Sekolah Semesta Bilingual Boarding School (SBBC) Semarang, Jumat (29/7/2016)
SEMARANG, Pengelola Sekolah Semesta Bilingual Boarding School (SBBC) Semarang, Jawa Tengah menyatakan tuduhan Pemerintah Turki terhadap sekolahnya merupakan suatu fitnah.
"Kami yakin apa lalukan bukan pelanggaran, bukan yang seperti
dituduhkan pada kita. Ini fitnah luar biasa, melanggar prinsip-prinsip
keadilan," kata Kepala Sekolah SMP-SMA SBBC Semarang, Muhammad Haris,
saat didatangi di sekolahnya, Jumat (29/7/2016).
Kedutaan Besar Turki di Indonesia sebelumnya menyebutkan ada sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Salah satunya SSBC Semarang ini.
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Gulen pun kini diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Menurut Haris, tuduhan bahwa sekolahnya sebagai jaringan Gulen tidak benar. Sekolahnya pun tidak mempunyai afiliasi secara langsung pada Gulen.
"Kita tunduk pada dinas pendidikan. Istilah teroris ini menyakitkan semua yang ada di sekolah ini. Kami akan ke Jakarta, karena ini hubungan negara sama negara," kata dia.
Ia pun menyangkal pernyataan dari Kedubes Turki tersebut. Apalagi pernyataan dilakukan secara sepihak. Pengangkutan sekolahny sebagai jaringan Gulen lebih masuk pada wilayah politik.
"Itu politik Turki. Semua sekolah di Indonesia tidak secara langsung di bawah Pemerintah Turki atau Gulen, tidak," ujar dia.
"Kita pernah kerjasama dengan Turki, dibawah Gulen. Berdasarkan aturan pemerintah, sekolah yang kerjasama dengan asing menggaet LPA. Kita SPK kerjasama dengan Cambridge AS, buku-buku ada Oxford dan sebagainya. Mana yang bisa membantu pendidikan kita pakai, tidak hanya dari Turki," tambahnya.
Pihak sekolah bersama para sekolah lain pun berencana mengadukan hal ini ke Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan ke kedutaan Turki. Pihak sekolah juga akan berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan.
Kedutaan Besar Turki di Indonesia sebelumnya menyebutkan ada sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Salah satunya SSBC Semarang ini.
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Gulen pun kini diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Menurut Haris, tuduhan bahwa sekolahnya sebagai jaringan Gulen tidak benar. Sekolahnya pun tidak mempunyai afiliasi secara langsung pada Gulen.
"Kita tunduk pada dinas pendidikan. Istilah teroris ini menyakitkan semua yang ada di sekolah ini. Kami akan ke Jakarta, karena ini hubungan negara sama negara," kata dia.
Ia pun menyangkal pernyataan dari Kedubes Turki tersebut. Apalagi pernyataan dilakukan secara sepihak. Pengangkutan sekolahny sebagai jaringan Gulen lebih masuk pada wilayah politik.
"Itu politik Turki. Semua sekolah di Indonesia tidak secara langsung di bawah Pemerintah Turki atau Gulen, tidak," ujar dia.
"Kita pernah kerjasama dengan Turki, dibawah Gulen. Berdasarkan aturan pemerintah, sekolah yang kerjasama dengan asing menggaet LPA. Kita SPK kerjasama dengan Cambridge AS, buku-buku ada Oxford dan sebagainya. Mana yang bisa membantu pendidikan kita pakai, tidak hanya dari Turki," tambahnya.
Pihak sekolah bersama para sekolah lain pun berencana mengadukan hal ini ke Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan ke kedutaan Turki. Pihak sekolah juga akan berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan.
No comments:
Post a Comment