Robot HIV/AIDS sedang melakukan kampanye pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS sekaligus bersosialisasi memperlakukan ODHA di lokalisasi Karanganyar Grati Kab. Pasuruan
PASURUAN, Dalam rangka peringatan Hari AIDS, sebuah manusia "robot AIDS" bersama Gerakan Manusia Hidup Sehat atau Germas melakukan sosialisasi di bekas lokalisasi di dusun Karanganyar Desa Cukur Gondang Kecamatan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan, Kamis (1/12/2016).
Robot pun berpesan melalui tulisan singkat yakni "Jauhi Penyakitnya
Bukan Orangnya". Masyarakat diharapkan memperlakukan Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) selayaknya manusia bukan sebuah robot yang selalu
diasingkan.
"Karena bagi sebagian orang menyikapi ODHA sangat asing. Mereka juga manusia yang mempunyai hak yang sama," ujar Ratna Indah Kurniawati Pengelola Program HIV / AIDS Puskesmas Grati.
Kedatangan 'Robot AIDS' yang dibuat dari kertas karton dengan aneka tulisan bahaya HIV/AIDS itu sempat mengagetkan penghuni lokalisasi tersebut. Karena robot sangat lincah membagikan selebaran dan mengajak dialog.
Bahkan kehadirannya mengundang sejumlah pengguna jalan juga untuk berfoto bersama.
Germas sengaja memilih lokasi Karanganyar sebagai tempat sosialisasi terkait kelangsungan hidup ODHA. Karena daerah tersebut sebagai salah satu wilayah rentan penularan HIV/AIDS.
"Karena orang di wilayah ini beresiko tinggi terkena HIV / AIDS. Wilayah ini merupakan wilayah lokalisasi meskipun jumlahnya sangat sedikit," ucap Ratna.
Dari catatan Germas, Kabupaten Pasuruan menempati rangking tiga jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 1126 orang. Sementara penyebaran paling tinggi tersebar di tiga titik yakni Kecamatan Prigen, Nongkojajar dan Grati.
Selanjutmya di lokasi Karanganyar ini ada 20 ODHA yang terdeteksi. Sebelumnya, pihak Puskesmas Grati sudah merawat sebanyak 40 ODHA. Untuk itu, selain melakukan pencegahan dini, pihaknya bersosialisasi bagaimana memperlakukan ODHA agar tetap bisa bertahan hidup.
"HIV / AIDS ini memang belum ditemukan obatnya, tapi penderitanya bisa dimotivasi untuk tetap bertahan. Tujuannya mengurangi angka kematian akibat HIV/AIDS ini," katanya.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar lokalisasi mengaku senang adanya kegiatan tersebut.
"Kalau kegiatan pengenalan bahaya HIV/AIDS sekaligus mengenali gejala orang yang terjangkiti itu sangat perlu untuk diperhatikan. Tepat untuk mengingatkan anak atau sanak saudara," ujar Mulyono, salah seorang warga setempat.
"Karena bagi sebagian orang menyikapi ODHA sangat asing. Mereka juga manusia yang mempunyai hak yang sama," ujar Ratna Indah Kurniawati Pengelola Program HIV / AIDS Puskesmas Grati.
Kedatangan 'Robot AIDS' yang dibuat dari kertas karton dengan aneka tulisan bahaya HIV/AIDS itu sempat mengagetkan penghuni lokalisasi tersebut. Karena robot sangat lincah membagikan selebaran dan mengajak dialog.
Bahkan kehadirannya mengundang sejumlah pengguna jalan juga untuk berfoto bersama.
Germas sengaja memilih lokasi Karanganyar sebagai tempat sosialisasi terkait kelangsungan hidup ODHA. Karena daerah tersebut sebagai salah satu wilayah rentan penularan HIV/AIDS.
"Karena orang di wilayah ini beresiko tinggi terkena HIV / AIDS. Wilayah ini merupakan wilayah lokalisasi meskipun jumlahnya sangat sedikit," ucap Ratna.
Dari catatan Germas, Kabupaten Pasuruan menempati rangking tiga jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 1126 orang. Sementara penyebaran paling tinggi tersebar di tiga titik yakni Kecamatan Prigen, Nongkojajar dan Grati.
Selanjutmya di lokasi Karanganyar ini ada 20 ODHA yang terdeteksi. Sebelumnya, pihak Puskesmas Grati sudah merawat sebanyak 40 ODHA. Untuk itu, selain melakukan pencegahan dini, pihaknya bersosialisasi bagaimana memperlakukan ODHA agar tetap bisa bertahan hidup.
"HIV / AIDS ini memang belum ditemukan obatnya, tapi penderitanya bisa dimotivasi untuk tetap bertahan. Tujuannya mengurangi angka kematian akibat HIV/AIDS ini," katanya.
Sementara itu, warga yang berada di sekitar lokalisasi mengaku senang adanya kegiatan tersebut.
"Kalau kegiatan pengenalan bahaya HIV/AIDS sekaligus mengenali gejala orang yang terjangkiti itu sangat perlu untuk diperhatikan. Tepat untuk mengingatkan anak atau sanak saudara," ujar Mulyono, salah seorang warga setempat.
No comments:
Post a Comment