Ribuan Pelajar NU Jawa Tengah Deklarasi Tolak Radikalisme


Kapolda Jawa Tengah, Irjen. Noer Ali. Kompas.Com / slamet priyatin

KENDAL,  Ribuan pelajar Nahdlatul Ulama mengikuti apel anti-radikalisasi di Alun-alun Kendal, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2016).

Dalam apel yang dipimpin oleh Kepala Polisi Daerah Jawa Tengah (Kapolda) Irjen Polisi Noer Ali tersebut, pelajar membacakan deklarasi yang berisi penolakan terhadap paham radikalisme yang ada di Indonesia karena bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila.

Kapolda Jawa Tengah Noer Ali menyatakan bahwa mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. Untuk itu, kalau ada orang-orang yang menghendaki pecahnya NKRI, maka harus dilawan.

“Dan, pemuda-pemudi NU harus siap yang paling depan, melawan orang-orang itu,” kata Noer Ali.

Noer Ali menegaskan, gerakan radikalisme di Indonesia sudah harus diwaspadai. Terutama oleh para pemuda dan pelajar. Sebab, para pemuda dan pelajar lah yang menjadi sasaran mereka.

“Gerakan radikalisme itu ada yang seperti kentut. Ada baunya, tapi tidak terwujud,” ujarnya.

Menurut Noer Ali, di tubuh para pelajar putra-putri ini, sudah mengalir darah NU. Para pendiri dan sesepuh NU di Indonesia adalah para pejuang bangsa Indonesia. Sudah selayaknya kalau para pelajar NU menolak keras gerakan radikalisme.

“Setelah ini, melalui Kapolres masing-masing, kami akan melakukan sosialisasi bahaya radikalisme di sekolah-sekolah,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Kendal, Kholid Abdillah menjelaskan apel pelajar NU digelar dalam rangka Ulang Tahun ke-62 IPNU. Apel diikuti oleh sekitar 4.000 pelajar dan santri.

“Acara ini sebenarnya tingkat Jawa Tengah. Namu dilaksanakan di Kendal. Tema apel ini adalah menangkap ideologi dan gerakan radikalisme di Indonesia,” kata Kholid.

Kholid menambahkan, dipilihnya Kendal karena daerah ini masuk wilayah pantai utara Jawa Tengah. Pantura, menurut Kholid, merupakan daerah yang rawan disusupi paham radikalisme.

“Untuk itu, kami mewaspadainya," tandas Kholid.

No comments:

Post a Comment