor.
“Berbekal data kebutuhan pupuk dalam RDKK tersebut, distributor
kemudian menebus pupuk ke produsen dan disalurkan ke masing-masing
petani,” kata dia.
Hingga saat ini kata Nurwahyudi, RDKK petani di kabupaten TTS sudah
terkumpul sampai 50 persen, sedangkan RDKK di TTU sudah terkumpul, namun
belum diserahkan. Adapun petani di kabupaten yang sudah menyerahkan
RDKK, mulai menerima pupuk.
“Kita berharap pembuatan RDKK segera dipercepat,” ucapnya.
Ia menyebutkan, petani tidak perlu khawatir karena stok pupuk di gudang Petrokimia di berbagai wilayah di NTT saat ini cukup.
“Untuk stok pupuk berjumlah 17.680 ton terdiri dari 10.019 ton petroganik, dan 7.661 ton phonska,” sebutnya.
No comments:
Post a Comment