Ketua SETARA Institute Hendardi
JAKARTA, Ketua Setara Institute Hendardi menilai TNI
telah bertindak di luar batas dengan membubarkan kegiatan Komunitas
Perpustakaan Jalanan di Kota Bandung pada Sabtu lalu (20/8/2016) yang
dilakukan oleh anggota Kodam III Siliwangi.
Menurut Hendardi, alasan Kodam III Siliwangi melakukan pembubaran tersebut untuk mengantisipasi kericuhan gang motor tidak bisa dibenarkan, sebab Militer tidak memiliki kewenangan melakukan razia, termasuk merazia geng motor.
"Pembubaran itu merupakan tindakan di luar batas kewenangan TNI. Soal ketertiban dan keamanan adalah kewenangan Polri, bukan tugas TNI," ujar Hendardi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/8/2016).
Hendardi menjelaskan, tindakan razia merupakan tindakan melawan hukum sebab tidak ada kewajiban izin bagi siapapun yang bermaksud menyelenggarakan kegiatan. Perkumpulan Perpustakaan Jalanan di Bandung, kata Hendardi, sebenarnya cukup memberi tahu kepada pihak kepolisian setempat dan bukan kepada TNI.
Menurut Hendardi, alasan Kodam III Siliwangi melakukan pembubaran tersebut untuk mengantisipasi kericuhan gang motor tidak bisa dibenarkan, sebab Militer tidak memiliki kewenangan melakukan razia, termasuk merazia geng motor.
"Pembubaran itu merupakan tindakan di luar batas kewenangan TNI. Soal ketertiban dan keamanan adalah kewenangan Polri, bukan tugas TNI," ujar Hendardi melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/8/2016).
Hendardi menjelaskan, tindakan razia merupakan tindakan melawan hukum sebab tidak ada kewajiban izin bagi siapapun yang bermaksud menyelenggarakan kegiatan. Perkumpulan Perpustakaan Jalanan di Bandung, kata Hendardi, sebenarnya cukup memberi tahu kepada pihak kepolisian setempat dan bukan kepada TNI.
"Harus diingat, bahwa tidak aturan soal meminta izin, karena itu tindakan Polri maupun TNI melakukan razia merupakan tindakan melawan hukum," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Komunitas Perpustakaan Jalanan Kota Bandung mengaku dibubarkan TNI di Cikapayang Dago, Sabtu malam (20/8/2016) tanpa alasan yang jelas.
Koordinator Komunitas Perpustakaan Keliling Jalanan, Ridwan Indra (28) menjelaskan, pada Sabtu malam memang ada sweeping klub bermotor oleh TNI.
TNI yang ada dalam operasi tersebut berjumlah sekitar 40 orang menumpangi dua truk dam mobil polisi militer serta kendaraan pribadi. Di tempat yang sama, anak-anak komunitas tengah menjajakan buku. Lalu TNI menghampiri komunitas itu dan meminta membubarkan diri.
"Saat teman-teman di jalanan Bandung menjajakan buku, tiba-tiba datang pasukan TNI dengan pakaian dinas dan preman. Namun satu orang yang menggunakan pakaian preman dengan membawa HT tersebut tiba-tiba memukul salah satu rekan kami," ucap Ridwan di LBH Bandung, Senin (22/8/2016).
Koordinator Komunitas Perpustakaan Keliling Jalanan, Ridwan Indra (28) menjelaskan, pada Sabtu malam memang ada sweeping klub bermotor oleh TNI.
TNI yang ada dalam operasi tersebut berjumlah sekitar 40 orang menumpangi dua truk dam mobil polisi militer serta kendaraan pribadi. Di tempat yang sama, anak-anak komunitas tengah menjajakan buku. Lalu TNI menghampiri komunitas itu dan meminta membubarkan diri.
"Saat teman-teman di jalanan Bandung menjajakan buku, tiba-tiba datang pasukan TNI dengan pakaian dinas dan preman. Namun satu orang yang menggunakan pakaian preman dengan membawa HT tersebut tiba-tiba memukul salah satu rekan kami," ucap Ridwan di LBH Bandung, Senin (22/8/2016).
Ridwan mengaku mengetahui ada razia klub bermotor tiga minggu ke
belakang ini. Namun Sabtu kemarin, baru ada kejadian penganiayaan
terhadap salah satu rekannya. Karena itulah, pihaknya datang ke LBH
untuk berkonsultasi hukum sekaligus menentukan sikap terhadap oknum TNI tersebut.
"Langkah ke depan masih menunggu. Untuk korban saat ini dalam keadaan
baik, kami hanya mengecam aksi represifnya saja," imbuhnya.
Pihaknya mengecam penertiban yang dilakukan TNI dengan cara intimidatif dan penuh kekerasan. Mereka pun menyatakan sikap menolak TNI kembali masuk ke kehidupan sipil, serta menghentikan sweeping.
Sementara itu, Kapendam III Siliwangi Letkol ARH M Desi Ariyanto membantah ada anggotanya yang melakukan pemukulan.
"Tidak ada prajurit TNI dalam hal ini Kodam III Siliwangi yang melakukan tindak pemukulan. Yang ada adalah beberapa anak muda berkumpul malah membentak-bentak petugas yang sedang melakukan tindakan penertiban," tutur Ariyanto dalam keterangan persnya.
Pihaknya mengecam penertiban yang dilakukan TNI dengan cara intimidatif dan penuh kekerasan. Mereka pun menyatakan sikap menolak TNI kembali masuk ke kehidupan sipil, serta menghentikan sweeping.
Sementara itu, Kapendam III Siliwangi Letkol ARH M Desi Ariyanto membantah ada anggotanya yang melakukan pemukulan.
"Tidak ada prajurit TNI dalam hal ini Kodam III Siliwangi yang melakukan tindak pemukulan. Yang ada adalah beberapa anak muda berkumpul malah membentak-bentak petugas yang sedang melakukan tindakan penertiban," tutur Ariyanto dalam keterangan persnya.
No comments:
Post a Comment