KUTAI KARTANEGARA, Menurut data Kementerian Sosial, lokalisasi prostitusi paling banyak
terdapat di Kalimantan Timur. Tercatat, ada sekitar 4.000 pekerja seks
komersial (PSK) yang tersebar di 31 zona lokalisasi.
“Sebelumnya titik terbanyak ini dipegang oleh Jawa Timur. Namun, karena sudah banyak yang ditutup, maka titik terbanyak nomor satu kini adalah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, 31 titik lokalisasi di Kaltim harus segera ditutup semua,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar parawansa di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (27/2/2016).
Ia menyebut, perputaran uang di bisnis ini sangat besar. Namun, di pihak lain, risiko kesehatan di bisnis itu juga sangat tinggi.
“Angka belanja PSK itu mencapai puluhan triliun rupiah. Besar sekali pengeluran itu. Ditambah lagi, Kaltim tercatat sebagai daerah pengidap HIV/AIDS yang lumayan banyak, jumlah pengidap mencapai 3.063 orang. Maka, lokalisasi harus segera ditutup,” kata dia.
Ia mengunjungi Kutai untuk melihat langsung kondisi lokalisasi KM 10 Loa Janan. Khofifah ingin memastikan proses penutupan lokalisasi ini berlangsung damai.
“Mudah-mudahan, dan saya meyakini, proses penutupan lokalisasi di Kaltim tidak menimbulkan gejolak. Penutupan ini memang dilemma, tapi untuk mengembalikan status sosial dan kodrat wanita para PSK, maka harus dilakukan,” kata Khofifah.
Ia mengatakan, perintah menargetkan Indonesia bebas lokalisasi prostitusi pada tahun 2019. Hingga saat ini, sudah ada 68 titik lokalisasi di Indonesia yang sudah ditutup. Masih ada 100 titik lagi yang akan ditutup.
“Nah dari 100 titik itu, lokalisasi KM 10 Loa Janan Kukar termasuk yang akan ditutup saat ini,” sebutnya.
“Sebelumnya titik terbanyak ini dipegang oleh Jawa Timur. Namun, karena sudah banyak yang ditutup, maka titik terbanyak nomor satu kini adalah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, 31 titik lokalisasi di Kaltim harus segera ditutup semua,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar parawansa di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (27/2/2016).
Ia menyebut, perputaran uang di bisnis ini sangat besar. Namun, di pihak lain, risiko kesehatan di bisnis itu juga sangat tinggi.
“Angka belanja PSK itu mencapai puluhan triliun rupiah. Besar sekali pengeluran itu. Ditambah lagi, Kaltim tercatat sebagai daerah pengidap HIV/AIDS yang lumayan banyak, jumlah pengidap mencapai 3.063 orang. Maka, lokalisasi harus segera ditutup,” kata dia.
Ia mengunjungi Kutai untuk melihat langsung kondisi lokalisasi KM 10 Loa Janan. Khofifah ingin memastikan proses penutupan lokalisasi ini berlangsung damai.
“Mudah-mudahan, dan saya meyakini, proses penutupan lokalisasi di Kaltim tidak menimbulkan gejolak. Penutupan ini memang dilemma, tapi untuk mengembalikan status sosial dan kodrat wanita para PSK, maka harus dilakukan,” kata Khofifah.
Ia mengatakan, perintah menargetkan Indonesia bebas lokalisasi prostitusi pada tahun 2019. Hingga saat ini, sudah ada 68 titik lokalisasi di Indonesia yang sudah ditutup. Masih ada 100 titik lagi yang akan ditutup.
“Nah dari 100 titik itu, lokalisasi KM 10 Loa Janan Kukar termasuk yang akan ditutup saat ini,” sebutnya.
No comments:
Post a Comment