Ketua DPP PDI-P: Pertanyaan Ahok Bikin Salah Paham dan Timbulkan Antipati
Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2016)
JAKARTA, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) santer diisukan akan mendukung gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Di sisi lain, gelombang penolakan terus bermunculan dari internal partai. Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno tak membantah hal tersebut.
Menurut Hendrawan, adanya sejumlah kader PDI-P yang pengusungan Ahok salah satunya dikarenakan banyak kesalahpahaman yang timbul dari pernyataan-pernyataaan mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Itu saya akui. Kesalahpahaman menimbulkan salah persepsi. Menimbulkan antipati," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Oleh karena itu, lanjut dia, partainya menegaskan agar informasi terkait pencalonan cukup dilontarkan dari satu orang, yaitu Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Ahok tak perlu ikut bicara soal keputusan partai.
"Itu sebabnya kami katakan, disiplin saja. Kalau orang mengatakan "pencalonan you bagaimana?" Bilang saja tanya Pak Hasto. "Saya banyak kerjaan". Begitu saja jawabnya," ujar Anggota Komisi XI itu.
Penolakan terhadap pencalonan Ahok muncul dari berbagai lapisan di internal PDI-P. Nyanyian lagu "Ahok Pasti Tumbang" jadi salah satunya.
Dalam video berdurasi 32 detik berisi kader PDI-P menyanyikan yel-yel penolakan Ahok beredar di media sosial.
Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut. Seperti anggota DPRD DKI Jakarta Merry Hotma, Prasetyo Edi Marsudi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH, dan Gembong Warsono.
Ada pula Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira yang menilai Ahok sudah memainkan politik memecah belah.
Ucapan Basuki atau Ahok yang menyebut tidak membutuhkan PDI-P, tetapi hanya Ketua DPP PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat dinilai merupakan upaya untuk mengadu domba Djarot dengan PDI-P.
Andreas pun menilai Ahok hanya melihat parpol sebagai alat untuk mencapai kekuasaan di Jakarta.
Dia mengatakan, PDI-P perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI 2017.
"Dengan track record loyalitasnya yang buruk, political tricky-nya yang sangat licin, saya kira bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok," ujar Andreas, Sabtu (20/8/2016).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment