Kenangan Seorang Pekerja Sosial yang Mendampingi PSK


Warga binaan Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya, Jakarta Timur mengikuti latihan keterampilan kecantikan, Kamis (25/2/2016). Di panti ini dilakukan rehabilitasi, baik dengan bimbingan mental, sosial, fisik, dan keterampilan kepada para wanita tuna susila.

JAKARTA, Ada kenangan yang melekat dalam benak Sri Mulyani. Pekerja sosial di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya ini teringat seorang pekerja seks komersial  yang didampinginya, N.

Sri ingat ketika N menceritakan bagaimana dirinya ditangkap saat razia. N yang kala itu sedang berkonflik dengan suaminya memutuskan untuk pergi ke tempat hiburan malam.

Berdasarkan penuturan Sri, N datang dengan pikiran yang kalut. Karena mabuk berat dan tak berpikir panjang, N pun mau melayani seorang lelaki hidung belang.

"Tapi tindakannya itu semata-mata bukan karena uang. Karena dia dari keluarga yang berkecukupan," kata Sri kepada Kompas.com di Panti Sosial Karya Wanita, Jakarta Timur, Kamis (25/2/2016). Panti itu merupakan tempat rehabilitasi para PSK. Di sana mereka diberi motivasi dan pelatihan terkait sejumlah keterampilan.

N ditangkap aparat keamanan dan dibawa ke panti tersebut.

Ada banyak perlawanan yang diterima Sri saat N menghuni panti. Ayah N yang merupakan seorang tokoh terpandang di lingkungannya, tak memercayai kenyataan tersebut. Ia meyakini bahwa putrinya tak melakukan hal negatif.

Ayahnya pun berkeinginan mengeluarkan N dari panti tersebut. Ayah N bahkan hampai harus menyewa kuasa hukum. Namun keinginan orang tuanya tak dikabulkan pihak panti.

"Saya hanya kasih motivasi terus ke N. Saya bilang di sini banyak ilmu yang bisa kamu ambil. Kamu harus bertahan di sini," kata Sri.

 Akhirnya N berlapang dada dan melanjutkan masa rehabilitasinya di panti itu selama enam bulan.

Singkat cerita, beberapa bulan seusai masa rehabilitasi, N dan Sri bertemu pada satu kegiatan yang diselenggarakan di panti. Sri berujar, N menceritakan kisah suksesnya setelah keluar dari panti. Sri mengatakan, N telah membuka usaha nasi uduk di warung dengan ukuran yang cukup besar. Ia mendapat bantuan dari Kementerian Sosial dalam bentuk modal untuk berjualan ayam goreng cepat saji.

"Dia juga bilang, 'Ibu terima kasih karena di sini kehidupan saya berubah'," ucapnya.

Suami N yang sering kali memukul, kini sudah bersikap lebih sopan dan tidak kasar, kata Sri. Keluarga N yang dulu bersikap acuh, kini mempedulikannya.

"Waktu dengar ceritanya, rasanya senang. Saya ada kebanggaan dan kepuasan tersendiri, bisa membantu mengubah sesuatu yang buruk jadi baik," ujar Sri.

Dia berharap, kisah keberhasilan semacam ini dapat terjadi pada PSK lainnya yang menjalani proese rehabilitasi.

No comments:

Post a Comment