Polres Majene Tangkap Dua Tersangka Pengeroyok Polisi


Dua warga Kecamatan Sendana yang diduga ikut mengeroyok seorang polisi ditangkap.

MAJENE, - Penangkapan dua dari enam warga Kecamatan Malunda, Majene yang diduga terlibat dalam pengeroyokan seorang anggota Polsek Malunda, Bripda Afrisal, diwarnai aksi kejar-kejaran, Senin (1/2/2016).

Kedua warga yang ditangkap adalah kepala lingkungan Banua, Muh Yadul dan Rusman. Sedang empat warga lainnya yang diduga terlibat dalam kasus in masih buron.

Kasat Reskrim Polres Majene AKP Jubaidi mengatakan, dua orang ini diduga ikut menganiaya Brida Afrisal di sebuah kafe di Malunda pekan lalu.

"Kami sudah olah TKP dan memeriksa beberapa saksi dengan alat bukti yang ada kemudian kita BAP juga korban. Dalam penyelidikan kami menemukan bukti permualaan yang cukup dan ada beberapa yang diduga sebagai pelaku," kata Jubaidi.

Jubaidi menambahkan, dari hasil penyelidikan yang dilakukan Sat Reskrim Polres Majene terdapat enam warga yang diduga menjadi pelaku pengeroyokan ini.

Sementara itu, orangtua Rusman, Suyuti tidak terima anaknya digelandang polisi. Menurut dia, Rusman sebenarnya berniat menolong Bripda Afrisal yang sedang diamuk massa.

Alasannya anaknya saat insiden itu terjadi barua saja datang dari menghadiri sebuah pesta pernikahan.

Suyuti juga menyesalkan cara polisi menangkap Rusman yang melakukan kekerasan saat menangkap putranya.

"Polisi masuk rumah hanya bertanya mana Rusman dan langsung masuk kamar kemudian mengeroyok Rusman. Saya bilang, jangan pukuli anakku, silahkan bawa tapi jangan dipukuli," katanya.

Sementara itu, Rusnawati, istri Muh Yadul, juga membantah suaminya terlibat pengeroyokan Bripda Afrisal.

Saat warga mengeroyok Bripda Afrisal, Rusman menolong dan membawa Afrisal ke rumah kepala lingkungan.

Menurut Rusnawati, Afrisal yang diamankan di rumahnya sempat bicara tak karuan hingga mengundang emosi warga di sekitarnya.

Namun Afrisal tidak pernah mengaku sebagai polisi dan justru semakin banyak bicara serta menantang warga yang mengerumuninya.

Perilaku Afrisal itu memicu emosi warga yang hendak kembali menghajar anggota polisi tersebut.

Saat itu, Muh Yadul dan Rusman justru menarik Afrisal masuk ke uang tamu untuk diamankan dari amuk warga.

Kapolres Majene AKBP Sonny Maharbudi membantah tudingan yang menyebut Afrisal tengah mabuk saat pengeroyokan itu terjadi.

Sonny mengatakan, seorang pelayan Kafe Harvest mengatakan tidak seorangpun yang mabuk saat pengeroyokan terjadi.

Kapolres juga mengatakan bahwa kafe tersebut tidak menjual minuman keras.

"Bisa jadi minum di luar tapi bisa dicek darah dan itu nanti saya minta pertanggungjawabkan siapa yang benar dan salah dan saya siap. Alkohol mudah dicek. Kalau ditantang untuk membuktikan, kami siap untuk cek darah anggota kami," kata AKBP Sonny.

Menanggapi kabar yang menyebut keluarga tersangka dilarang menjenguj, Sonny menjelaskan, izin jenguk baru diberikan setelah keduanya menjalani pemeriksaan.

"Nanti akan diberi fasilitas karena masih dalam pemeriksaan nanti kalau sudah pemeriksaan baru bisa dijenguk," Sonny menegaskan.

No comments:

Post a Comment