Menurut informasi yang dihimpun Kompas.com pada Jumat (26/2/2016) dini hari sekitar pukul 00.00 WIB, Brigadir Petrus membawa kedua anaknya menuju rumah dinas Kasat Intel AKP Ahmad Kamiludin di Asrama Polres Melawi.
Tujuannya untuk menemui AKP Ahmad Kamiludin yang merupakan atasannya. Namun, di sana, Petrus bertemu dengan Kapolsek Menukung AKP Sofyan yang kebetulan menginap di rumah AKP Ahmad.
Sempat terjadi percakapan antara Petrus dan Sofyan, yang pada intinya bahwa pelaku ingin bertemu dengan kepala satuannya. Lantaran orang yang ditemui sudah tidur, Petrus pun pamit pulang ke rumahnya.
Sekitar pukul 00.20 WIB, Sofyan mendengar suara ribut-ribut dari arah rumah pelaku. Sofyan kemudian membangunkan Kasat Intelkam Polres Melawi. Keduanya kemudian mengecek rumah pelaku, dan melihat Petrus sedang duduk bersama salah satu anggota polisi.
Sementara itu, istri Petrus yang saat itu lari karena hendak dibunuh suaminya kembali lagi ke rumah. Petrus kemudian berbicara kepada istrinya.
"Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan papa ya, Dik," kata Petrus kepada istrinya, merujuk kepada kedua anak pelaku.
Istri pelaku kemudian melihat ke dalam kamar yang digunakan oleh pelaku dan mendapati kedua korban sudah tewas mengenaskan. Keduanya dibunuh dan dimutilasi.
Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Arianto membenarkan kronologi pembunuhan yang dilakukan oleh anggota kepolisian tersebut.
"Menurut keterangan istrinya, sejak seminggu ini, suaminya sering marah-marah sendiri di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita, sering mendapat bisikan," ungkap Arianto kepada Kompas.com, Jumat (26/2/2016) siang.
Arianto menambahkan, pembunuhan tersebut terjadi saat istrinya sedang tidur. Setelah terbangun, istrinya didatangi Petrus yang membawa parang berlumuran darah dan mengatakan akan membunuhnya.
Adapun kedua anak yang menjadi korban tersebut adalah F, bocah laki-laki berusia 4 tahun, dan A, bocah perempuan berusia 3 tahun.
Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Melawi. Polisi menduga, Petrus mengalami skizofrenia.
No comments:
Post a Comment