Penghadangan Kampanye Menurut Ahok-Djarot dan Pesaingnya


Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat blusukan untuk berkampanye di Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).

JAKARTA, - Kejadian kurang mengenakkan dialami calon gubernur yang maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat kampanye di Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).

Ahok dihadang sekelompok orang yang menolaknya masuk ke wilayah tersebut.

Alhasil, Ahok harus diamankan ke Markas Kepolisian Sektor Kebon Jeruk untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Saat dibawa ke Mapolsek Kebon Jeruk, Ahok harus menggunakan angkutan umum.

Di mata Ahok, aksi tersebut menciderai demokrasi. Oleh karena itu, dia mengaku tak takut dengan berbagai gelombang penolakan yang datang pada dirinya.

Negara, kata dia, tidak boleh takluk dengan premanisme. Ahok juga sudah memprediksi akan adanya aksi penolakan tersebut. Sekelompok orang itu, menurut dia, akan hadir di manapun dia berkampanye.

Kendati demikian, Ahok mengatakan tak akan menambah petugas keamanan untuk menjaga dirinya.

"Tambah (pengamanan) mau ngapain? Mau ngajak berantem?" kata Ahok, di Mapolsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu sore.

Sementara itu, calon wakil gubernur yang menjadi pendamping Ahok, Djarot Saiful Hidayat, menilai aksi penolakan terhadap Ahok bukan cara baik dalam berdemokrasi. Djarot menambahkan, dalam berdemokrasi perbedaan adalah hal yang wajar dan setiap orang harus diberikan kesemapatan yang sama.

"Kalau beda pilihan, ya nanti tanggal 15 dong. Itu saya pikir lebih dewasa, lebih baik," ujar Djarot.

Apa yang dialami Ahok mengundang keprihatinan dari pesaingnya. Cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan 3, Sandiaga Uno, menilai tidak semestinya ada pihak yang menebar kebencian. Bila tidak suka, menurut dia, maka cukup dengan tidak memilih pada 15 Februari 2017 nanti.

"Tapi jangan pernah membenci dia (Ahok). Karena dia betul-betul sekarang dalam posisi berkampanye," kata Sandiaga.

Adapun cagub DKI Jakarta nomor pemilihan 1, Agus Harimurti Yudhoyono, enggan berkomentar banyak terkait peristiwa tersebut. Ia menyerahkan kepada masyarakat untuk memberikan penilaian sendiri.

No comments:

Post a Comment