Ridwan Kamil Tak Ikut Pilkada DKI Bukan karena Takut Kalah dari Ahok
Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan Ridwan Kamil (kanan).
JAKARTA, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil merasa bersyukur karena meskipun tanpa upaya politik, banyak yang mendukungnya maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah untuk tahun 2017. Namun, pada akhirnya ia memilih untuk menuntaskan tugasnya sebagai kepala daerah di Bandung.
Hal itu disampaikan oleh Emil, sapaannya, dalam jumpa pers di Bandung yang ditayangkan secara live streaming pada fanpage Facebook-nya, Senin (29/2/2016) pagi.
Emil menuturkan, dirinya sama sekali tidak pernah melakukan upaya khusus terkait wacana pencalonannya sebagai pemimpin Jakarta. Ia mengaku pernah diajak bicara mengenai hal itu oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, hingga para menteri.
Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek itu juga menyadari bahwa dalam satu bulan terakhir, tingkat elektabilitasnya untuk menjadi cagub DKI Jakarta cukup besar. Hal itu mengingat, ia tidak pernah mengumumkan diri sebagai cagub ataupun melakukan pergerakan politik lain.
"Saya ini pasif, dan walaupun pasif, ternyata popularitas saya ada di 60-70 persen, kemudian dari berbagai survei ada 15-20 persen untuk seseorang yang belum menyatakan (sebagai cagub), gitu kan. Bagi saya, ini mah alhamdulillah," kata Emil.
"Kalau dari hitungan matematika, memenangi Pilkada DKI dengan kondisi seperti itu bukan hal yang mustahil," lanjut dia.
Menurut Emil, ketika ia menjadi calon wali kota Bandung pada 2013 dengan dukungan Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra, tingkat elektabilitasnya hanya 6 persen, sementara pejabat petahana atau incumbent hampir meraup 30 persen.
"Kalau pakai logika saat itu, pasti takut karena incumbent sudah tinggi sekali. Namun, dalam hidup kan menang-kalah itu hal biasa sehingga, setelah kami upayakan dengan cara strategis, determinasi sana-sini, kami akhirnya menang dengan 45 persen," kata dia.
Dengan pengalaman itu, Emil mengatakan bahwa keputusannya untuk tidak maju dalam Pilkada DKI bukan karena ia takut kalah melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurut dia, elektabilitas dalam survei jelang pilkada tidak dapat menjadi ukuran kemenangan kandidat.
"Jadi kalau ditanya, 'Pak, enggak takut kalah? Ahok sudah tinggi dan sebagainya,' bagi saya, hal itu bukan ukuran. Hal itu bisa disiasati. Semua ada ilmunyalah," kata dia.
Dengan keputusan tersebut, hilanglah nama Ridwan Kamil dari daftar bakal kandidat yang akan diajukan oleh Partai Gerindra. Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta Partai Gerindra, Syarif, menghormati keputusan Emil itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment