Proyek Jalan Trans-Papua, 3.720 Kilometer Telah Dibangun
Aktivitas pembukaan jalan Trans-Papua di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, oleh TNI Angkatan Darat dari kesatuan Detasemen Zeni Tempur pada 16 Agustus 2016.
JAYAPURA, Jalan Trans-Papua sepanjang 3.720 kilometer telah selesai dibangun. Proyek jalan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat itu telah mencapai 86 persen dari total 4.325 kilometer. Trans-Papua penting untuk membuka konektivitas ke daerah-daerah di dua provinsi, termasuk yang terisolasi.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Wilayah Papua Osman Marbun mengatakan itu saat ditemui di Jayapura, Rabu (30/11).
Osman mengatakan, 14 persen dari ruas Trans-Papua yang belum tersambung atau sepanjang 605 kilometer terdapat di 11 ruas, yakni Sorong-Manokwari, Manokwari-Nabire, Nabire-Enarotali-Sugapa, Sugapa-Beoga-Ilaga, Wamena-Jayapura, Wamena-Kenyam, Kenyam-Deikai, DeikaiOksibil, Oksibil-Waropko, Waropko-Tanah Merah-Merauke, dan Waigete-Timika.
"Hingga akhir tahun ini, pembukaan 11 jalan itu belum terealisasi karena sejumlah faktor. Misalnya kebijakan pemotongan anggaran dari pusat sehingga penyediaan bahan baku seperti jembatan terkendala. Ditargetkan pada 2018, jalan Trans-Papua selesai," kata Osman.
Salah satu yang sedang dikerjakan adalah Batas Batu-Mamugu-Kenyam-Wamena yang menjadi bagian ruas Wamena-Kenyam sepanjang 278,6 kilometer. Namun, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baru menganggarkan Rp 361 miliar untuk pembukaan ruas jalan tersebut. Pihak Balai Jalan XVIII masih membutuhkan Rp 885 miliar untuk pembangunan 45 jembatan yang terdiri dari 8 jembatan rangka baja dan 37 jembatan kayu.
"Saat ini, pembukaan jalan dari Batas Batu-Mamugu sepanjang 24 kilometer sudah mencapai 74 persen, sedangkan Kenyam ke Wamena sepanjang 114 kilometer telah 85 persen. Kami hanya membangun 45 jembatan untuk menyambungkan ruas jalan ini," tutur Osman.
Selain anggaran terbatas, faktor keamanan turut menghambat pembukaan jalan Trans-Papua. Misalnya, jalan Trans-Papua yang menghubungkan Kabupaten Puncak ke Puncak Jaya.
Pengerjaan ruas jalan itu terhenti pasca insiden penyerangan tujuh pekerja PT Modern di Desa Agenggeng pada 15 Maret 2016. Empat pekerja tewas dalam peristiwa itu, yakni Andarias Demena, Daud Demena, Yohanis Tikuramba, dan David Demena.
Pejabat Pelaksana Kegiatan Balai Jalan Nasional X Wilayah Papua dan Papua Barat Vinsensius Sihotang, di Jayapura, mengatakan, PT Modern telah membuka Jalan Sinak-Mulia sepanjang 4,6 kilometer dari total 10 kilometer. "Jika tak ada gangguan di lapangan, pembukaan jalan akan selesai pada akhir November," katanya.
Vinsensius menambahkan, total ruas jalan Trans-Papua dari Sinak hingga Mulia yang belum dibuka sepanjang 31,4 kilometer. Pihak balai telah menargetkan pengerjaan jalan tersebut pada tahun 2017.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Papua Elia Loupatty mengatakan, pembukaan jalan Trans-Papua sangat dibutuhkan masyarakat Papua di daerah pedalaman. Jalan akan memperlancar transportasi darat dan berimbas menurunnya harga barang kebutuhan pokok. "Kami berharap pemerintah pusat memprioritaskan program pembukaan jalan Trans-Papua secepatnya. Infrastruktur ini sangat berharga bagi kami," kata Elia.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya Christian Sohilait, menambahkan, pemerintah harus memikirkan strategi tol udara sebagai langkah alternatif sebelum pembukaan Trans-Papua rampung.
"Pembukaan jalan Trans-Papua masih membutuhkan waktu yang lama. Padahal, distribusi barang pokok ke masyarakat berlangsung setiap hari. Dengan tol udara, kami berharap pemerintah memperlancar pengurusan izin pesawat perintis dan subsidi biaya pengiriman," ujar Christian. (FLO)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment