Jokowi Tertarik "Jihadpreneur", Kolaborasi Jihad dengan Ekonomi


Presiden Joko Widodo saat berdiskusi dengan pengusaha mikro kecil dan menengah di Istana Merdeka, Jakarta Jumat (25/11/2016).

JAKARTA,  Presiden Joko Widodo merespons positif konsep "jihadpreneur" yang dikemukakan oleh Muhammad Zaky, pengasuh pesantren sekaligus pengusaha mikro, kecil menengah bernama Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri. Respons ini diberikan Jokowi usai bertatap muka dengan 30 pengusaha kecil, termasuk Zaky, Jumat (25/11/2016) siang, di Istana Merdeka.
"Presiden sangat merespons untuk membuat, namanya pesantren entrepreneur," ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, usai pertemuan.
Presiden menugaskan dirinya ingin mendatangi langsung yayasan yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur itu. Jokowi tertarik untuk melihat aktivitas ekonomi di dalamnya.
Jokowi ingin supaya konsep tersebut juga digunakan oleh pesantren lain.
Zaky sendiri menjelaskan, konsep jihadpreneur mendasarkan diri dari kolaborasi perspektif agama dan ekonomi.
"Jihad itu jangan dimaknai seperti biasanya. Jihad dimaknai sesuatu yang produktif, sesuatu yang ekonomis, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat," ujar Zaky, usai pertemuan.
"Kalau sudah jihadpreneur Insya Allah negara akan lebih maju," kata dia.

Hasilnya, yayasan miliknya menjadi salah satu pengekspor biji kopi ke Australia. Zaky pun bersyukur atas respons positif Presiden Jokowi atas usahanya.
Ke depan, yayasannya akan memberikan pelatihan bagi 40 pesantren di Jawa Timur agar dapat mengembangkan potensinya masing-masing.
"Tapi nanti akan diperluas lagi (ke pesantren lain). Jawa Timur ini hanya jadi pilot project," ujar Zaky.
Jumat siang, Presiden menerima sebanyak 30 pengusaha mikro, kecil dan menengah Indonesia.

Para pengusaha ini terdiri dari berbagai produk, mulai dari garmen, kuliner, kerajinan tangan furniture hingga perdagangan ritel.
Sejumlah pengusaha yang hadir, antara lain Fifi Lutfia pemilik Fifi Collection, Muhammad Ammar Kana pemilik Bambu Clothing, Iga Riana Yuriati pemilik handicraft Garuda Bali dan Haridah pemilik Bakso Bakar Mamah.

No comments:

Post a Comment