Ketua KPU DKI Sumarno di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11/2016).
JAKARTA, Foto profil WhatsApp Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Sumarno beberapa hari ini sempat jadi bahan perbincangan di dunia maya.
Sumarno terlihat memasang foto profil yang menampilkan kegiatan doa bersama di Monas atau yang dikenal sebagai aksi super damai 212 di Monas, Jumat (2/12/2016).
Akibat pemasangan foto profil itu, Sumarno dinilai tidak netral.
Sebab, kegiatan doa bersama di Monas pada 2 Desember lalu dianggap sebagai aksi lanjutan yang dilakukan bertujuan menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam kasus dugaan penistaan agama.
Ahok merupakan salah satu calon gubernur yang akan maju di Pilkada 2017.
"Di WA group lg beredar no wa ketua KPU DKI dan propicnya aksi 212. Ga ada wartawan yg terusik liat Profile picture ketua KPU DKI nih?" tulis pemilik akun Twitter @datuakrajoangek, Selasa (6/12/2016).
Akibat pemasangan foto profil itu, Sumarno dinilai tidak netral.
Sebab, kegiatan doa bersama di Monas pada 2 Desember lalu dianggap sebagai aksi lanjutan yang dilakukan bertujuan menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam kasus dugaan penistaan agama.
Ahok merupakan salah satu calon gubernur yang akan maju di Pilkada 2017.
"Di WA group lg beredar no wa ketua KPU DKI dan propicnya aksi 212. Ga ada wartawan yg terusik liat Profile picture ketua KPU DKI nih?" tulis pemilik akun Twitter @datuakrajoangek, Selasa (6/12/2016).
Saat dikonfirmasi, Sumarno mengakui sempat memasang foto seperti yang dimaksudkan.
Namun, ia membantah anggapan tidak netral yang diarahkan kepadanya. Ia menceritakan asal mula pemasangan foto tersebut.
"Sebenarnya begini, profil saya awalnya foto saya yang dikirim wartawan CNN TV pas lagi diwawancara. Tapi wartawan yang lain bilang 'Pak, background-nya kok CNN sih Pak?'. Terus saya ya sudahlah. Kebetulan foto itu sedang beredar, saya pasang foto itu. Jadi sederhana saja," ujar Sumarno kepada Kompas.com, Kamis (8/12/2016).
Sumarno menyatakan, ia tidak hadir saat digelarnya kegiatan doa bersama di Monas. Ia juga menyampaikan, foto yang dipasangnya itu adalah foto yang sudah beredar luas di masyarakat.
Bagi Sumarno, kegiatan doa bersama di Monas tidak ada sangkut pautnya dengan Pilkada. Oleh karena itu, ia menjamin netralitasnya 100 persen.
"Menurut Pak Presiden itu kan doa bersama untuk keselamatan bangsa," kata dia.
Sumarno mengaku mengapresiasi kegiatan doa bersama di Monas. Sebab, kegiatan yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat negara itu berlangsung tertib dan damai.
"Sebenarnya begini, profil saya awalnya foto saya yang dikirim wartawan CNN TV pas lagi diwawancara. Tapi wartawan yang lain bilang 'Pak, background-nya kok CNN sih Pak?'. Terus saya ya sudahlah. Kebetulan foto itu sedang beredar, saya pasang foto itu. Jadi sederhana saja," ujar Sumarno kepada Kompas.com, Kamis (8/12/2016).
Sumarno menyatakan, ia tidak hadir saat digelarnya kegiatan doa bersama di Monas. Ia juga menyampaikan, foto yang dipasangnya itu adalah foto yang sudah beredar luas di masyarakat.
Bagi Sumarno, kegiatan doa bersama di Monas tidak ada sangkut pautnya dengan Pilkada. Oleh karena itu, ia menjamin netralitasnya 100 persen.
"Menurut Pak Presiden itu kan doa bersama untuk keselamatan bangsa," kata dia.
Sumarno mengaku mengapresiasi kegiatan doa bersama di Monas. Sebab, kegiatan yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat negara itu berlangsung tertib dan damai.
Ia pun menganggap kegiatan itu bisa memberikan kesan positif dalam proses berdemokrasi di Indonesia.
"Penyampaian aspirasi disampaikan secara damai, kemudian pemerintah
menanggapinya secara positif tentu amat sangat bagus, sehingga tidak
perlu gontok-gontokan, tidak perlu lempar-lemparan, tetapi pesan yang
disampaikan sampai," ucap Sumarno.
No comments:
Post a Comment