Gubernur Bali Made Mangku Pastika
DENPASAR, Salah satu warga bernama Wayan Sulatra bertanya soal reklamasi Teluk Benoa, Bali, kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam acara Simakrama atau tatap muka Gubernur dengan warga di Wantilan DPRD Bali, Sabtu (30/7/2016).
"Memang banyak orang bertanya, jangankan Pak Sulatra, Pak Jokowi saja tanya, 'Apa yang salah dengan reklamasi?'" kata Pastika.
"Beliau (Presiden Jokowi) bilang kepada saya, 'Singapura itu setengah negaranya reklamasi. Belanda itu satu provinsi reklamasi, Dubai itu lima kali besar negaranya juga reklamasi'," kata Pastika.
Mantan Kapolda Bali ini juga menyampaikan bahwa reklamasi dinilai tidak salah sepanjang dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
"Sebenarnya itu tidak salah sepanjang sesuai aturan yang ada. Tetapi kembali, cara berpikir kita kadang-kadang, ya mungkin kepentingannya ada yang terganggu, barangkali seperti itu. Ada sekelompok orang, membuat sebagian orang menjadi menolak itu (reklamasi)," ungkapnya.
Pastika juga berpendapat bahwa pemahaman manfaat dilakukan reklamasi Teluk Benoa harus dilakukan pelan-pelan dan tidak secepat yang diinginkan, sedikit demi sedikit diberikan kesadaran.
Mereka yang menolak dinilai tidak memikirkan lapangan kerja. Setiap tahunnya, menurut Pastika, lebih dari 25.000 orang yang tamat S-1 di Bali, belum termasuk tamatan D-3 ataupun SMK.
"Banyak lapangan kerja harus disiapkan. Celakanya, anak-anak kita ikut demo juga itu yang akan disiapkan lapangan kerja. Apa pun keputusannya, saya kira bertujuan baik," tegas Pastika.
"Beliau (Presiden Jokowi) bilang kepada saya, 'Singapura itu setengah negaranya reklamasi. Belanda itu satu provinsi reklamasi, Dubai itu lima kali besar negaranya juga reklamasi'," kata Pastika.
Mantan Kapolda Bali ini juga menyampaikan bahwa reklamasi dinilai tidak salah sepanjang dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
"Sebenarnya itu tidak salah sepanjang sesuai aturan yang ada. Tetapi kembali, cara berpikir kita kadang-kadang, ya mungkin kepentingannya ada yang terganggu, barangkali seperti itu. Ada sekelompok orang, membuat sebagian orang menjadi menolak itu (reklamasi)," ungkapnya.
Pastika juga berpendapat bahwa pemahaman manfaat dilakukan reklamasi Teluk Benoa harus dilakukan pelan-pelan dan tidak secepat yang diinginkan, sedikit demi sedikit diberikan kesadaran.
Mereka yang menolak dinilai tidak memikirkan lapangan kerja. Setiap tahunnya, menurut Pastika, lebih dari 25.000 orang yang tamat S-1 di Bali, belum termasuk tamatan D-3 ataupun SMK.
"Banyak lapangan kerja harus disiapkan. Celakanya, anak-anak kita ikut demo juga itu yang akan disiapkan lapangan kerja. Apa pun keputusannya, saya kira bertujuan baik," tegas Pastika.
No comments:
Post a Comment