Sebelum Meledak, Mortir Pelontar Granat Dikira Emas
Samsuar (12) korban ledakan peluru GLM sedang menjalani perawatan yang ditangan tim medis di ruang IGD RSUD Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Sabtu (30/07/16)
MEULABOH, Dua orang anak warga Desa Meutulang, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat, yang menjadi korban ledakan peluru pelontar granat (Grenade Launcher Mortir/GLM) hingga mengalami luka parah. Awalnya mereka sempat mengira benda yang ditemukan di sungai itu adalah emas. Mereka mengetok dengan menggunakan batu dan membantingnya karena penasaran ingin mengetahui isi dari benda yang mereka anggap bernilai.
“Pertama, saya yang temukan benda itu di dalam sungai saat mencari ikan, awalnya kami pikir benda itu emas karena warnanya agak kuning dan sudah berkarat, sehingga saya ketok dan melempar tidak terjadi apa-apa, kemudian saat lempar oleh Samsuar benda itu meledak dan mengenai tubuh kami” kata Fachrul (15) saat ditemui wartawan di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Minggu (31/07/16).
Peluru GLM tersebut diduga sisa konflik Aceh beberapa waktu silam. Dua anak tersebut bersepakat akan membagi hasil sama jika benda tersebut laku terjual nantinya.
“Kami pikir isi didalamnya emas, sehingga kami bersepakat nanti hasilnya kami bagi dua, rencana kami nanti kami beli mobil satu seorang,” kata Fachrul (15) dengan polos.
Mencari ikan di sungai Krueng Gume setiap hari setelah pulang dari sekolah sudah menjadi kebiasaan Fahrul dan Samsuar sejak lama.
Namun nahas, Sabtu (30/07/16) siang kemarin mereka malah menemukan peluru GLM aktif yang dianggap sebagai benda mahal.
Akibat ledakan keras puluru GLM, Samsuar mengalami luka parah di bagian wajah dan Fachrul mengalami luka parah di paha kanannya.
Hingga kini Fachrul dan Samsuar masih harus menjalani perawatan di ruang anak RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. Saat ini kondisi keduanya mulai membaik dari hari sebelumnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment