"Pasti Akan Terus Ribut, Bentrok kayak Begini Tak Ada Habisnya"


Kantor MPW PP Sumut yang dihancurkan massa IPK. Ratusan kader PP berkumpul hendak melakukan balasan, Sabtu

MEDAN,  Keluarga Monang Hutabarat (45) meminta polisi segera menangkap para pembunuh Monang, dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya.

Monang adalah warga Jalan Bambu III Medan Timur yang tewas saat bentrokan antara massa Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Jalan Thamrin-Asia, Medan, Sabtu (29/1/2016) lalu.

"Dapat kabar adik kami meninggal, terkejut semua kami sekeluarga. Kami minta usut kasus ini. Polisi harus segera menangkap dan menghukum pelaku seberat-beratnya karena adik kami meninggal sangat mengenaskan," kata Evilina Hutabarat (56), kakak Monang, Senin (1/2/2016).

Menurut Lina, sepanjang yang dia tahu, adiknya tidak mempunyai musuh di organisasi kepemudaan.

"Udah dari lajang dia masuk IPK, selama ini tak ada musuhnya, makanya kami keluarga terkejut kali," kata dia melalui sambungan telepon.

Dia pun mengaku tak yakin kedua organisasi kepemudaan ini bisa berdamai. "Pasti akan terus ribut. Bentrok kayak gini tak akan habisnya," tambah anggota keluarga lain.

Monang telah dimakamkan di TPU Islam, Jalan Sutomo, Medan. Sejumlah petinggi organisasi kepemudaan, pengurus, dan kader IPK mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.

Sementara itu, seratusan aparat gabungan melakukan pengawalan untuk mengantisipasi penyerangan. Sebab, saat ratusan kader IPK melayat di rumah korban, tiba-tiba sekelompok anggota PP melintas tak jauh dari lokasi.

Penyebab pasti belum diketahui. Kedua kelompok sempat bentrok, saling lempar batu, hingga melebar ke di simpang Jalan Glugur, Medan.

Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Ngadino mengaku akan memproses masalah hukum terkait kematian dua kader IPK, yakni Monang Hutabarat dan Saprin.

Kini, polisi sudah memeriksa 30 orang, sementara Polresta Medan memeriksa empat orang pada Minggu (31/1/2016). Namun, belum ada penetapan tersangka.

"Pelakunya sudah teridentifikasi, tetapi motifnya belum jelas. Awalnya, ada kelompok yang melintas. Mungkin ada ucapan yang memancing ketersinggungan, maka terjadilah bentrok di Jalan Thamrin itu," kata Ngadino.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu lalu, situasi Kota Medan seketika mencekam. Aparat gabungan TNI dan Polri menurunkan kekuatan penuh untuk mencegah bentrok berulang.

Namun, pada Minggu, bentrokan susulan masih terjadi di sejumlah ruas jalan, seperti di Jalan Juanda, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Yos Sudarso Simpang Glugur, dan Jalan Djamin Ginting, Medan.

No comments:

Post a Comment