Beginilah desain baru tampilan kepala kereta MRT Jakarta setelah mengadopsi keinginan Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.
JAKARTA, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mempermasalahkan desain kereta yang nantinya akan digunakan untuk layanan mass rapid transit (MRT) Jakarta. Menurut dia, desain MRT yang ada sekarang lebih mirip kepala jangkrik.
Namun, pemahaman Sumarsono itu dinilai agak keliru. Selama ini, gambar rancangan kereta untuk layanan MRT Jakarta yang kerap disosialisasikan ke publik adalah kereta dengan kombinasi warna hijau putih, dengan tampilan bagian depannya lurus, tanpa ada lengkungan apa pun.
Direktur PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tuhiyat menjelaskan, rancangan kereta yang ada selama ini sebenarnya sudah sesuai dengan fungsi kereta yang nantinya akan digunakan sebagai layanan kereta perkotaan.
"Perhatiin aja di tempat lain (di kota besar lain di dunia) juga seperti itu. Depannya lurus," kata Tuhiyat kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2017).
Menurut Tuhiyat, tampilan bagian depan yang lurus pada kereta perkotaan, tak terkecuali yang nantinya digunakan untuk layanan MRT Jakarta, bukan tanpa alasan. Dasar pertimbangannya adalah kereta perkotaan akan mengalami banyak pemberhentian dan melalui rute yang berkelok-kelok.
Tuhiyat menyatakan, hal itu tentu berbeda dengan kereta jarak jauh yang tidak mengalami banyak pemberhentian dan tidak melalui rute yang berkelok-kelok. Karena itu, tampilan bagian depan kereta jarak jauh memungkinkan untuk dirancang dengan model melengkung.
"Seperti Shinkansen (kereta cepat di Jepang), modelnya seperti itu karena memang kereta antarkota," kata Tuhiyat.
Sumarsono menginginkan kereta yang lebih sporty dan aerodinamis. Ia mengibaratkan kereta yang diinginkannya itu seperti Apollo.
"Kayaknya enggak pas, kurang sreg, makanya kami lihat kembali, kan harus gagah. Ini kayak jangkrik tidur. Kalau bisa, diminta yang agak sporty, kayak Apollo. Ini kayak jangkrik. Kok enggak pas ya desainnya," kata Sumarsono di Balai Kota, Senin (16/1/2017).
Setelah ada keluhan Sumarsono mengenai tampilan depan kereta, ada proposal yang menerangkan hitung-hitungan jika dilakukannya perubahan. Dari proposal yang diperoleh Kompas.com, disebutkan bahwa perubahan akan terjadi pada konfigurasi peralatan dalam kabin masinis.
Perubahan desain akan menyebabkan pintu masinis dan pintu penumpang pertama akan dihilangkan. Selain itu, jika dilakukan perubahan, kemungkinan juga akan berdampak pada rancangan stasiun, kapasitas kereta, hingga sistem persinyalan.
Hal tersebut untuk menyesuaikan panjang kereta pasca-perubahan bentuk kepala kereta.
"(Ada) penambahan biaya produksi. Perkiraan Rp 64 miliar untuk perubahan total," tulis informasi dalam data tersebut.
Berdasarkan informasi yang tertulis di proposal, desain panjang rangkaian kereta sesuai kontrak adalah 20,5 meter. Adapun perubahan bentuk kepala menyebabkan akan ada lengkungan yang membuat bagian depan kereta bertambah maju sekitar 75 milimeter.
Agar panjang kereta tetap 20,5 meter, maka harus dilakukan penghilangan pintu masinis dan pintu pertama penumpang.
"Pintu masinis dan pintu penumpang pertama yang terhilangkan berdampak terhadap kapasitas kereta, design station, dan signaling system agar panjang kereta tetap 20,5 meter," tulis data tersebut.
Dalam rancangan terbaru, bagian depan kereta tidak akan lagi datar, tetapi akan ada lengkungan yang menyebabkan bagian depan kereta bertambah maju sekitar 75 milimeter. Warna yang digunakan juga tidak lagi hijau, tetapi biru.
Dalam data disebutkan adanya lengkungan itu bertujuan agar kereta terlihat lebih modern, dinamis, dan menarik.
"(Selain tentunya) juga dapat meningkatkan rasa kebanggaan masyarakat Jakarta atas kereta MRT Jakarta yang pertama ini," tulis data tersebut.
Masih dalam data yang sama, juga dicantumkan estimasi biaya perubahan senilai 156 juta yen, atau setara Rp 18,1 miliar, yang akan di-review lebih lanjut dengan substansi dan penjabaran yang lebih rinci.
Saat dikonfirmasi, Tuhiyat menjelaskan bahwa rancangan terbaru merupakan solusi agar keinginan Sumarsono tetap diakomodasi. Namun, tetap tidak melupakan fungsi kereta sebagai kereta perkotaan. Menurut Tuhiyat, tambahan biaya yang harus dikeluarkan adalah yang 156 juta yen.
Biaya sudah mencakup keseluruhan jumlah rangkaian kereta yang akan didatangkan.
"Jadi karena ada permintaan dari Pemprov, tetap (rancangannya) diubah," kata direktur yang membidangi masalah keuangan ini.
Kereta untuk layanan MRT Jakarta diproduksi oleh perusahaan asal Jepang, yakni Sumitomo Corporation. Sebelum adanya keinginan perubahan desain, besaran nilai kontrak untuk paket pengadaan kereta adalah sebesar 10,9 miliar yen, atau setara Rp 1,27 triliun.
Sumitomo akan mendatangkan 16 rangkaian kereta dari Jepang. Satu rangkaian kereta terdiri dari enam kereta.
No comments:
Post a Comment