Unjuk Rasa Warnai Pembahasan Amdal Reklamasi Teluk Benoa


Ratusan orang berunjuk rasa di kantor Gubernur Bali, Jalan Basuki Rahmat, Denpasar, Jumat (29/1/2016), untuk menentang penerbitan Amdal reklamasi Teluk Benoa.

DENPASAR,  Massa melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Bali, Jalan Basuki Rahmat, Renon, Denpasar, Kamis (29/1/2016).
Mereka menolak rencana penerbitan analisis mengenai dampak lingkungan untuk proyek reklamasi Teluk Benoa.
Massa terdiri dari beberapa kelompok, antara lain Forum Masyakarat Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI), Wahana Lingkungan Hidup Bali, Jimbaran Bersatu, dan Pecatu Tolak Reklamasi.
"Kita akan terus melakukan penolakan terhadap upaya merekalamasi Teluk Benoa. Tolak reklamasi! Tolak reklamasi Teluk Benoa!" kata koordinator ForBALI, Gendo Sumardana, saat berorasi, Jumat (28/1/2016).
Dalam orasi tersebut, mereka secara bergantian menyampaikan secara tegas bahwa terdapat 70 titik kawasan suci umat Hindu yang harus dipertahankan di kawasan Teluk Benoa.
Penolakan itu juga ditujukan untuk menjaga kawasan Teluk Benoa agar tetap indah, bersih dan lestari.
"Gubernur Bali Mangku Pastika harus menolak reklamasi! Pemimpin kita yang sudah kita pilih seharusnya memihak rakyat!" kata salah satu warga yang berorasi.
Sementara itu, di dalam Gedung Wiswasaba Perkantoran Gubernur Bali, digelar diskusi untuk membahas analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terkait reklamasi Teluk Benoa.
Akibat banyaknya massa yang melakuan aksi, polisi melakukan penjagaan dan menutup jalan di depan Kantor Gubernur Bali.

No comments:

Post a Comment