Polisi Sebut Pimpinan JAD Samarinda Berkomunikasi dengan Terpidana Teroris dari Dalam Lapas


Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar

JAKARTA,  Polri memastikan tujuh tersangka bom molotov di Samarinda tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah Samarinda yang berbaiat pada ISIS. Kelompok ini dipimpin oleh Joko Sukito.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Joko dan perwakilan JAD dari daerah lain pernah berkomunikasi lewat sambungan telepon dengan Aman Abdurrahman, pendiri JAD di Indonesia.
Padahal, saat itu Aman sudah menjadi pesakitan di Lapas Nusakambangan.
"Kita tahu bahwa Aman Abdurrahman tokoh JAD, dia masih melakukan aktivitasnya selama yang bersangkutan menjalani masa tahanan," ujar Boy, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Komunikasi itu terjadi pada 21 November 2015.
Saat itu, JAD se-Indonesia menggelar acara deklarasi di Batu, Malang, selama tiga hari.
Sejak ada informasi tersebut, kini Aman dipindahkan ke ruang isolasi.
Boy mengatakan, berkembangnya jaringan JAD perlu diwaspadai.
Tak hanya orang dewasa yang diincar, tetapi juga anak-anak.
Hal itu terbukti dalam aksi teror di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, beberapa waktu lalu.
Diketahui dua di antara tujuh pelaku masih di bawah umur. Salah satunya merupakan anak dari pelaku lainnya.
"Ini sel bawah tanah ya g nampak berbaur dengan masyarakat. Organisasi yang merekrut, perencanaan untuk amaliyah," kata Boy.
Ia mengatakan, JAD bisa berkembang di Indonesia karena ditopang pendanaannya oleh Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal, simpatisan ISIS asal Indonesia.
Kini, Jandal dikabarkan telah meninggal dunia dalam perang.
Jandal dan Aman merupakan rekan sesama teroris yang pernah terlibat konflik di Maluku beberapa tahun lalu.
"Mereka kawan lama yang terus saling berkomunikasi dan mengajak masyarakat kita untuk berangkat ke Suriah, aktif dalam kegiatan amaliyah," kata Boy.

No comments:

Post a Comment