JAKARTA,
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno meminta tim
pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menyerahkan data mengenai dugaan adanya 104.000 "pemilih siluman" dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Eggak
apa-apa, kan memang sedang masa perbaikan daftar pemilih kita. Kalau
memang tim calon menemukan ada data yang jumlahnya ratusan ribu itu,
jadi supaya diserahkan ke KPU," ujar Sumarno saat dihubungi, Senin
(28/11/2016).
Sumarno meminta daftar nama, alamat, dan nomor
induk kependudukan (NIK) yang diduga sebagai pemilih siluman tersebut.
Nantinya, KPU DKI akan mengecek dan memperbaikinya sebelum penetapan
daftar pemilih tetap (DPT) pada 6 Desember 2016.
"Jadi, ini masukan yang cukup berharga kalau memang benar. Nanti kita akan cross-check dengan data yang ada, apakah memang benar informasinya seperti itu atau ada hal lain, kita lihat datanya," ucap Sumarno.
Menurut
Sumarno, adanya pemilih siluman atau pemilih ganda disebabkan karena
seseorang tercatat lebih dari satu kali saat pencocokan dan penelitian
(coklit) data pemilih. Hal itu bisa terjadi misalnya karena seseorang
pindah domisili.
"Nah di tempat yang lama didata, dimasukkan ke
daftar pemilih di situ, misalnya masih ada keluarga atau dulu misalnya
kos. Tapi kemudian di tempat yang baru juga didata di situ," ucap
Sumarno.
Sekretaris tim pemenangan Anies-Sandi,
Muhamad Taufik, mengklaim pihaknya menemukan sebanyak 104.000 pemilih
yang tak jelas asal-usulnya. Temuan tersebut diperoleh berdasarkan hasil
penyisiran daftar pemilih sementara (DPS).
Dari data tersebut, ada 43.427 pemilih dengan NIK ganda, ada juga 817 pemilih dengan NIK yang sama.
"Tidak hanya triple-NIK, bahkan ada yang empat, lima, hingga delapan NIK yang sama," kata Taufik, Sabtu (26/11/2016).
Taufik
juga mengatakan, ada 59.713 data pemilih yang tidak memiliki kartu
keluarga (KK). Bahkan, ada ratusan keluarga yang memiliki nomor KK yang
sama.
No comments:
Post a Comment