Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf
JAKARTA, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf meminta Polri menelusuri penyelundupan senjata yang digunakan untuk keperluan terorisme.
Aksi teror yang terjadi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, diketahui menggunakan senjata api yang berasal dari Filipina.
"Poinnya begini, senjata itu masuk tidak dengan sendiri, kenapa bisa masuk, mungkin karena banyak jalan tikus, sehingga bea cukai tidak tahu," ujar Yusuf saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2016).
Menurut Yusuf, pasca aksi teror di Jalan MH Thamrin, kepolisian berhasil menangkap seorang berinisial A. Orang tersebut diduga menerima aliran dana dari Timur Tengah dan beberapa yayasan, kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli senjata api di Filipina.
"Perlu dipikirkan memberi kewenangan Polri untuk menyidik kasus penyelundupan yang tidak ada petugas bea cukai," kata Yusuf.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan bahwa senjata api kelompok teroris di Sarinah merupakan buatan Filipina.
Di Filipina, lanjut Badrodin, pembuatan senjata cukup bebas. Bahkan, di sana ada industri rumahan untuk membuat senjata api.
No comments:
Post a Comment